Apa Yang Anda Ketahui Tentang Pengikut Nabi Isa AS?

Apa yang anda ketahui tentang pengikut nabi Isa as?

Di dalam Alquran, pengikut-pengikut setia Nabi Isa as secara khusus disebut dengan menggunakan kata hawariyyun. Mereka disebut hawariyyun karena kebiasaan mereka yang selalu menggunakan pakaian putih sebagai lawan dari kebiasaan masyarakat mereka yang suka memakai pakaian berwarna hitam. Sebagian ulama menyatakan bahwa penamaan tersebut adalah karena mereka suka mengajarkan agama dan ilmu kepada manusia lainnya supaya jiwa manusia tersebut menjadi suci.

Lafadz hawariyyun ditemukan sebanyak lima kali di dalam Alquran, yakni masing-masing sekali pada QS. Ali Imran/3: 52, QS. al -Ma’idah/5: 111 dan 112, serta dua kali pada QS. al-Saf/61: 14. Sebagian ahli bahasa menyebutkan bahwa kata hawariyyun merupakan serapan yang berasal dari bahasa Habsyi, yakni hawarya, yang berarti ‘putih’.

Kata hawariyyun akarnya dari kata hawara pada asalnya bermakna dua benda/keadaan yang berlawanan (kontras) walaupun kelihatan keduanya bersatu’. Seperti ungkapan hurun‘in di dalam QS. al -Waqi’ah/56: 22 berarti ‘bidadari jelita yang warna putih pada bola matanya bersih kemilau serta warna hitamnya pekat dan kelam’. Pengertian ini juga mencakup dua orang yang berdiskusi karena pada dasarnya mereka berdua mempunyai pandangan yang berbeda walaupun berada di dalam satu majelis.

Di dalam QS. al- Mujadilah/58: 1 , Alquran menyebutkan diskusi di antara Nabi Muhammad saw. dan seorang wanita yang di-zhihar oleh suaminya. Kata hawariyyun juga berarti ‘sesuatu yang bersih tidak bercampur dengan lainnya’.

Kata hawariyyun berkembang artinya menjadi ‘teman/pengikut setia para nabi. Mereka tulus dan ikhlas di dalam membantu menegakkan agama Allah. Mereka menjaga kesucian hati dan jiwa dari segala cela dan aib. Hal ini digunakan pula oleh hadits Nabi saw. yang menyatakan bahwa Zubair bin ‘Awwam adalah’ hawariy di antara umat nabi, yakni sahabat dan penolong yang istimewa dan setia di dalam menegakkan agama Islam. Hadits lain berbunyi, likulli nabiyyin hawariyyun, wa hawariyyi al -zubair (setiap Nabi memiliki penolong, dan penolongku adalah Zubair).

Di antara lima ayat di atas, Alquran menyebutkan hawariyyun di dalam tiga konteks, yaitu :

  • Pertama, pernyataan keimanan mereka kepada Allah dan kesetiaan kepada Nabi Isa serta kesiapan mereka membantu perjuangan Nabi Isa untuk menegakkan agama Allah yang dibawanya pada saat umatnya (Bani Israil) mengingkarinya

    Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (QS. Ali ‘Imran/3: 52)

    Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)". (QS. al -Ma’idah/5: 111).

  • Kedua, permintaan mereka kepada Nabi Isa agar Allah menurunkan hidangan dari langit untuk menambah keimanan dan kemantapan hati mereka

    (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: “Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?”. Isa menjawab: “Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman”. (QS. al-Ma’idah/5: 112).

  • Ketiga, perintah Allah supaya umat Islam juga menjadi penolong perjuangan Nabi Muhammad saw. Di dalam menegakkan agama Allah, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh hawariyyun kepada Nabi Isa karena hanya orang yang menolong agama Allah kelak yang akan menang

    Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (QS. Al-Saf/61: 14).

Makna hawariyyun sebagai pengikut Nabi Isa sebenarnya tidak keluar dari pengertian kebahasaan sebagaimana diungkap di atas. Mereka beriman dan membela Nabi Isa di tengah-tengah Bani Israil yang mengingkari dan mendustainya. Mereka setia mengikuti Nabi Isa meskipun di antara mereka terdapat perbedaan sifat dan kepribadian yang mencolok. Sebagai wujud kesetiaan tersebut, mereka tidak akan mencampuradukkan keimanan dan kesetiaan tersebut dengan kekafiran.

Ketika Nabi Isa as meminta perlindungan kepada Allah swt, ia berdoa agar menghujamkan keimanan di hati kaumnya dan memberikan murid-murid yang dapat membantu menyebarkan dakwah. Allah swt. mengabulkan dan memberi murid yang setia, beriman, dan mengikuti jejak Nabi Isa as. Hal ini termaktub dalam QS Ali-Imran/3:52, Allah swt. berfirman:

Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berserah diri.

Juga terdapat dalam QS as-Saff ayat/37: 14, Allah swt. berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut- pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong- penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

Berdasarkan ayat di atas penyebutan murid Nabi Isa as. disebut al-Hawariyyun adalah orang-orang yang ditugaskan oleh Nabi Isa as ke berbagai desa dan pelosok untuk memberikan kabar gembira dengan agama barunya dan menyeru manusia kepada keimanan. Hal ini tergambar dalam QS al-Maidah/5 :111, Allah swt. berfirman :

Dan (ingatlah), ketika aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)".

Nabi Isa as mengirim beberapa utusan ke daerah-daerah pedesaan dan perkotaan untuk menyampaikan kabar gembira dengan seruannya. Ia mengirim utusannya kepada penduduk desa bernama”Antiokhia”. Dua orang yang diutus tersebut ialah Yohanes dan Paulus. Pada masa itu raja yang menguasai adalah “Anthusa” ia adalah seorang musyrik penyembah berhala. Setelah raja mengetahui keberaan mereka untuk menyeru beriman kepada Allah swt. dan meninggalkan penyembahan berhala, Nabi Isa as megirim satu muridnya untuk mengikuti jejak kedua muridnya yaitu Simoen. Dengan sifat penyabarnya, kecerdasan dan keteguhan hati imannya. Simoen dapat meyelamatkan mereka berdua dari murka raja. Hal ini diceritakan oleh Allah dalam QS Yasin/36: 13-28 Allah swt. berfirman :

Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, Yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka.

(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, Maka ketiga utusan itu berkata: “Sesungguhnya Kami adalah orang-orang di utus kepadamu”.

Mereka menjawab: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti Kami dan Allah yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka”.

Mereka berkata: “Tuhan Kami mengetahui bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang yang diutus kepada kamu”.

Dan kewajiban Kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas".

Mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami bernasib malang karena kamu, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya Kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami”.

Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas”.

Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu”.

Ikutilah orang yang tiada minta Balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Mengapa aku tidak menyembah (tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?

Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain nya jika (Allah) yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?

Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.

Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; Maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.

Dikatakan (kepadanya): “Masuklah ke syurga”. ia berkata: "Alangkah baiknya Sekiranya kamumku mengetahui.

Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk orang-orang yang dimuliakan".

Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah Dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.