Apa yang Anda ketahui tentang Makroalga?

makroalga

Makroalga digolongkan kedalam tumbuhan tingkat rendah, secara taksonomi termasuk Divisi Thallophyta yang merupakan peralihan antara tumbuhan tingkat rendah ke tumbuhan tingkat tinggi.

Makroalga bersifat multiselluler yang dapat dilihat pada thallus yang secara morfologi menyerupai tumbuhan tingkat tinggi seperti daun, batang dan akar. Makroalga umunya hidup di air baik itu air tawar maupun air laut (Rusli 2006). Makroalga pada umumnya terlihat oleh mata telanjang. Makroalga diklasifikasikan sebagai tumbuhan laut karena mereka berfotosintesis dan memiliki persamaan ekologi dengan tumbuhan lainnya (McCook & Price 1997). Makroalga berbeda dengan tumbuhan laut lainnya seperti lamun dan mangrove karena pada makroalga hanya memiliki sedikit akar, daun, bunga (McCook & Price 1997).

Selain itu makroalga juga berbeda dengan mikroalga dimana makroalga memiliki banyak sel dan berkuran besar. Namun beberapa diantaranya seperti Acetabularia dan Caulerpa memiliki satu sel (Rusli 2006). Makroalga memiliki bentuk yang besar dan memiliki bagian-bagian tubuh seperti jaringan kulit yang sederhana, foliose (daun melambai) sampai filamentous (menyerupai benang) dengan struktur cabang yang sederhana sampai bentuk yang komplek dengan memiliki spesialisasi untuk menangkap cahaya, reproduksi, pengapungan, dan menempel pada dasar perairan seperti karang mati dan bebatuan. Ukuran makroalga dapat mencapai 3 4 meter (seperti Sargassum).

Apa yang Anda ketahui tentang Makroalga?

Alga merupakan salah satu sumber daya alam hayati laut yang bernilai ekonomis dan memiliki peranan ekologis sebagai produsen yang tinggi dalam rantai makanan dan tempat pemijahan biota-biota laut (Bold and Wyne, 1985). Alga adalah organisme holoplankton yang hidup bebas terapung dalam air dan selama hidupnya merupakan plankton. Alga (ganggang) memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen-pigmen tambahan lain yang dominan. Dalam perairan alga merupakan penyusun fitoplankton yang hidup melayang-layang di dalam air, tetapi juga dapat hidup melekat di dasar perairan (Odum, 1994).

Makroalga adalah kelompok alga multiseluler yang tubuhnya berupa talus yang tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini hidup di perairan laut yang masih mendapat cahaya matahari dengan menempel pada substrat yang keras (Asriyana dan Yuliana, 2012). Secara ekologi, komunitas makroalga mempunyai peranan dan manfaat terhadap lingkungan sekitarnya, yaitu sebagai tempat asuhan dan perlindungan bagi jenis-jenis ikan tertentu ( nursery ground ), sebagai tempat mencari makanan alami ikan-ikan dan hewan herbivor ( feeding grounds ) (Bold and Wayne, 1985).

Habitat Hidup Makroalga


Wilayah pesisir merupakan wilayah yang unik karena ditemukan berbagai ekosistem mulai dari daerah pasang surut, estuari, hutan bakau, terumbu karang, padang lamun, estuaria, dan sebagainya. Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara darat dan laut yang meliputi wilayah sekitar 8% permukaan bumi (Fachrul, 2007).

Pada perairan dangkal hingga kedalaman 40 m terdapat salah satu ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan laut, baik perairan dangkal maupun laut dalam. Ekosistem terumbu karang ( coral reef ), yang merupakan nama ekosistem tersebut merupakan perairan paling produktif di perairan laut tropis. Luas ekosistem terumbu karang di perairan Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 85.707 km2, yang berarti menyimpan kekayaan alam yang sangat besar. Terumbu karang merupakan sumber kehidupan bagi jutaan nelayan dan masyarakat, serta sumber devisa bagi negara. Ikan-ikan bernilai ekonomi tinggi yang selama ini ditangkap di daerah terumbu karang antara lain kerapu, kakap, napoleon dan lain sebagainya. Sementara biota nonikan yang ditangkap/diambil di daerah terumbu karang diantaranya; kima, kerang, kerang mutiara, susu bundar, teripang, bulu babi, lobster, sotong dan rumput laut. Beberapa spesies rumput laut tersebut adalah Eucheuma , Gracilaria , Gelidium , Hypnea (Kordi, 2010).

