Apa yang anda ketahui tentang keunikan hewan tarsius?

Tarsius

Tarsius adalah primata dari genus Tarsius, suatu genus monotipe dari famili Tarsiidae, satu-satunya famili yang bertahan dari ordo Tarsiiformes. Meskipun grup ini dahulu kala memiliki penyebaran yang luas, akan tetapi semua spesies yang hidup sekarang jumlahnya terbatas dan ditemukan di pulau-pulau di Asia Tenggara.

Tarsius bertubuh kecil dengan mata yang sangat besar; tiap bola matanya berdiameter sekitar 16 mm dan keseluruhan berukuran sebesar otaknya. Kaki belakangnya juga sangat panjang. Tulang tarsus di kakinya sangat panjang dan dari tulang tarsus inilah nama tarsius berasal. Panjang kepala dan tubuhnya 10 sampai 15 cm, namun kaki belakangnya hampir dua kali panjang ini, mereka juga punya ekor yang ramping sepanjang 20 hingga 25 cm. Jari-jari mereka juga memanjang, dengan jari ketiga kira-kira sama panjang dengan lengan atas. Di ujung jarinya ada kuku namun pada jari kedua dan ketiga dari kaki belakang berupa cakar yang mereka pakai untuk merawat tubuh. Bulu tarsius sangat lembut dan mirip beludru yang bisanya berwarna cokelat abu-abu, cokelat muda atau kuning-jingga muda.

  • Tarsius Belitung ukurannya satu genggaman telapak tangan
  • Tidak berkoloni, mereka hidup sendiri atau berdua sampai mati dengan pasangannya
  • Jika mereka kita campurkan dengan pasangan yang berbeda, maka salah satu dari mereka akan mati.
  • Mereka termasuk primata purba karena tidak memakan tumbuhan, mereka hanya menyukai daging. Khususnya daging serangga.
  • Kepala mereka bisa muter 180 derajat dari tubuhnya

Tarsius


Tarsius merupakan hewan langka dan dilindungi untuk semua jenis spesiesnya. Aktifitas dari tarsiusumumnya berbeda dengan mamalia yang lainnya, yakni beraktifitas hanya pada soredan malam hari, aktifitas ini sering dikategorikan sebagai hewan Nokturnal. Makananutama dari tarsius adalah reptil kecil dan serangga serta Burung kecil. Dari beberapa jenis primata yang ada, tarsius ini memiliki keunikan pada Struktur matanya yang lebihbesar dari otak yang dimiliki. Keunikan yang lainnya adalah mampu memutar kepaladari kiri ke kanan maupun sebaliknya dengan 180°, mampu melakukan lompatansejauh 3 meter, dan bahkan mampu melahirkan secara bergelantungan.

Tarsius adalah primata terkecil di dunia.Binatang ini bisa ditemukan di beberapapulau di Indonesia seperti Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera, juga di Filipina(SUSSMAN, 1999). Penduduk setempat menamakan tangkasi, kera hantu, monyet mini, kera kecil sedangkan dunia internasional mengenalnya sebagai Tarsius sp. dari keluarga Tarsidae . Banyak penduduk yang salah paham mengira Tarsius memakan hasil pertanian mereka sehingga sering diburu penduduk dan populasi semakin berkurang. Padahal, Tarsius merupakan satu-satunya primata yang tidak memakan sejenis daun, buah, bunga dan segala macam sayuran (NIEMITZ, 1979b). Tarsius adalah karnivora pemakan segala jenis serangga seperti belalang, jengkerik, kecoa, juga cicak, mencit, dan burung kecil.

