Apa yang anda ketahui tentang peradaban Mesopotamia Kuno ?

Mesopotamia adalah daerah kuno yang terdapat di wilayah yang sekarang disebut Irak. Mesopotamia berasal dari kata Meso dam Potomes. Meso yang artinya tengah dan Potomes artinya sungai, jadi Mesopotamia adalah daerah yang diapit oleh 2 sungai yaitu Eufrat dan Tingris sehingga wilayah ini sangat subur dan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain (Daerah Bulat Sabit ). Nama Mesopotamia ini diberi oleh seorang yunani yang bernama Herodotus. Karena bagusnya daerah ini Herodotus memberi nama Taman Surga.

1 Like

Mesopotamia dianggap merupakan peradaban tertua di muka bumi sejak evolusi manusia. Penetapan ini didasarkan karena belum ada bukti lagi yang ditemukan bahwa telah ada masyarakat sebelum mereka. Timeline Mesopotamia kuno berlangsung sekitar 3300 SM - 750 SM. Mesopotamia umumnya dikreditkan menjadi tempat pertama di mana masyarakat beradab benar-benar mulai terbentuk.


Gambar Ilustrasi peradaban Mesopotamia kuno

Sekitar 8000 SM , manusia kuno mulai menemukan konsep pertanian, dan perlahan-lahan mulai menjinakkan hewan yang bertujuan untuk makanan serta untuk membantu di bidang pertanian. Selain itu juga sudah diciptakan seni. Tapi semua ini adalah bagian dari budaya manusia, bukan peradaban manusia. Dan kemudian Mesopotamia muncul yang kemudian menambahkan dan memformalkan semua sistem ini, menggabungkan manusia-manusia untuk membentuk peradaban pertama. Mereka hidup makmur di wilayah yang sekarang disebut Irak modern. Peradaban Mesopotamia kemudian dikenal sebagai Babilonia, Sumeria dan Asyur.

Mesopotamia terletak di antara dua aliran sungai Tigris dan Eufrat, kurang lebih 170 mil dari teluk Persia. Sungai-sungai tersebut mengalir dari kawasan pegunungan Asia minor sebelah barat daya Mesopotamia. Negara- negara awal di Mesopotamia berupa negara-negara kota ( city-stales ) di lembah bagian bawah. Masing-masing mungkin telah memiliki tanggung jawab secara independen dalam membuat irigasi dan pemeliharaannya. Bagaimanapun terkadang terjadi konflik dan menolak adanya hegemoni atau kepemimpinan seseorang atau yang lain (Christoper, tt: 34).


Gambar Wilayah peradaban Mesopotamia dalam peta modern

Peradaban superior pertama dimulai dari bangsa Sumeria pada masa neolitik. Orang-orang Sumeria ini diperkirakan datang dari kawasan perbukitan sebelah timur laut Mesopotamia sebelum tahun 4000 SM, penduduk Semit telah ditemukan di sana. Raji al Faruqi menyebutkan bahwa terjadinya imigrasi orang-orang Sumeria dari daerah pegunungan ke lembah Tigris-Eufrat ini disebabkan adanya badai yang melanda daerah tersebut (Al Faruqi, 1974). Daerah semenanjung Arabia, Tigris - Eufrat dan Syria besar yang secara umum disebut dengan kawasan Timur dekat, secara kontinu memiliki kesatuan budaya, bukan politik. Asia dekat secara umum memakai bahasa semit. Hal ini dapat diidentifikasi melalui akar bahasa.

Orang-orang Sumeria mulai memimpin dan membangun proyek irigasi guna memajukan kehidupan perkampungan. Sekitar tahun 3500 SM mereka telah menghasilkan peradaban yang maju, dengan perkembangan kota-kota, sistem organisasi politik, etika religius dan pemerintahan negara- kota ( city-state ) dengan menekan pada aspek peradaban yang baik (Al Faruqi, 1974). Pemakaian logam dan sistem penulisan sudah dipakai pada masa ini. Sementara di daerah selatan telah berkembang negara-negara kota di bawah pemimpin komandan perang, pendeta atau penasehat irigasi. Kondisi semacam ini tidak memungkinkan adanya sentralisasi kekuasaan dengan pemerintahan pusat yang kuat. Akibatnya pertempuran sering terjadi untuk memperebutkan pengaruh di masing-masing kawasan yang dikuasai (Wallbank, 1949).

