Apa yang Anda ketahui tentang Madu?

Madu merupakan gula alami yang dihasilkan oleh Lebah. Apa yang Anda ketahui tentang Madu ?

Madu adalah salah satu pemanis alami yang biasa dikonsumsi oleh manusia sebagai pengganti gula. Madu merupakan cairan yang menyerupai sirup, namun lebih kental dan memiliki rasa yang manis. Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan dari bahan baku nektar bunga. Madu memilki rasa manis yang berbeda dari gula atau pemanis lainnya, sehingga membuat orang lain lebih menyukainya dari pada gula atau pemanis lainnya.

Madu merupakan zat manis alami yang dihasilkan lebah dengan bahan baku nektar bunga, sumber energi dan bahan yang diubah menjadi glikogen (Tim Karya Tani Mandiri, 2010)

‘Honey is a low cost natural product that can be used for different purposes. Now, commercially honey used in various industies for product formation and this trend is increasing day by day as industrialists are finding honey to be cheap source of sweetening agent without any side-effects as in case of synthetic sweetener’ (Singh, 2012)

Madu merupakan pemanis alami yang sehat, sedangkan konsumsi madu masih rendah khususnya di Indonesia. Banyak konsumen yang menghindari gula pasir dengan cara mengkonsumsi pemanis sintesis atau buatan, padahal pemanis sintesis memiliki efek samping pada jangka panjang. Berbeda dengan madu yang tidak memiliki efek samping bila dikonsumsi dalam jangka panjang.

Konsumsi madu sering dikaitkan dengan trend health food karena madu yang merupakan pemanis yang natural. Karena trend health food yang berkembang adalah konsumsi makanan yang natural, yang sehat dan tinggi akan nutrisi. Trend healthy yang berkembang dapat dilihat dalam kutipan di bawah ini.

‘The increasing awareness of the importance of diet and nutrition, particularly among Western European consumers, has been accompanied by increasing concerns about the safety of food. Recent food scandals and critical food research have led to a negative image of synthetically manufactured food. Together with a higher appreciation of products from nature and a growing environment consciouness, this has made natural products more popular. Honeys fits in well with the natural health trends.’ (CBI Market Survey, 2009)

Proses Terbentuknya Madu


Madu yang merupakan cairan kental berwarna kuning muda hingga berwarna gelap, yang umumnya memiliki rasa yang manis, namun ada beberapa yang memiliki rasa pahit yang biasanya digunakan untuk obat. Rasa dan harumnya madu dipengaruhi oleh jenis bunga asal nektar bunga itu sendiri. Nektar adalah suatu senyawa komplek yang dihasilkan oleh kelenjar ‘necteifier’ tanaman dalam bentuk larutan gula dengan konsentrasi yang bervariasi (Tim Karya Tani Mandiri,2010). Komponen yang ada di dalam nektar adalah fruktosa, sukrosa, glukosa serta zat-zat lainnya dengan konsentrasi yang lebih sedikit.

Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), Proses terbentuknya madu dimulai dari nektar yang dikumpulkan oleh lebah dengan cara menghisapnya dengan mulut. Kemudian lebah pekerja membawa pulang nektar ke dalam sarang. Nektar yang berhasil di bawa pulang diberikan kepada lebah pekerja lainnya untuk dicampur dengan air liur di mulut dan dihilangkan kadar airnya sehingga menjadi di bawah 18% untuk menghindari terjadinya peragian. Lebah pekerja mengunyha sambil menambah diastase dan invertase, bahan tadi di proses menjadi madu. Demikian pula dengan sukrosa pada nektar, akan diubah menjadi glukosa dan fruktosa dalam bentuk monosakarida yang mudah dicerna oleh tubuh. Proses pematangan alami di sarang inilah yang akan menentukan kualitas madu, sedangkan jenis bunga asal nektar akan menentukan jenis madu dan rasanya.

