Apa yang Anda ketahui tentang musik odrot?

Apa yang Anda ketahui tentang musik odrot ?

Musik odrot adalah salah satu jenis musik tradisional yang berkembang di Ponorogo. Pemberian nama musik odrot diambil dari sumber suara (anamatopea) salah satu instrumen alat musik tersebut yaitu bass (shausophone). Apa yang Anda ketahui tentang musik odrot ?

1 Like

Musik Odrot merupakan seni musik yang terdapat di kabupaten Ponorogo yang sudah ada pada akhir penjajahan Belanda di Indonesia, namun perkembangannya dimulai sejak tahun 1958. Sejak itu berdirilah beberapa kelompok Musik Odrot. Musik Odrot adalah sebuah ansambel musik yang terdiri dari instrumen terompet, euphonium 1, euphonium 2, flugel , sousaphone (yang oleh pemain Musik Odrot disebut dengan piston, tenor 1, tenor 2, kaltu, bass), tambur, kendang ciblon, ketipung dangdut, jidor dan cer, keyboard, dan bass elektrik.

Nama Musik Odrot itu sendiri diambil dari sumber suara (anamatopea) salah satu instrumen musik dari ansambel ini yakni shausophone atau bass dari wilayah musik tersebut. Apabila instrumen ini dimainkan akan menghasilkan bunyi “drot…ot…dro…t”, maka dari nama Odrot sendiri lahir dari bunyi instrumen tersebut namun awal berdirinya bukan berarti sudah mempunyai penamaan Musik Odrot, akan tetapi dengan penyebutan musik tiup saja.

Pencetus nama Odrot adalah Sri Sarno selaku kepala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Ponorogo pada tahun 1979 diberikan kepada Haji Abdulloh pada acara lomba seni musik tiup di kabupaten Ponorogo dengan bertolak belakang dari nama Odrot di atas. Seni musik tiup grup Haji Abdulloh dari desa Lengkong kecamatan Sukorejo berhasil meraih juara pertama, dari sinilah nama Musik Odrot diberikan kepada grup tersebut. Pemberian nama itu telah disambut baik oleh Haji Abdulloh dan anggota grup Musik Odrot serta digunakan hingga saat ini.

Musik Odrot pada awalnya membawakan lagu-lagu dakwah yang bernafaskan Islam. Akan tetapi Musik Odrot pun berkembang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga lagu-lagunya tidak terbatas pada lagu-lagu dakwah namun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pendukungnya. Ansambel Musik Odrot dibedakan dengan istilah tradisional dan modern: disebut tradisonal karena instrumen yang digunakan adalah piston, tenor 1, tenor 2, kaltu, bass, tambur, kendang ciblon, ketipung dangdut, jidor dan cer; disebut modern adalah karena ditambah dengan instrumen keyboard dan bass elektrik. Apabila ansambel Musik Odrot membawakan lagu-lagu langgam, maka instrumen yang digunakan adalah kendang ciblon, sedangkan lagu-lagu dangdut diiringi dengan ketipung dangdut.

Lahirnya musik tiup yang sekarang dikenal dengan nama Musik Odrot diperkirakan oleh pimpinan Musik Odrot berawal sama dengan datangnya tanjidor namun lebih dikenal di daerah Ibukota dikarenakan pusat dari perlintasan antar negara berpusat di daerah Jakarta. Kemudian dengan perluasan Belanda menjajah Indonesia, alat musik tersebut melebar hingga ke beberapa daerah termasuk Ponorogo dan terbentuklah ansambel tersebut dengan nama Odrot, bukan lagi tanjidor.

Peninggalan alat tanjidor yang ada Alat-alat musik tanjidor diantaranya adalah Bedug (Bas Drum), Tambur (Snare drum), Simbal, Klarinet, Thrombon, Piston (Terompet), Tenor, Bass Throm. Diantara instrumen-instrumen tersebut hanya klarinet dan thrombon yang tidak ada dalam ansambel Musik Odrot Ponorogo. Peralatan tanjidor yang ada sekarang merupakan peninggalan Belanda sehingga usianya sudah sangat tua. Dengan alat-alat musik setua itu, tanjidor biasa digunakan untuk mengiring acara hajatan dan arak-arakan pengantin. Sama halnya dengan Musik Odrot Kelana Ria dari dibelinya sekitar tahun 1958 dan itu pun dalam keadaan bekas, sampai saat ini instrumen Musik Odrot belum ada pergantian walaupun sudah saatnya diganti dengan yang baru dan terlihat sangat tua.