Pada abad ke-26 SM bangsa Somit dari Akkadia menguasai Mesopotamia selama dua abad yaitu 2500-2300 SM. Mereka menguasai mulai dari Teluk Persia sampai masuk Mesopotamia. Meskipun mereka menguasai kota-kota yang dibangun oleh bangsa Sumeria, namun mereka tidak merusak budaya yang ada, bahkan mengadopsinya mulai dari tulisan, sistem kalender dan cara bisnis, sehingga terjadi asimilasi budaya yang kondusif. Tahun 2300 SM merupakan kebangkitan orang-orang Sumeria yang ditandai dengan munculnya raja Shirar yang menamakan dirinya sebagai raja Sumeria-Akkadia, tetapi supremasi ini hanya berlangsung sangat singkat. Akhir milenium ketiga, bangsa Sumeria-Akkadia ditaklukkan oleh bangsa Semit lainnya yaitu Syria. Ketika dipimpin oleh raja Hammurabi (1943-1905 SM). Mereka memperluas ekspansinya sampai ke kawasan Assyria dengan Babylon dijadikan ibu kota kerajaan. Setelah berdirinya emperium bangsa Semit yang kedua ini, bangsa Sumeria tidak pernah muncul lagi dalam sejarah politik, tetapi bagaimanapun peradaban yang telah mereka bangun merupakan pondasi bagi peradaban seluruh penakluk di lembah Tigirs-Eufrat (Wallbank, 1949).

Kota-kota yang dibangun oleh bangsa Sumeria merupakan kota-kota kecil di atas bukit buatan dengan dikelilingi tembok-tembok sebagai pertahanan. Dinding-dinding dikonstruk dari batu merah, sementara rumah-rumah penduduk berada di sebelah selatannya. Di tengah-tengah setiap kota atau desa terdapat pusat aktivitas konstitusi dan bangunan kuil yang dianggap sakral sebagai pusat ritual keagamaan.

Pertanian merupakan landasan aktivitas ekonomi, di samping itu orang Sumeria mengembangkan irigasi dan dapat menghasilkan panen dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan adanya industri kebutuhan keseharian. Secara umum, mereka sudah menggunakan bajak sebagai alat untuk meng- olah tanah pertanian. Sistem transportasi dengan menggunakan kereta dan kereta tempur telah dipakai. Pemberian kredit juga telah diperkenalkan pada masa kekuasaan bangsa Sumeria. Aktivitas perdagangan orang-orang Sumeria meliputi area yang sangat luas, para kafilah mengadakan perjalanan ke utara, barat sampai kawasan timur Mediterania dan Mesir. Terdapat indikasi bahwa mereka telah mengadakan kontak dagang dengan India. Sementara dalam bidang organisasi sosial secara umum hampir sama dengan Mesir, terdapat hubungan tertutup dengan agama. Para penguasa diperlakukan sebagai dewa dan absolut. Perkembangan sosial didasarkan pada pengaturan kemakmuran bagi seluruh wilayah yang dikuasai (Wallbank, 1949).

image
Gambar Saluran Irigasi mulai dibuat untuk menunjang pertanian bangsa Mesopotamia