Jenis-jenis Makroalga


Rumput laut atau seaweed merupakan salah satu tumbuhan laut yang tergolong dalam makroalga benthik yang banyak hidup melekat di dasar perairan. Rumput laut merupakan ganggang yang hidup di laut dan tergolong dalam divisi Thallophyta . Klasifikasi rumput laut berdasarkan kandungan pigmen terdiri dari 4 kelas, yaitu rumput laut hijau ( Chlorophyta ), rumput laut merah ( Rhodophyta ), rumput laut coklat ( Phaeophyta ) dan rumput laut pirang ( Chrysophyta ) (Suparmi & Sahri, 2009).

  1. Alga Hijau ( Chlorophyta )

    Chlorophyta atau alga hijau merupakan salah satu kelompok alga terbesar dengan keanekaragaman jenis yang tinggi. Alga hijau ditemui hidup dalam perairan dengan berbagai ragam kondisi, mulai dari perairan tawar sampai perairan laut. Bentuk hidupnya juga bervariasi, mulai dari bentuk yang uniseluler, berkoloni, berfilamen, berbentuk lembaran ataupun berupa tabung (Usman, 2004). Sel-sel Ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau, mengandung klorofil a dan b serta karotenoid. Pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Perkembangbiakan terjadi secara aseksual dengan membentuk zoospora dan secara seksual dengan anisogami. Chlorophpyceae terdiri atas sel- sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi (Tjitrosoepomo, 1986).

    Chlorophyceae terdiri dari 12 ordo dan ordo yang umum sebagai alga epilitik adalah ordo Volvocales dan Ulotrichales . Volvocales hidup berupa sel tunggal motil atau berkoloni, memiliki flagel 2, 4 atau 6. Dinding sel dibangun oleh selulosa, khloroplas seperti cawan, berbentuk bintang atau benang dan memiliki pirenoid. Mengandung khloropil a dan b, reproduksi secara aseksual dengan pembelahan sel dan secara seksual dengan isogami, anisogami atau oogami. Habitat di air tawar, payau dan laut serta tempat yang lembab. Contoh spesiesnya adalah Volvox sp . dengan ciri-ciri koloni besar lebih dari 1 mm terdiri dari ribuan sel. Ulotrichales berbentuk filamen tidak bercabang, sel uninukleat atau multinukleat, memiliki holdfast , kloroplas seperti pita, berkelompok di pinggir sel. Memiliki klorofil a dan b karoten serta santofil. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi talus, pembentukan zoospora dan secara seksual dengan isogami, anisogami atau oogami. Hidup sebagai epilitik atau planktonik di perairan tawar, laut dan payau. Contoh spesiesnya adalah Ulothrix sp. (Usman, 2004).

  2. Alga merah ( Rhodophyta )

    Rhodophyceae memiliki warna merah sampai ungu. Kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerah-merahan. Kromatoforanya berbentuk cakram atau suatu lembaran, mengandung klorofil a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengadakan fluoresensi, yaitu fikoeritrin. Pada jenis-jenis tertentu terdapat fikosianin. Sebagian asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut tepung florid, yang juga merupakan hasil polimerasi glukosa, berbentuk bulat, tidak larut dalam air, seringkali berlapis-lapis jika dibubuhi yodium berwarna kemerah-merahan. Tepung ini sifatnya dekat dengan glikogen dan tidak terdapat dalam kromatoforanya, melainkan pada permukaannya. Selain itu juga terdapat floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) dan tetes-tetes minyak. Kadang-kadang juga terdapat pirenoid. Rhodophyceae kebanyakan hidup di dalam air laut, terutama dalam lapisan lapisan air yang dalam, yang hanya dapat dicapai oleh cahaya bergelombang pendek.

    Hidupnya bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat (Tjitrosoepomo, 1994). Menurut Juwana dan Romimohtarto (2001), tercatat 17 marga terdiri dari 34 jenis.

2 Likes

Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus (uniselular dan multiselular), alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya tersusun dari banyak sel (Sulisetijono, 2009).

Menurut Sulisetijono (2009), ada tiga ciri reproduksi seksual pada alga yang dapat digunakan untuk membedakannya dengan tumbuhan hijau yang lain. Ketiga ciri yang dimaksud adalah :

  1. Pada alga uniselular, sel itu sendiri berfungsi sebagai sel kelamin (gamet).

  2. Pada alga multiselular, gametangium (organ penghasil gamet) ada yang berupa sel tunggal, dan ada pula gamitangium yang tersusun dari banyak sel.

  3. Sporangium (organ penghasil spora) dapat berupa sel tunggal, dan jika tersusun dari banyak sel, semua penyusun sporangium bersifat fertil.