Komposisi Madu


Madu adalah pemanis tertua yang sudah lama digunakan sebelum adanya gula. Karena madu adalah pemanis yang dapat langsung digunakan tanpa perlu diolah terlebih dahulu, selain itu madu mudah diserap oleh tubuh. Selain untuk pemanis, madu juga sering digunakan sebagai obat dan perawatan kecantikan.

Menurut Tim Karya Mandiri (2010), madu merupakan food suplement yang berhasiat karena mengandung monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa. Selin itu madu juga mengandung berbagai jenis vitamin, asam amino, aneka mineral dan 100 jenis zat lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan. ‘Bahkan dari hasil penelitian ahli Gizi dan pangan, madu mengandung karbohidrat yang paling tinggi di antara produk ternak lainnya susu, telur, daging, keju dan mentega sekitar (82,3% lebih tinggi). Setiap 100 gram madu murni bernilai 294 kalori atau perbandingan 1000 gram madu murni setara dengan 50 butir telur ayam atau 5,675 liter susu atau 1680 gram daging’ (Alex,2011).

Karbohidrat yang dikandung oleh madu sebagian besar berasal dari monosakarida, hal itu yang menyebabkan karohidrat yang terkandung dalam madu mudah diserap oleh tubuh. Menurut Erminawati (2012), asam amino yang dikandung di dalam madu mampu membantu menyembuhkan penyakit, dan juga merupakan bahan untuk pembentukan neurotransmitter yang merupakan senyawa yang berperan dalam mengoptimalkan fungsi otak.

Penggolongan Madu


Madu yang dikonsumsi pada umumnya memiliki rasa yang manis, namun tidak semua madu memiliki rasa yang manis, ada juga madu yang memiliki rasa asam maupun pahit. Madu yang rasanya pahit berasal dari bahan baku bunga mahoni dan bunga pahitan (sejenis bunga matahari), sementara itu ada madu yang memiliki rasa asin yang berasal dari pohon jamblang sehingga disebut pohon jamblang.

Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), warna madu asli berbeda-beda tergantung jenis nektar tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Setiap jenis lebah dapat,menghasilkan madu dengan aneka warna, rasa serta aroma. Madu yang berwarna hitam kemerah-merahan didapat lebah dari tanaman hutan liar, dan warna madu yang kekuning-kuningan didapat lebah dari tanaman pertaniam di sekitar hutan. Madu dinamai berdasarkan dengan pangan lebahnya ataupun bisa juga berdasarkan dengan asal nektar sebagai bahan bakunya. Misalnya, lebah yang digembalakan di kebun apel akan menghasilkan madu apel karena pangan utamanya adalah nektar dari tanaman apel. Pada saat sekarang ini juga muncul madu organic, dimana madu itu berasal dari nektar tanaman yang berasal dari lingkungan pertanian organic, contohnya madu organic yang berasal dari Australia.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Madu


Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas sebuah madu, sebagai konsumen yang awam, tentu hal yang pertama kali kita lihat kebersihan madu tersebut. Madu murni harus bebas dari serangga dan kotoran lainnya. Masing-masing negara memiliki standard tersendiri untuk kualitas madu. Di Indonesia sendiri, kualitas madu sudah ditentukan berdasarkan SNI Nomor 01-3545-2004 yang dikeluarkan ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional.

image

Kadar air yang dimiliki madu adalah salah satu faktor terpenting dalam menentukan kualitas madu. Madu yang bagus adalah yang mengandung air sekitar 17,5 . Kadar air madu yang dimilki oleh Indonesia umumnya masing tinggi sekitar 22-23. Semakin tinggi kadar air madu, maka semakin rentan madu akan mengalami proses fermentasi dan akan menyebabkan madu menjadi rusak. Madu yang memiliki kadar air rendah akan tahan disimpan bertahun-tahun.