Dalam bidang arsitektur, orang-orang Sumeria menggunakan bahan batu bata sebagai bahan pokok bangunan, karena di daerah Mesopotamia tidak terdapat batu-batu besar sebagaimana di lembah Nil Mesir. Seluruh bangunan dan rumah-rumah hampir menggunakan batu bata ini. Bangunan- bangunan penting bangsa Sumeria adalah kuil-kuil dengan menara-menaranya yang menjulang tinggi ( temple lowers ) atau disebut dengan ziggurat. Ziggurat ini terdiri dari loteng-loteng, setiap tingkat lebih kecil dari yang sebelumnya. Struktur bangunan kuil dengan menara-menaranya yang tinggi seolah menghubungkan antara bumi dan langit (Christoper, tt: 2002). Pada satu sisinya terdapat tangga berbentuk segitiga sebagai jalan masuk. Setiap tingkat diberi warna-warna simbolik, hitam merepresentasikan sesuatu di bawah bumi, merah melambangkan bumi itu sendiri, sementara biru merupakan simbol linggit atau surga. Di kuil tersebut terdapat taman yang bertingkat-tingkat menjulang tinggi di atas dataran lembah. Warna-warni yang bervariasi pada kuil yang berderet jika terkena sinar matahari akan menghadirkan keindahan yang spektakuler. Seni pahat yang diekspresikan dalam bentuk- bentuk relief memberikan pesan dan gambaran tentang figur-figur mereka, serta memberikan informasi tentang sistem pemerintahan, peralatan perang, lencana pakaian dan hewan-hewan kesukaan (Wallbank, 1949). Agama bangsa Sumeria adalah politeisme dengan memiliki dewa-dewa sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti dalam perang, dan kehidupan keseharian. Mereka tidak memiliki konsep yang jelas tentang hari akhir (surga dan neraka). Agama bagi mereka merupakan tuntutan dan kontrol bagi aktivitas mereka di dunia agar terhindar dari kekacauan (Smar, 1998).


Gambar Arsitektur bangunan peradaban Mesopotamia

Literatur yang ditinggalkan oleh bangsa Sumeria lebih signifikan daripada di Mesir. Syair yang menceritakan tentang penciptaan dan banjir mirip dengan cerita dalam agama Yahudi. Cerita-cerita lain lebih bersifat mitos, seperti legenda tentang Etana seorang pengembala yang menelusuri surga untuk mencari obat atau ramuan sumber kehidupan bagi seorang nelayan. Adapa adalah seorang seperti Adam yang kehilangan pakaian kehidupan abadinya (Wallbank, 1949: 75). Kontribusi lain bangsa Sumeria terhadap peradaban adalah teknik peperangan, dalam bidang matematika mereka telah membuat kemajuan yang sangat panting, yaitu sistem bilangan yang didasarkan pada 60 unit geometri yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk bangunan. Sistem pemerintahan, organisasi bisnis, dan hukum international adalah paling awal di dunia (Wallbank, 1949: 75).

Adapun budaya Semit pasca kekuasaan bangsa Sumeria yang paling menonjol adalah pada masa pemerintahan Hammurabi dengan menjadikan Babylon sebagai ibu kota. Dia adalah penguasa terbesar pertama di dunia yang membuat hukum-hukum dan aturan-aturan yang konkrit sebagai kode hukum tertua yang eksis (Bogardus, 1995: 32-33). Sebagai contoh adalah “mata untuk mata”, bagi orang yang mencederai mata orang lain, maka dia dihukum dengan hukuman sejenis. Bagi seorang anak yang menyakiti atau memukul orang tuanya, maka hukumannya adalah potong jari. Demikian halnya bagi para koruptor. Seorang yang membangun rumah, sementara bangunannya tidak kokoh sehingga roboh dan menimpa pemiliknya, jika sampai mati, maka hukuman bagi yang membangun rumah tersebut adalah hukum mati. Meskipun kode hukum ini lebih ditujukan untuk dunia laki-laki, namun status wanita agak dijunjung tinggi. Selain itu terdapat perkembangan yang sangat penting dalam prosedur bisnis dengan menggunakan dokumen-dokumen (Wallbank, 1949).

