Apa yang anda ketahui tentang penyakit Panlekopeni pada kucing?

kucing

Apa yang anda ketahui tentang penyakit Panlekopeni pada kucing? Bagaimana penyembuhannya ?

Panlekopeni adalah penyakit serius yang cukup berbahaya pada kucing. Penyakit ini diakibatkan oleh virus. Angka kematian berkisar 25 – 85 % pada kucing yang belum divaksinasi. Penyakit mudah menular ke kucing lain, tetapi tidak menular pada manusia dan anjing.

Kucing-kucing tua biasanya imun terhadap penyakit ini walaupun sewaktu muda tidak menderita penyakit. Maka dari itu disangka PK dapat berjalan subklinis atau sangat ringan. Biasnya PK menyerang kucing berumur kurang satu tahun yang tidak divaksinasi. Waktu inkubasi ialah dua sampai sepuluh hari dengan rata-rata enam hari. Dalam taraf penyakit ini terjadi lekopeni dan yang berkurang ialah jumlah limfosit; jumlah netrofil hanya turun sedikit. Prognosis dan parah penyakit biasanya bergantung pada taraf lekopeni. Selama 24 jam sesudah gejala klinis timbul maka kucing menderita demam dan kucing sering muntah-muntah. Mula-mula yang dimuntahkan ialah makanan, kemudian bila lambung sudah kosong, barulah lendir putih atau lendir bercampur empedu. Hewan kehilangan nafsu makan dan bersikap sangat letargis (indolen). Kucing sakit itu sering berbaring di tempat dingin dekat air (biasanya di selokan). Sekali-kali hewan mencoba minum. Air ludahnya mengotori kaki dan dagunya dan secara cepat memperlihatkan gejala-gejala pengeringan turgor kulit berkurang dan rambut menjadi kering dan suram. Sesudah 24-48 jam pertama maka suhu badan turun; kebanyakan infeksi kuman-kuman sekunder menyebabkan suhu badan tinggi atau bersifat intermittens.

Sesudah beberapa hari maka terlihatlah diare yang mengotori bagian belakang kucing. Oleh karena diare ini maka kucing menjadi terlihat lebih kering lagi. Mata surut dalam rongganya dan membrana nictitans yang pucat menutup sebagian mata. Palpasi abdomen menimbulkan rasa nyeri. Biasanya kucing mati sesudah sakit 3-4 hari. Bila kucing sembuh dan hal ini jarang sekali terjadi maka lambat-laun suhunya menjadi normal lagi: demikian pula jumlah darah putih. Biasanya kucing memerlukan beberapa minggu sebelum kondisi badannya pulih kembali.

Pada anak kucing yang masih menyusu, PK dapat menjadikan hipoplasi serebelar dan anak kucing itu kemudian berjalan ataktis. Sekali-kali kucing mati secara akut, tanpa memperlihatkan gejala-gejala penyakit yang jelas dan maka dari itu disangka mati karena keracunan. Virus PK dan virus yang menyebabkan feline rhinotracheitis demikian pula calici feline virus dapat bersamaan menyerang kucing dan dengan demikian menimbulkan gejala-gejala dari pihak tractus respiratorius bagian depan.

Perubahan Patologis-Anatomis

Perubahan-perubahan pada seksi tidak selamanya jelas. Subkutis kering. Perubahan yang paling menyolok biasanya di temukan di bagian sepertiga muka dan tengah pada usus halus. Di sini sering terlihat enteritis bersifat kataral atau pseudo-membranosa. Bagian terkena biasanya dari luar sudah terlihat merah karena hiperemi: bagian usus itu juga terlalu luas dan tidak berkontaksi (atoni).

Bila usus dibuka maka ia tidak melengkung akan tetapi melekat rata pada meja seksi. Pada enteritis pseudo-membranosa epitel usus tertutup oleh lapisan-lapisan kecil atau benang-benang fibrin dan/atau jaringan nekrotik. Membran teropong meniru lumen usus. Pada bidang mukosa usus terlihat perdarahan dan mungkin defek-defek yang sudah dilihat secara makroskopis. Kelenjar limfe mesenterial biasanya membesar dan beredema: perdarahan-perdarahan juga dapat ditemukan pada bidang luar atau bidang sayatannya.

