Apa yang anda ketahui tentang Lumba-lumba Hidung Botol ?

Lumba-lumba hidung botol

Lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) merupakan jenis lumba-lumba yang paling terkenal. Dalam bahasa inggris disebut dengan berbagai nama seperti Common Bottlenose Dolphin, Bottlenose Dolphin, Bottle-nosed Dolphin, dan Bottlenosed Dolphin. Panjang tubuhnya sekitar 2-4 meter dengan berat antara 135-635 kg. Warna mammalia cerdas ini mulai dari abu-abu terang sampai hitam dengan warna yang lebih terang pada perutnya.

Apa yang anda ketahui tentang Lumba-lumba Hidung Botol ?

Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) adalah jenis lumba-lumba yang mendapatkan nama demikian karena moncongnya yang panjang seperti leher botol. Ada 3 spesies lumba-lumba yang dikategorikan sebagai lumba-lumba hidung botol & semuanya termasuk ke dalam genus Tursiops. Ketiga spesies tersebut adalah lumba-lumba hidung botol biasa (common bottlenose dolphin; Tursiops truncatus), lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Indo-Pacific bottlenose dolphin; Tursiops aduncus), & spesies baru lumba-lumba Burrunan (Burrunan dolphin; Tursiops australis) yang baru diidentifikasi pada tahun 2011 lalu.

Karena pada dasarnya lumba-lumba hidung botol adalah sejenis ikan paus (ordo Cetacea), maka mereka pun memiliki banyak kesamaan fisik dengan paus. Kesamaan-kesamaan tersebut antara lain keduanya sama-sama memiliki kulit yang licin, sirip-sirip yang dilapisi oleh kulit, sirip ekor yang posisinya horizontal, menggunakan paru-paru sebagai organ pernapasannya, berdarah hangat, serta melahirkan & menyusui anaknya. Karena lumba-lumba hidung botol bernapas dengan paru-paru, maka mereka pun lebih banyak menghabiskan waktunya di dekat permukaan laut. Normalnya, lumba-lumba hidung botol akan muncul ke permukaan setiap menit untuk bernapas, namun mereka juga diketahui bisa menahan napas hingga 4 menit lebih.

Hubungan manusia dengan lumba-lumba tidak selalu merupakan hubungan yang baik. Sebagai contoh, lumba-lumba sering terperangkap hingga tewas di jaring nelayan tuna. Dalam kasus lain, nelayan bahkan membunuh lumba-lumba secara sengaja karena menginginkan dagingnya & menganggap keberadaan lumba-lumba bisa mengurangi jumlah ikan yang dapat ditangkap. Selain hal-hal tadi, lumba-lumba juga terancam oleh polusi suara yang dihasilkan oleh sistem sonar kapal-kapal & polusi kimia yang berasal dari sampah lautan. Walaupun sejauh ini populasi lumba-lumba hidung botol masih melimpah, tentunya akan jauh lebih baik bila ada upaya nyata & berkelanjutan yang diterapkan secara menyeluruh untuk menekan jumlah kematian lumba-lumba akibat ulah manusia