Selain itu, hal yang terpenting dalam kualitas madu adalah warna dan rasa. Warna madu dipengaruhi oleh jenis tanaman asal, sifat tanah serta pemanasan madu. Pemanasan madu yang lama akan semakin mempertua warna. Aroma madu juga ada hubungannya dengan warna madu, semakin gelap warna madu, semakin keras atau tajam aromanya. BSN membuat SNI Nomor 01-3545-2004 juga sebagai standar madu murni agar tidak tertipu dengam madu sintesis atau madu palsu yang sekarang muncul di pasaran. Menurut Sakri (2012), madu sintesis adalah sukrosa dan tidak mengandung unsur diatase yang ada di dalam tubuh lebah

Menurut Sakri (2012), teknik atau cara penyimpanan madu merupakan salah satu yang menentukan kualitas madu. Madu asli biasanya tidak mudah rusak, tidak seperti madu sintesis. Biasanya madu asli dapat bertahan tahunan. Namun, tentu saja untuk menjaga kualitas dan kandungan vitamin dan zat lainnya, madu harus disimpan secara benar. Simpanlah madu di tempat yang kering dan tidak lembab dan tentu saja tertutup agar tidak bereaksi dengan lingkungan sekitar karena madu bersifat hidroskopis atau menarik air.

4 Likes

Madu adalah zat manis alami yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman atau bagian lain dari tanaman. Madu merupakan produk yang unik dari hewan, yang mengandung persentase karbohidrat yang tinggi, praktis tidak ada protein maupun lemak. Nilai gizi dari madu sangat tergantung dari kandungan gula-gula sederhana, fruktosa, glukosa dan sukrosa. Warnanya kuning pucat sampai coklat kekuningan, rasa dan harumnya madu sangat dipengaruhi oleh jenis nektar yang dikumpulkan dari bunga (SNI, 2004; Sarwono, 2001).
Madu adalah salah satu makanan penting untuk sumber nutrisi manusia karena mengandung 82,3% karbohidrat yang jauh lebih tinggi dibandingkan produk-produk ternak lainnya. Selain mengandung gula, madu juga mengandung garam mineral, protein, dan vitamin (Sarwono, 2001; Sihombing, 1997).

Pengobatan dengan menggunakan madu telah dikenal orang Mesir kuno sejak 2.600 SM. Bangsa Yunani, Romawi, dan China kuno sudah menggunakan madu sebagai antiseptik dalam mengobati luka. Walaupun sejak abad ke-19 peranan madu sebagai pemanis telah tergeser oleh kehadiran gula yang terbuat dari bit dan tebu, sampai sekarang madu masih dimanfaatkan dalam beberapa produk pangan sebagai bahan tambahan (Sarwono, 2001).

Proses Terbentuknya Madu


Pada dasarnya, madu adalah zat manis alami yang dihasilkan lebah dengan bahan baku nektar bunga. Nektar adalah suatu senyawa komplek yang dihasilkan oleh kelenjar “necterifier” tanaman dalam bentuk larutan gula dengan konsentrasi yang bervariasi. Sukrosa, fruktosa, dan glukosa adalah komponen utama nektar, di samping zat-zat gula lainnya dalam konsentrasi yang lebih sedikit. Di samping itu, terdapat juga zat lain dalam jumlah yang sedikit yaitu asam amino, resin, protein, garam, dan mineral. Nektar dikumpulkan lebah pekerja dari bunga dengan cara mengisapnya memakai mulut dan asaafagus, lalu masuk ke perut di dalam abdomen. Sebagian air nektar diserap sel-sel dinding perut lebah dan dibuang ke luar melalui pipa malfigi dan poros usus. Bersama air dibuang juga asam oksalat dan turunannya, beberapa garam mineral, dan sebagian zat aromatik yang terdapat di nektar. Zat aromatik yang tertinggal memberikan aroma khusus pada madu.