Setelah tahun 1800 SM, Babylonia mengalami masa kemunduran atau masa transisi di kawasan Mesopotamia, yaitu masa disintegrasi dan mengalami perjalanan yang sangat panjang selama enam abad dengan ditandai oleh berdirinya banyak dinasti-dinasti kecil. Emperium Hittite merupakan kelompok yang semi independen dengan seorang raja yang kuat, pemerintahannya bersifat otokrasi. Emperium ini tidak banyak dicatat dalam sejarah, karena asal mereka misterius (Wallbank, 1949). Akan tetapi masa ini telah menghasilkan kode hukum yang bersilat kosmopolit yang disebut dengan kode Hittite. Kode ini mirip dengan kode-kode hukum Asia timur (Bogardus, 1995).

Negara kecil lain adalah Lydia, muncul di daerah Asia minor, kemakmuran mereka berasal dari emas dan komersial. Uang koin telah dipakai dalam emperium ini. Tidak seperti negara-negara kecil lain, Lydia secara independen telah mampu melawan Assyria, yang akhirnya ditaklukkan oleh kekuatan dari Persia di abad keenam SM. Selain Lydia adalah Phoenicia. Bangsa ini memiliki kelebihan perdagangan dan navigasi. Mereka terampil dalam bidang manufaktur, tekstil, barang-barang logam, kaca serta memiliki kawasan perdagangan yang luas. Dalam bidang literatur, mereka sangat tertinggal. Kontribusi yang cukup berarti adalah pengenalan alfabet. Bangsa lain yang semacam dengan Phoenicia adalah bangsa Aramean yang menguasai sekitar Damaskus. Mereka tidak banyak memberikan kontribusi dalam peradaban (Bogardus, 1995).

Bangsa Semit yang sedikit banyak telah memberikan kontribusi dalam bidang peradaban adalah bangsa Yahudi atau Israel, khususnya dalam bidang etika religius, tetapi mereka lemah dalam bidang politik. Tradisi orisinil mereka adalah membuat rumah di kawasan bawah sungai Eufrat. Ibrahim (Abraham) merupakan orang pertama peneliti sistem patriarki bagi bangsa Yahudi. Dari tahun 1400-1200 SM, mereka masuk ke dataran Kanaan yang sekarang dikenal dengan Palestina. Sementara kelompok lain diperbudak oleh bangsa Mesir. Selanjutnya mereka dikeluarkan dari perbudakan oleh seorang pahlawan national mereka, yaitu Musa (Moses) dengan membawa sepuluh perintah Tuhan ( Ten Commandments ) dan konsep baru tentang Tuhan. Sekitar tahun 1025 SM, bangsa Yahudi dipimpin oleh Saul, seorang penguasa yang paling terkenal di Palestina dengan membuat kerajaan, kemudian diambil alih oleh Daud (David) (1000-960 SM). Ia telah membuat Yerusalem menjadi kuat dan sebagai pusat kekuasaan di Palestina dan Syria. Setelah itu diteruskan oleh anaknya yaitu Sulaiman (Solomon), dengan gaya hidup yang mewah yaitu membangun kuil megah di Yarussalem. Pengaruh kekuasaannya, ia mampu memperistri putri Firaun. Kekuasaan Sulaiman berlangsung singkat, karena telah mengambil pajak dari rakyatnya terlalu berat (Bogardus, 1995).

Pada awalnya bangsa Yahudi adalah penganut politeisme, namun setelah kedatangan para nabi di tengah-tengah mereka, mereka menjadi penganut monoteisme. Periode baru bagi kawasan bulan sabit yang subur adalah setelah kedatangan Bangsa Assyria. Bangsa ini merupakan kekuatan baru yang mampu menaklukkan wilayah Timur dekat. Pada tahun 910 SM mereka menguasai Babylonia, 860 SM Mediterania telah dikuasai dan mengontrol Syria, tahun 722 terbentuklah dinasti baru bagi bangsa Assyria dengan raja pertamanya adalah Sargon 11. Program utamanya adalah menguasai seluruh kawasan subur bulan sabit. Bagaimanapun dia dan keturunannya adalah sebagai arsitek emperium terbesar bagi dunia Barat sebelum abad 6 SM. Rahasia kesuksesannya adalah dukungan kekuatan militer yang tiada bandingnya, meneror terhadap siapa saja yang berani melawan penguasa Assyria, dan sistem administrasi propinsi yang lebih maju.

