Apa yang Anda ketahui tentang Komunikasi Kesehatan?

image

Komunikasi Kesehatan

Tahu kah kalian ? dunia kesehatan tidak selalu membahas tentang bagian medis tetapi dunia kesehatan juga memerlukan sebuah komunikasi yang baik untuk menenangkan pasiennya. komunikasi tersebut disebut komunikasi kesehatan atau terapeutik. terapeutik menurut (Purwanto dalam Damaiyanti, 2008) :
a. Membantu pasien mengurangi beban perasaan dan pikiran serta membantu pasien mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila diperlukan oleh pasien.
b. Membantu mengurangi keraguan pasien dan membantu pasien mengambil tindakan yang efektif

komunikasi kesehatan sangatlah membantu dalam menangani Anxiety pada pasien dan membuat para ahli kesehatan lebih mudah untuk melakukan tindakan medis

1 Like

Pengertian Komunikasi Kesehatan

Manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Ada berbagai bentuk pola interaksi antar manusia dalam kehidupan ini, khususnya mengenai interaksi yang disengaja, salah satunya interaksi dalam memberikan informasi kesehatan (komunikasi kesehatan). Salah satu isu utama dalam komunikasi kesehatan adalah mempengaruhi individu dan komunitas. Dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan cara berbagi informasi seputar kesehatan.

Menurut Healthy People 2010 dalam Liliweri (2009), komunikasi kesehatan yaitu seni menginformasikan, mempengaruhi dan memotivasi individu, institusi, serta masyarakat tentang isu-isu penting di bidang kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam masyarakat. Sedangkan menurut Cline, R. dalam Liliweri (2009), komunikasi kesehatan merupakan sebuah bidang teori, riset dan praktek yang berkaitan dengan pemahaman dan saling ketergantungan mempengaruhi komunikasi (interaksi simbolik dalam bentuk pesan dan makna) dan kepercayaan kesehatan terkait, perilaku dan hasil.

Komunikasi kesehatan menurut Notoatmodjo (2007), merupakan usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal, maupun komunikasi massa.

Ratzan dalam Liliweri (2009) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi kesehatan ialah proses kemitraan anara partisipan berdasarkan dialog dua arah yang di dalamnya ada suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada kesepakatan mengenai kesatuan gagasan mengenai kesehatan, juga merupakan teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan yang seimbang demi membaharui pemahaman bersama.

Komponen Komunikasi Kesehatan

Komponen komunikasi kesehatan tak berbeda halnya dengan komponen komunikasi pada umumnya. Komunikasi tidak hanya sebatas penyampaian pesan saja, adanya umpan balik (feedback) atau respon dari penerima pesan menandakan bahwa komunikasi dapat terjadi hanya jika memenuhi komponen-komponen tertentu. Komunikasi juga merupakan suatu proses yang tidak akan berjalan baik tentunya jika tidak memenuhi komponen-komponen tersebut.

Menurut Lasswel, komponen komunikasi ialah:

  1. Komunikator Dalam komunikasi kesehatan, komunikator adalah orang atau lembaga kesehatan yang menyampaikan pesan. Misalnya berisikan himbauan untuk melakukan program KB.

  2. Komunikan Dalam komunikasi kesehatan istilah komunikan ialah sebagai orang yang menerima pesan. Komunikan bisa berupa masyarakat yang diberikan sosialisasi dari pihak lembaga kesehatan.

  3. Pesan Dalam komunikasi kesehatan, pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti, contohnya slogan tentang hindari HIV/AIDS.

  4. Media Media dalam komunikasi kesehatan ialah sebagai sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan. Media dalam komunikasi kesehatan adadua yakni media (saluran) interpersonal dan kelompok. Media bisa berupa cetak maupun elektronik yang biasa dilakukan dengan kegiatan penyuluhan.

  5. Efek Efek pada komunikasi kesehatan yakni dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan. Efek atau dampak ialah ketercapaian kita dalam penyampaian pesan.

Tujuan Komunikasi Kesehatan

Tujuan utama dari komunikasi kesehatan ini adalah untuk perubahan prilaku kesehatan pada sasaran kearah yang lebih kondusif sehingga dimungkinkan terjadinya peningkatan status kesehatan sebagai dampak (impact) dari program komunikasi kesehatan. Menurut Liliweri (2009:52-53) tujuan komunikasi kesehatan terbagi dua, diantaranya:

Tujuan strategis

Pada umumnya program-program yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan yang dirancang dalam bentuk paket acara atau modul dapat berfungsi untuk:

  1. Relay information, yakni meneruskan informasi kesehatan dari suatu dari suatu sumber kepada pihak lain secara berangkai (hunting).

  2. Enable informed decision making, ialah memberikan informasi akurat untuk memungkinkan pengambilan keputusan.

  3. Promote peer information exchange and emotional support, yakni mendukung pertukaran pertama dan mendukung secara emosional pertukaran informasi kesehatan.

  4. Promote healthy behavior, informasi untuk memperkenalkan hidup sehat.

  5. Promote self care, yakni memperkenalkan pemeliharaan diri sendiri.

  6. Manage demand for health services, ialah untuk memenuhi permintaan layanan kesehatan.

Tujuan Praktis

Menurut Taibi Kahler dalam Liliweri (2009:53-54) menyatakan bahwa sebenarnya secara praktis tujuan khusus komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat :

1. Meningkatkan pengetahuan yang mencakup :

a. Prinsip-prinsip dan proses komunikasi manusia.

b. Menjadi komunikator (yang memiliki etos, patos, logos, kredibilitas dan lain-lain).

c. Menyusun pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi kesehatann.

d. Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.

e. Menentukan segmen komunikasi yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.

f. Mengelola umpan balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak komunikator dan komunikan.

g. Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan.

h. Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan.

i. Prinsip-prinsip riset.

2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif.

3. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi, seperti:

a. Berkomunikasi yang menyenangkan, empati.

b. Berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri.

c. Menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik.

d. Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan.

e. Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.

Referensi

http://eprints.umm.ac.id/37920/3/jiptummpp-gdl-alfionitaa-47462-3-babii.pdf