Berdasarkan prasasti yang ditemukan pada tahun 1950, kota ini didirkan oleh Raja Argishti. Nama pertama kota ini adalah Erebuni. Prasasti tersebut bertuliskan “Dengan kebesaran Allah Khaldi, Argishti, putra Menua, membangun benteng perkasa ini dan memberitakannya Erebuni untuk kemuliaan Biainili (Urartu) dan untuk menanamkan rasa takut di kalangan musuh raja. Argishti mengatakan: Tanah sebelumnya adalah gurun dan menjadi karya besar yang saya capai atasnya. Dengan kebesaran Khaldi, Argishti, putra Menua, adalah raja perkasa, raja Biainili, dan penguasa Tushpa. "
Hal yang membuat kota ini nampak menarik dan misterius adalah adanya rumor bahwa ketika bantera Nuh mendarat di Masis dan saat Nuh keluar dari bahteranya, ia langsung melihat kota Yerevan. Dalam bahasa Armenia Yerevan atau “yereval” (երեւալ) memiliki arti “untuk dilihat.”
Diyakini bahwa wilayah Yerevan telah ditinggali manusia sejak 4000 tahun SM. Berdasarkan penggalian arkeologi diketahui bahwa Raja Argishti I dari Kerajaan Urartian (berkuasa pada 786 SM – 764 SM) telah membangun sebuah benteng militer “Benteng Erebuni” pada 782 SM di lokasi kota Yerevan dan benteng tersebut menjadi cikal bakal perkembangan kota ini. Tujuan dari pembangunan benteng ini adalah untuk melindungi kota dari serangan dari bangsa Kaukasus Utara.
Pada periode kejayaannya, kota ini telah membangun saluran irigasi dan waduk buatan. Namun demikian, kejayaannya tidak berlangsung lama. Pada abad ke-5 dan 6 SM, kerajaan Urartu diserbu oleh Raja Persia, Darius I (522 – 486 SM). Untuk mempermudah melakukan kontrol pemerintahan, maka Raja Darius I membagi wilayah kerajaanya menjad 20 satrapies dan pusat satrapies ke 18 adalah Erebuni-Yerevan.
Periode antara abad ke- 3 dan 4 SM, kota ini dikenal sebagai Yerevan Dark Ages, karena tidak adanya bukti historis yang ditemukan terhadap kota ini. Pada tahun 658 M, kota Yerevan dikuasai oleh orang – orang Arab dan kemudian dikuasai oleh bangsa Seljuk. Sejak abad ke- 7 M, kota ini menjadi rute kafilah antara Eropa dan India. Secara khusus kota ini mulai dipanggil Yerevan mulai abad ke-7 M dan menjadi ibukota Kerajaan Armenia.
Pada abad ke-9 M hingga abad ke-11 M, Kerajaan Armenia diperintah oleh Dinasti Bagratuni. Selama periode ini Yerevan adalah bagian dari Bagratuni Raya. Tahun 1387 Yerevan diambil dan dijarah oleh Tamerlane, penakluk Asia Tengah yang memproklamirkan dirinya sebagai “Pedang Islam”.
Pada saat kota Yerevan menjadi pusat administrasi Mongol Khanate, kota ini dinamakan Ilkhanate. Yerevan memberikan makna strategis karena Persia dan Ottoman tak henti-hentinya berjuang dan berperang untuk dapat berkuasa ata kota ini. Selama masa pemerintahan Shah Abbas I (1587-1619), khususnya pada 1604, puluhan ribu orang Armenia dideportasi ke Persia. Di antara mereka terdapat warga Yerevan. Deportasi ini menyebabkan penurunan drastis jumlah penduduk Armenia di Yerevan.