Pasukan kavaleri dengan jumlah yang besar marupakan pasukan pertama yang menggunakan senjata dari besi, seperti busur dan peradaban panah ditambah lagi dengan pasukan berkuda dan kereta. Kekejaman pasukan sangat mewarnai setiap kali menaklukkan daerah baru dengan membumihanguskan daerah taklukan dan membakar siapa saja yang ditemui. Faktor ketiga dari kesuksesan bangsa Assyria adalah sistem koordinasi yang baik dalam administrasi politik. Kondisi semacam ini membentuk peradaban menjadi lebih kosmopolit. Secara keseluruhan Assyria membuka babak baru dalam sejarah politik dengan menggunakan agen-agen baru dalam organisasi internal serta sistem sentralisasi. Para pembantu raja secara kontinu mengirimkan perintah-perintah raja kepada para gubernur di propinsi, sehingga sistem jasa post sudah dipakai pada masa ini (Bogardus, 1995).


Gambar Denah istana Sargon

Dalam bidang seni dan arsitektur para raja Assyria membangun istana megah, istana Sargon dibangun dalam tembok-tembok kota yang tebal seperti benteng, kuil-kuil dan ziggurat juga dibangun dengan megah. Pintu gerbang istana dibuat dengan tanduk-tanduk banteng dan patung kepala manusia sebagai ciri khasnya. Di istana dihiasai relief-relief batu yang diberi warna- warna yang cemerlang. Dari relief-relief tersebut mengekspresikan tentang figur-fugur mereka, peperangan dan perburuan. Sejarah raja-raja dipelihara dengan baik yang tiada tandingnya. Terdapat perpustakaan besar pertama yang berisi sekitar 22.000 buah lembaran dari tanah liar, berisi tentang nyanyian-nyanyian orang Sumeria, ritual-ritual kuil, mitologi penciptaan, banjir besar, tata bahasa dan teks-teks kedokteran. Setiap lembar diberi tanda oleh raja pemilik lembaran tersebut (Bogardus, 1995). Kemunduran bangsa Assyria disebabkan oleh kekejaman yang membawa implikasi dan reaksi dari bawah. Sumber ekonomi yang mengandalkan rampasan perang. Penaklukan sudah terlalu lama akan mengurangi sumber ekonominya. Emperium yang luas akan mempersulit dalam mengatur kelas- kelas masyarakat.


Gambar Interior bagian dalam istana Sargon


Gambar Gerbang depan Istana Sargon

Setelah keruntuhan emperium Assyria pada tahun 612 SM, disusul oleh kekuatan baru yaitu bangsa Chaldean. Kerajaannya menguasai kawasan yang luas, Babylon dijadikan ibu kota kerajaan dan menguasai seluruh kawasan bulan sabit. Babylonia dibangun kembali menjadi kota terbesar, dengan dinding-dinding yang besar dan hebat. Di atasnya terdapat sederetan rumah- rumah kecil, setiap sisinya terdapat ruang yang cukup untuk dilewati kereta. Di tengah kota terdapat jalan dengan pintu gerbang besar. Di dalam kota juga dibangun kuil-kuil. Yang paling besar adalah kuil Marduk. Istana yang dilindungi oleh dinding-dinding dan menara yang bertingkat-tingkat. Setiap tingkat banyak ditumbuhi pepohonan dan bunga-bunga, atap dari taman ini sering disebut dengan taman gantung yang menjadi salah dari keajaiban dunia (Bogardus, 1995).


Gambar Kronologi peradaban mesopotamia

Orang Babylonia sangat tertarik dengan perbintangan yang dianggap memberi informasi tentang nasib masa depan. Oleh sebab itu, astronomi mengalami kemajuan pesat pada masa ini. Mereka telah mengenal dua belas rasi bintang yang diidentifikasi melalui dua belas segi zodiak. Lima buah planet yang dikenal menjadi nama-nama dewa penting bagi bangsa Chaldean. Planet-planet tersebut adalah Marduk atau Jupiter, Nabu atau Mercurius, Ishtar atau Venus dan lainnya (Bogardus, 1995).