Musik tersebut dimiliki masyarakat Ponorogo karena hadiah dari pemerintah Belanda dalam rangka lomba sholawatan yang diadakan di Surakarta. Kebetulan lomba tesebut dimenangkan peserta dari kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo. Akhirnya mulai diusahakan untuk tujuan lainnya dan tak dapat dipungkiri karena pemulanya orang-orang yang agamis yaitu Islam maka sampai saat ini pemain serta peminatnya berasal dari masyarakat Islam (Subiastuti, 1996).

Referensi

Triprasetyo, Hengki. 2017. Musik Odrot Di Kabupaten Ponorogo. Journal Institut Seni Indonesia. Vol. 11 (11) : 1699-1741.

musik Odrot adalah seni pertunjukan peninggalan Belanda yang lahir dan berkembang di Ponorogo. Kesenian musik Odrot adalah kelompok musik tradisional yang berasal dari Ponorogo yang sudah banyak dikenal, khususnya masyarakat dari desa Gontor Kabupaten Ponorogo. Kesenian Odrot merupakan seni musik yang mendapat banyak pengaruh dari Belanda. Kesenian musik Odrot merupakan ensambel musik atau permainan musik yang dimainkan secara bersama-sama.

Adapun instrumen musik Odrot terdiri dari trompet, euphonium, tuba, jidor, tambur, bedug dan kecer. Ensambel tersebut dimainkan bersamasama. Adapun aransemen lagu yang dibawakan pada zaman dulu yaitu lagu-lagu mars, misalnya Garuda Pancasila, Maju Tak Gentar, Dari Sabang sampai Merauke dan sebagainya. Sementara aransemen lagu yang dibawakan zaman sekarang yaitu dangdut, campursari, langgam Jawa, pop Jawa, dan qosidah. Beberapa lagu yang dibawakan pada zaman sekarang seperti Gubug Asmara, Caping Gunung, Jambu Alas, dan sebagainya.

Awal Berdirinya Musik Odrot

Musik Odrot pada tahun 1940 adalah sekelompok orang yang berbaris dan memainkan beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik (tiup dan perkusi) secara bersama-sama. Penampilan Musik Odrot dipimpin oleh aba-aba dari pemain terompet dan dilakukan di lapangan terbuka dalam barisan yang membentuk formasi dua baris kebelakang dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi3 terhadap lagu yang dimainkan. Instrumen musik yang digunakan dalam Musik Odrot pada zaman dahulu terdiri dari instrumen musik tiup (terompet, euphonium, tenor horn, tuba), instrumen musik perkusi (snare drum, bass drum, bedug, simbal, tamborin, cer).

Musik Odrot bersumber dari seremonial militer dan keagamaan, yang dikemas dalam suatu pertunjukan yang indah atau hiburan. Dalam banyak kebudayaan, musik perang (musik militer) menginspirasi para pria dalam berperang, sebagai tanda untuk maju dan mundur, sebagai pendukung jiwa para prajurit dan merayakan keberaniannya. Musik Odrot menggunakan gabungan dari alat musik tiup logam dan alat musik perkusi yang harus dibawa saat mereka berjalan.

Asal Mula Budaya Tradisi Musik Odrot di Indonesia
Musik Odrot bermula dari tradisi militer sebagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa musisi yang bermain musik secara bersama-sama dan dilakukan sambil berjalan untuk mengiringi suatu perayaan ataupun festival. Seiring dengan perjalanan waktu, musik Odrot berevolusi menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran dimasa-masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang kemudian menjadi awal munculnya musik Odrot saat ini.

Meskipun pola musik Odrot telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya musik Odrot. Tradisi militer tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa. Sejarah musik Odrot di Indonesia sendiri terus berkembang. Persatuan drum Band seluruh Indonesia atau PDBI merupakan organisasi pertama yang menaungi kegiatan ini secara formal. Namun, para pecinta dan penggiat kegiatan drum band kemudian mengembangkan kegiatan ini menjadi sesuatu yang lebih berfokus pada penampilan musikal dan juga visual. Dalam perkembangannya, kelompok drum band atau orkes barisan ini mengadaptasi metode permainan musik yang berasal dari grup drum band dari Amerika. Hasilnya adalah corak permainan musik yang lebih berwarna dan lebih menarik bila diandingkan dengan musik drum band pada masa-masa awal.

Selain masuk sebagai kegiatan ekstra kurikuler di banyak lembaga pendidikan di Indonesia, kegiatan drum band itu sendiri ternyata memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan budaya di tanah air. Kesenian Musik Odrot di daerah Ponorogo dan Kesenian Tanjidor khas betawi diduga merupakan bentuk asimilasi kebudayaan lokal dengan budaya Portugis, yang memiliki konsep yang serupa dengan drum band, walaupun alat musik yang dipergunakan merupakan alat musik tradisional.