Apa yang anda ketahui tentang penyakit Glanders?

Glanders

Glanders merupakan Salah satu penyakit yang dialami oleh kuda. Apakah itu penyakit Glanders?

Glanders adalah penyakit infeksi kronis yang menyerang hewan berkuku satu. Ditandai dengan adanya ciri spesifik yang mana terdapat formasi nodule fibrokaseous pada alat pernafasan bagian depan, kulit dan paru-paru. Glanders disebabkan oleh bakteri pseudomonas mallei yaitu bakteri gram negatif non motil yang tidak membentuk spora. Memiliki sedikit keresistenan terhadap lingkungan dan dapat bertahan hidup 2-3 bulan diluar tubuh. Penyakit ini bisanya menyerang kuda jenis keledai dan bagal (mule) yang selalau mengakibatkan akut. Kejadian pada manusia dan hewan karnivora jarang terinfeksi.

Bakteri Pseudomonas mallei ada didalam eksudat hidung dn ulserasi kulit dari hewan yang terinfeksi dan juuga terjadi pada kontak langsung atau menelan makanan yang terkontaminasi oleh cairan hidung hewan yang sakit. Pada kuda penularan yang terjad bisa melalui kontak langsung atau tidak langsung. Pada manusia, infeksi bisa terjadi pada saat pemotongn bulu dan interaksi langsung terhadap kuda yang sedang sakit.

image

Pada umumnya kuda yang menderita tidak terlihat sakit, untuk mengetahuinya dapat dilihat dari gejala yang ada. Gejala yang ada pertama adalah kondisi kuda yang tanpak menurun, bulu tidak mengkilat dan kasar, mudah lelah, dan disertai batuk kering. Selain itu ditandai dengan kelainan adanya lesi di saluran pernafasan bagian atas atau pada kulit yang disertai dengan demam yang naik turun serta hilangnya nafsu makan dan minum. Hal ini berjalan secara periodik dan terjadi penyempitan cuping hidung, kelenjar getah bening membesar serta akan menimbulkan rasa sakit apabila di pegang.

Metode untuk mendiagnosa adalah dengan melihat gejala klinis, uji mallein dan serologis. Untuk menyeleksi ternak yang terkontaminasi dilakukan dengan intradermo palpebral malein test. Uji dilakukan dengan menyuntikkan 0,1 ml konsentrat mullein pada bagian bawah kelopak mata dengan jarak 5 mm. Akan memberikan rekasi positif ditandai dengan adanya pembengkakan lokal dan mukopurulent discharge yang terjadi selama 2 jam samapi dengan 2-3 hari setelah dilakukannya pengujian. Selain menyuntikkan dengan ophthalmik test dapat dilakukan pula penyuntikan secara subkutaneus atau kutaneus.

Untuk mencegah adanya penyakit tersebut maka hal yang perlu dilakukan oleh peternak adalah pemotongan ternak karena apabila terlah terjangkit maka akan dengan mudah penyakit tersebut menular. Proses yang terjadi ketika penularan bisa melalui dua metode yaitu kontak langsung dan tidak langsung. Selain pemotongan hal yang perlu dilakukan untuk menghindari penyakit tersebut adanya manajemen kandangan, peralatan, tempat makan, minum dan berbagai peralatan untuk hewan terhak harus di streilkan.

Apabila sudah tertular maka terdapat salah satu cara yitu dengan pengobatan dengan sulphadimidine, nitrofurans dan polymyxin akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada pengobatan degan program eradiraksi.

Referensi

http://wiki.isikhnas.com/images/5/56/Penyakit_GLANDERS.pdf

Secara Etiologi penyakit ini disebabkan bakteri Pseudomonas mallei, suatu bakteri gram negatif, non motil, dan tidak memberntuk spora, agak sedikit resisten terhadap lingkungan, dan dapat bertahan hidup 2-3 bulan di luar tubuh.
image

Penyakit Glanders ini pernah dilaporkan di India, Pakistan dengan tingkat insidensi rendah dan sporadik, serta di Mongolia telah menyebar luas. Di Indonesia jarang terjadi.