Sumber : Mustofa Umar, Mesopotamia dan mesir kuno: Awal Peradaban Dunia Universitas Islam Negeri Alaudin Ujungpandang

Referensi :

  • Al Faruqi, Ismail Raji. 1974. Historial Atlas of the Religious of the World. New York: Macmillah Publishing, Inc.
  • Wallbank, T. Walter dan Tylor Alastair. 1949. Civilzation Past and Present New York: Scolt, Foresman and Company.
  • Smar, Ninie. 1998. The World Religious. Cambridge: Cambridge University
  • Bogardus, Emory S. 1995. The Development of Social Thought. USA: Longmans, Green and Co.

mesir

Dalam ilmu peradaban , sejarah mengatakan bahwa Mesir adalah salah satu negeri tertua dimuka bumi sejak evolusi manusia yang berjaya sekitar 6000 SM awal, dengan ditandainya beberapa fosil peninggalan seperti manuskrip dan corak pada prasasti ataupun rekonstruksi-rekonstruksi yang dibuat sekitar 3500 SM.

Negeri ini terletak disebelah timur laut benua Afrika, dan berpusat di daerah hilir Sungai Nil, yakni kawasan yang sekarang menjadi wilayah negara Mesir. Peradaban ini dimulai dengan unifikasi Mesir Hulu and Hilir sekitar 3150 SM , dan berkembang selama kurang lebih tiga millennium . Penyatuan kedua wilayah tersebut, dikenal sebagai Mesopotamia sekaligus menjadi wilayah kebesaran pada masa peradaban Mesir Kuno. Setelah melawati banyak invasi dan social politic dari berbagai suku dan bangsa, akhirnya kekuasaan Mesir berhasil ditaklukan pada tahun (356-323) SM.

Zaman Pra Dinasti (5000) SM

Pada masa pra dinasti 5000 SM, aktifitas diwilayah Mesir Kuno mulai bermunculan kembali setelah sebelumnya menghilang sekitar 50.000 SM diakibatkan tanah yang tandus karena kekeringan oleh perubahan iklim dan dikenalkan kepada zaman batu. Mereka menghilang entah karena sibuk mengukir, mamahat, melakukan ekspansi ataupun bermusafir diberbagai tempat untuk mencari tempat tinggal baru. Masyarakat pemukim yang dulunya berburu dan peramu juga mulai berdatangan dan berevolusi menjadi masyarakat agraris dan peternak serta hidup dalam kesetaraan tanpa adanya diferensiasi atau stratifikasi sosial seperti sekarang.

Mesopotamia memiliki tanah yang subur dan peradaban yang maju, sehingga banyak mendorong bangsa lain berdatangan untuk membangun dan mengembangkan peradaban disana dan menyebarluaskannya diberbagai wilayah. Bangsa Sumeria yaitu penduduk asli wilayah Mesopotamia, menjadi bagian pertama yang merintis peradaban Mesopotamia, mulai dari pembuatan tembikar, surat kabar, berternak, bercocok tanam, dan berdagang dengan sistem barter.

Bangsa Sumeria datang dari daerah lembah, gurun dan pegunungan diluar Mesopotamia sekitar 4000 SM dan melakukan invasi diwilayah Mesopotamia serta melakukan jalur dagang pertama sampai ke India sebelum para pemukim bangsa lain berdatangan.

Sebelum bangsa Sumeria, bangsa Ubaid sudah lebih dulu tinggal dan bermukim disana dengan terlihat adanya teknologi irigasi yang ikut menentukan sistem pertanian kuno, tetapi tidak banyak keterangan dari bangsa ini. Pendapat lain menyatakan bahwa Ubaid adalah wilayah di Irak yang sekarang bernama Al-Ubaidi yang didiami oleh bangsa Sumeria antara (5000-4000) SM . Oleh karna itu dinamakan Periode Ubaid dan dilanjutkan oleh Periode Uruk dan Periode Jamdet Nasr .