Edema dan perdarahan-perdarahan ini juga sekali-kali terlihat pada timus. Juga laringitis dan faringitis bersifat pseudo-membranosa dapat terlihat. Bila tulang panjang dibuka maka sumsum tulang nyata empuk atau encer dan berwarna pucat dan merah. Pada anak kucing baru lahir dapat ditemukan hipoplasi serebelar.

Perubahan Histo-Patologis

Perubahan-perubahan histologis bersifat khas. Kucing yang mati karena panlekopeni memperlihatkan perubahan-perubahan yang menyolok pada usus halus, limpa, kelenjar limfe dan sumsum tulang. Juga kolon sering terkena. Pada mukosa usus halus sampai ilium banyak epitel hilang; villi tidak terlihat lagi. Sel-sel yang masih ada mengandung lebih banyak vakuol daripada normal. Inti sel bengkak dan di dalamnya dapat ditemukan badan inklusi. Badan-badan ini terutama ditemukan pada epitel kelenjar usus dan dalam sel-sel retikulum kelenjar limfe.

Kelenjar-kelenjar limfe dan limpa hampir tidak mengandung lagi limfosit-limfosit (deplesi limfosit). Hanya bentuk sel-sel putih belum matang (imatur) yang ada. Sumsum tulang memperlihatkan gambar aplasi: hanya sel-sel blas yang besar dan imatur banyak ditemukan. Serebelum kucing muda dapat kehilangan seluruh atau sebagian daripada lapisan butir dan lapisan sel-sel Purkinje. Di samping itu dapat ditemukan demielinisasi, penyebukan perivaskuler dan degenerasi neuron.

Penyebaran

Bila induk kucing imun menyusui anaknya maka anak kucing itu memperoleh kekebalan laktogen. Selama tiga sampai dua belas minggu anak kucing itu secara pasif kebal. Sesudah itu hingga umur kira-kira 6 bulan anak kucing lambat-laun memperoleh imunitas aktif tanpa memperlihatkan gejala penyakit secara klinis. Jenis kucing yang dipelihara dalam keadaan isolasi (kebun binatang, peternakan kucing, dan sebagainya), imunitas secara aktif dan alami itu tidak terjadi dan bila terjadi infeksi maka angka kematian tinggi. Juga pada hewan dewasa. Kucing yang tertular menyebarkan virus melalui faeces, urin dan air liur pada stadium inkubasi dan klinis. Juga kucing yang sembuh masih mengeluarkan virus selama beberapa hari. Karena virus itu resisten maka sirkulasi virus mudah.

Pencegahan dan Pengobatan

Pemberantasan berdasarkan imunisasi. Kini dapat dibeli vaksin hidup dan yang diinaktifkan. Vaksin yang inaktif dibuat dari jaringan kucing atau mink yang terhama atau dengan virus yang dibiakan dalam biakan sel. Inaktivasi dilaksanakan dengan formaldehide. Vaksin hidup dibuat dengan virus yang dibiakan dalam sel-sel. Vaksin hidup ini memberikan proteksi yang lebih baik daripada vaksin inaktif.

Pada yang akhir ini biasanya dianjurkan revaksinasi tiap-tiap tahun. Oleh karena anak kucing dapat memiliki imunitas maternal maka bila vaksin inaktif dipergunakan maka suntikan biasanya dilakukan 2 kali yakni pada umur 10-12 dan 16-20 minggu. Vaksin hidup biasanya diberikan satu kali pada umur 3 bulan. Vaksin hidup hendaknya tidak dipergunakan pada hewan bunting atau anak kucing sangat muda, karena pada akhir ini imunitas maternal dapat meniadakan vaksinasi; vaksin hidup juga bersifat terlalu virulen untuk hewan muda. Suntikan vaksin hidup dianjurkan supaya dilakukan tiap-tiap 2 tahun karena infeksi lapangan tidak selamanya mempunyai efek booster.

Hewan sakit hendaknya diterapi secara simtomatis. Larutan garam faali demikian pula pemberian antibiotika melawan infeksi sekunder ialah terapi utama. Serum imun dapat diberikan dalam keadaan darurat (sesudah kontak dengan hewan sakit; sebelum di- dipamerkan).