Apa yang anda ketahui tentang pemikiran filsafat Socrates?

Socrates

Socrates merupakan salah satu figur tradisi filosofis Barat yang paling penting. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles.

Salah satu catatan Plato yang terkenal adalah Dialogue, yang isinya berupa percakapan antara dua orang pria tentang berbagai topik filsafat. Socrates percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah dan benar memainkan peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang dengan lingkungan dan sesamanya. Sebagai seorang pengajar, Socrates dikenang karena keahliannya dalam berbicara dan kepandaian pemikirannya. Socrates percaya bahwa kebaikan berasal dari pengetahuan diri, dan bahwa manusia pada dasarnya adalah jujur, dan bahwa kejahatan merupakan suatu upaya akibat salah pengarahan yang membebani kondisi seseorang. Pepatahnya yang terkenal: “Kenalilah dirimu”.

Socrates percaya bahwa pemerintahan yang ideal harus melibatkan orang-orang yang bijak, yang dipersiapkan dengan baik, dan mengatur kebaikan-kebaikan untuk masyarakat. Ia juga dikenang karena menjelaskan gagasan sistematis bagi pembelajaran mengenai keseimbangan alami lingkungan, yang kemudian akan mengarah pada perkembangan metode ilmu pengetahuan.

Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.

Beberapa pemikiran Socrates antara lain :

  • Socrates sepakat sengan para Sophis bahwa pengetahuan tentang realitas adalah tidak pasti, namun, pengetahuan moral adalah sesuatu yang mungkin: Kebajikan adalah pengetahuan,” dan ada yang disebut dengan kebajikan.

    • Pengetahuan moral adalah universal (absolutisme moral).

    • Prinsip universal yang terbuka bagi nalar adalah konsep moral yang disepakati oleh semua ide.

  • Metode Socratik adalah dialektika dan induktif; universal berasal dari partikular dengan melihat perbedaan pada identitas dan identitas dalam perbedaan.

  • Dalam etikanya, Socrates berusaha mencari yang baik, kebajikan (arete) dan kebahagiaan (eudaimonia) dengan menggunakan metode maieutisnya.

  • Yang baik menurutnya bukanlah kebaikan yang relatif, tapi yang mendasar . Yang baik bukan pula yang berguna, bukan yang menyenangkan nafsu dan bukan pula kekuasaan. Tetapi orang-orang yang sungguh tahu (arete) bahwa ia adalah manusia. Orang yang demikian ini akan bertindak terhadap sesamanya sebagai manusia sejauh ia mampu. Dan untuk mencapai kebaikan ini dibutuhkan pengendalian diri sendri (eukratia). Dengan demikian kebaikan dan kebahagiaan sesungguhnya terletak pada kebajikan:

    ”seseorang yang berpengetahuan yang mendalam adalah bijaksana, yang bijaksana adalah baik”.

    Berpengetahuan yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan kebajikan. Arete yaitu tahu dan mampu pada bidangnya masing-masing. Artinya tahu seluk-beluk bidang pekerjaannya, bisa mengerjakan dengan betulbetul mengerjakan. Jadi tidak hanya tahu secara konseptual saja tetapi juga secara praktis-teoritis dalam pelaksanaannya serta ada kemampuan untuk melakukannya. Dan kalau orang-orang sungguh-sungguh memeiliki arete, ia tak akan membuat suatu kekeliruan/ kejahatan. Dan pada akhirnya nanti manusia yang bijak karena arete akan mencapai kebahagiaan (eudaimonia).

    Dengan demikian, pada etika Sokrates ada nilai konkrit akan kebaikan yang bisa dicapai oleh manusia. Dan kebaikan itu adalah suatu kebaikan yang bersifat umum-universal. Karena itu, etika bukanlah suatu yang relatif karena semuanya menuju pada agathon yang bersifat universal.