Makroalga termasuk tumbuhan tingkat rendah. Walaupun tampak adanya daun, batang, dan akar, bagian-bagian tersebut hanya semu belaka (Yulianto, 1996). Makroalga merupakan tumbuhan thalus yang hidup di air, setidak- tidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah. Selnya selalu jelas mempunyai inti dan plastida, dan dalam plastidanya terdapat zat-zat warna derivat klorofil, yaitu klorofil a dan b atau kedua-duanya.

Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain, dan zat warna lain inilah yang justru kadang- kadang lebih menonjol dan menyebabkan ganggang tertentu diberi nama menurut warna tadi. Zat-zat warna tersebut berupa fikosianin (warna biru), fikosantin (warna pirang), dan fikoeritrin (warna merah). Disamping itu juga biasa ditemukan zat-zat warna santofil, dan karotin (Tjitrosoepomo, 1998).

Morfologi Makroalga


Alga atau ganggang adalah kelompok Thallophyta yang berklorofil. Berdasarkan ukuran struktur tubuhnya, alga dibagi ke dalam dua golongan besar yaitu :

  1. Makroalga, yaitu alga yang mempunyai bentuk dan ukuran tubuh makroskopik;
  2. Mikroalga, yaitu alga yang mempunyai bentuk dan ukuran tubuh mikroskopik.

Menurut Sulisetijono (2000), kajian fisiologi dan biokimia dan dilengkapi dengan penggunaan mikroskop elektron, maka dasar pengelompokan alga yang utama adalah sebagai berikut :

  1. Pigmentasi
    Alga mempunyai berbagai warna, pigmenpun telah pula ditemukan. Semua golongan alga mengandung klorofil dan beberapa karotenoid. Dalam pigmen karotenoid termasuk karoten dan xantofil. Disamping pigmen tersebut di atas yaitu pigmen yang larut dalam larutan organik, ada pula pigmen yang larut dalam air, yaitu fikobili protein. Pigmen ini terdapat dalam alga merah.

  2. Hasil fotosintesis yang disimpan sebagai cadangan makanan
    Cadangan makanan umumnya disimpan di dalam sitoplasma sel, kadang- kadang di dalam plastida di tempat berlangsungnya fotosintesis. Bentuk yang paling umum adalah tepung, senyawa yang menyerupai tepung, lemak, atau minyak. Beberapa alga tampaknya membebaskan sebagian materi yang berlebihan ke lingkungannya dan mungkin menggunakan lingkungannya sebagai tempat penyimpanan. Materi yang dibebaskan ini mungkin kembali lagi ke sel dikemudian hari.

  3. Motilitas
    Sebagian organisme dalam sebagian besar hidupnya motil, sedangkan bagian lainnya marga tidak mempunyai motilitas, atau tidak mempunyai sel-sel reproduktif yang motil. Sebagian alga tidak bergerak secara aktif ketika ia dewasa, tetapi kadang-kadang dalam stadium reproduktif mempunyai sel-sel motil, misalnya pada alga coklat (Phaeophyceae) yang bentik atau alga hijau yang bentik.

    Bagian-bagian rumput laut secara umum terdiri dari “holdfast” yaitu bagian dasar dari rumput laut yang berfungsi untuk menempel pada substrat dan thallus yaitu bentuk-bentuk pertumbuhan rumput laut yang menyerupai percabangan.
    image

    Bagian-bagian rumput laut secara umum terdiri dari holdfast yaitu bagian dasar dari rumput laut yang berfungsi untuk menempel pada substrat dan thallus yaitu bentuk-bentuk pertumbuhan rumput laut yang menyerupai percabangan. Tidak semua rumput laut bisa diketahui memiliki holdfast atau tidak. Rumput laut memperoleh atau menyerap makanannya melalui sel-sel yang terdapat pada thallusnya. Nutrisi terbawa oleh arus air yang menerpa rumput laut akan diserap sehingga rumput laut bisa tumbuh dan berkembangbiak. Perkembangbiakan rumput laut melalui dua cara yaitu generatif dan vegetatif (Juneidi, 2004).

Klasifikasi Makroalga


Salah satu potensi biota laut perairan Indonesia adalah makroalga atau dikenal dalam perdagangan sebagai rumput laut ( seaweed ). Makroalga laut ini tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati yang kemudian disebut dengan thallus, karenanya secara taksonomi dikelompokkan ke dalam Divisi Thallophyta. Tiga kelas cukup besar dalam Divisi ini adalah Chlorophyta (alga hijau), Phaeophyta (alga coklat), Rhodophyta (alga merah) (Waryono, 2001).

Pada umumnya divisi alga yang banyak hidup dilingkungan laut dan tubuh tersusun secara multiselular adalah divisi Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Sedang divisi lain yang umumnya berukuran makroskopik dan hidup sebagai fitoplankton (Smith dalam Sulisetijono, 2000).