Jenis Madu


Madu digolongkan menurut jenis tanaman yang menjadi sumber nektarnya. Jika madu dihasilkan oleh lebah yang mengambil makanannya dari beragam sumber dan tidak ada tanaman yang dominan dinamakan madu multiflora atau poliflora, contohnya, madu hutan, sedangkan madu yang berasal dari salah satu tanaman dominan disebut dengan madu monoflora. Di beberapa daerah juga terdapat madu biflora yang sumber nektar dominannya berasal dari dua jenis pohon. Lebah memiliki kecenderungan hanya mengambil nektar dari satu jenis tanaman tertentu. Lebah tersebut baru akan mengambil nektar dari tanaman lain jika nektar dari tanaman tertentu tersebut tidak mencukupi.
Madu dapat dibedakan menjadi madu flora, madu ekstra flora,dan madu embun (honey drew). Madu flora adalah madu yang bersumber dari nektar yang terdapat dalam bunga. Madu ekstra flora dihasilkan dari sumber tanaman yang tidak memiliki bunga. Madu ekstra flora ini berasal dari cairan yang terdapat dalam daun, cabang, atau batang pohon. Madu embun adalah madu yang dibuat dari cairan yang dihasilkan oleh serangga yang terdapat di pohon-pohon. (Sarwono, 2001).

Kualitas Madu


Kualitas madu merupakan pertimbangan yang sangat penting, karena itu sangat perlu diperhatikan bahwa madu harus murni, bersih dari kotoran, misalnya lalat, insek lain, dan bulu-bulu. Karena itu, adanya pengendalian mutu di negara/daerah penghasil madu sangat penting khususnya untuk usaha ekspor madu ke luar negeri. (Winarno, 1982).
Kualitas madu ditentukan oleh cara panen madu, warna madu, cita rasa madu, jenis madu, komposisi madu, dan kadar air. Baik di alam maupun di peternakan lebah, waktu pemanenan madu harus diperhatikan. Madu yang dipanen harus memiliki kadar air di bawah 22%. Jika sel-sel dalam sarang madu telah ditutup oleh lapisan lilin, madu tersebut telah memenuhi syarat kadar air dan siap untuk dipanen” (Sarwono, 2001).

Kandungan Madu


Madu mengandung vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, D, E, K, Fakaroten, flavonoid dan asam fenolik. Didalam madu juga terdapat kandungan mineral dan garam atau zat lain seperti zat besi, sulfur, magnesium, kalsium, kalium, khlor, natrium, fosfor dan sodium serta enzim pencernaan. Rata-rata komposisi madu adalah 23% air; 82,4% karbohidrat; 0,5% protein, asam amino, vitamin dan mineral. Karbohidrat madu termasuk tipe sederhana yang terdiri dari fruktosa 41,0%; glukosa 35%; sukrosa 1,9% (Anonim, 2010). Persyaratan kualitas madu berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
image

Disamping kandungan gulanya yang tinggi madu juga mengandung komponen lain seperti butir-butir serbuk sari. Selain itu madu kaya akan kandungan antioksidan. Kandungan nutrisi dalam madu yang berfungsi sebagai antioksidan adalah vitamin C, asam organik, enzim, asam fenolik, flavonoid dan beta karoten yang bermanfaat sebagai antioksidan tinggi (Anonim, 2010; Gheldof, et al ., 2002) serta Vitamin A, Vitamin E yang juga merupakan salah satu vitamin antioksidan esensial yang utama (Anonim b, 2009). Dengan demikian pada madu terdapat banyak nutrisi yang berfungsi sebagai antioksidan dan semua senyawa tersebut bekerjasama dalam melindungi sel normal dan menetralisir radikal bebas.

Manfaat Madu


Madu merupakan bahan konsumsi yang sangat baik untuk mempertahankan kesehatan dan stamina jasmani. Mineralnya diperlukan tubuh agar tetap segar, vitaminnya berperan dalam metabolisme protein dan mencegah penyakit kulit seperti eksim dan herpes. Kandungan fruktosa madu berperan dalam mempercepat proses oksidasi alkohol pada hati, sehingga dapat membantu menanggulangi kerusakan hati pada peminum minuman beralkohol. Pada madu juga terdapat banyak nutrisi yang berfungsi sebagai antioksidan (Anonim, 2010).

3 Likes