Ciri Morfologi Tubuh


Pada umumnya, Tarsius memiliki Ukuran 9,5 –

14 cm, dengan panjang ekor 20-26 cm yang lebih panjang dari tubuhnya. Berat badan Tarsius dewasa 104–150gram (SHEKELLE, inpres ). Pada sumber lain mengatakan bahwa Tarsius memilikitubuh bulat kecil yang dilapisi dengan bulu lembut, beludru. Warna mereka dariabu-abu hingga abu-abu gelap. Mereka memiliki ekor bersisik panjang dengan jumbai-jumbai bulu hanya terdapat pada sepertiga bagian ekor bagian distal.Tarsius menunjukkan dimorfisme seksual: betina memiliki berat 102 hingga 114 gsedangkan laki-laki berbobot 118 hingga 130 g. Pada struktur otak, tarsius memilikiperbedaan mendasar dengan primata yang lainnya, yakni pada koneksi kedua mata serta Lateral Geniculate Nucleus yang merupakan daerah penerimaan rangsanganvisual pada Talamus. Pada rangkaian tersebut, memiliki struktur Mata Ipsilateral(sisi kepala yang sama) dan Contralateral (sisi kepala yang berbeda). Hal ini yangmembedakan Tarsius dari primata pada umumnya seperti monyet, kukang, dansebagainya.Anggota genus Tarsius memiliki tangan, kaki, dan jari yang panjang danramping.

Tangan mereka dianggap sebagai yang terpanjang dari setiap primatayang relatif terhadap ukuran tubuh. Tangan yang sangat panjang ini dirancanguntuk melekat dan mencengkeram meskipun tidak memiliki jempol yang. Jariketiga T. tarsier sangat panjang dan ramping serta hanya 15% lebih pendek darihumerus. Sifat ini tidak secara simetris direproduksi dari anterior ke posterior,karena jari keempat adalah jari terpanjang. Jari kedua dan ketiga dilengkapi dengancakar khusus. Telinga tarsius spektral tipis dan berselaput dan mampu bergeraksecara independen. Tarsius memiliki gigi heterodont dan molar kuadrat yang tajam.Rumus gigi tarsius adalah: I2 / 1, C1 / 1, P3 / 3, M3 / 3 = 34.

Tarsius spektrum memiliki tingkat metabolisme basal yang rendah dan suhutubuh yang rendah. Mereka tidak menunjukkan mati suri, namun jaringan adiposacoklat dapat ditemukan pada orang dewasa di dalam area interscapular; inikemungkinan sifat paedomorphic dipertahankan (Mogk, K. 2012).

Dari referensi yang lain, diketahui bahwa Tarsius memiliki Bulu halus berwarnaabu-abu pasir dengan kombinasi kuning keemasan. Kaki Tarsius panjang bisa melompat hingga dua meter. Dalam mencari makanan, Tarsius mengeluarkan suaracicitan rumit dengan berbagai nada. Hal tersebut merupakan nyanyian khusus daritarisus yang hanya dilakukan saat mencari makan di pagi hari dan saat akan kembalike sarangnya. Nyanyian ini juga digunakan sebagai indikator informasi kepadakeluarga Tarsius yang lain ataupun yang bukan keluarga untuk tidak memasukiwilayahnya.

Dalam hal pasangan, Tarsius dapat dikatakan sebagai hewan yangsetia, primata ini hidup secar monogami (satu pasangan seumur hidup), danpasangan tarsius akan membentuk kelompok kecil dengan anak-anaknya danbersarang di dalam rongga pohon (Sussman, 1999).Dilihat dari bentuk tubuhnya, diberi nama Tarsius karena mereka memilikbentuk tubuh yang istimewa. Tulang tarsal memanjang membentuk pergelangankaki, hal tersebut membuat tarsius dapat melompat sejauh hampir 10 kaki daridahan pohon yang satu ke yang lainnya. Ekor pada tarsius tidak berambut kecualipada ujungnya, pada tangan dan kakinya terdapat kuku yang digunakan sebagaicakar dan Grooming
Dalam hal berat badan, Tarsius memiliki kisaran berat rata-rata 100 gram,terdapat juga di beberapa tempat seperti sulawesi yang berat badannya dibawah 100gram.

Reproduksi


Tarsius pada umumnya adalah monogami atau hanya sekali melakukan masakawinnya dengan satu pasangan dengan jangka waktu tertentu; Namun, Tarsiustarsier dapat melakukan monogami fakultatif (poligini). Monogami tampaknyamenjadi suatu siklus reproduksi atau perkawinan yang umum pada spesies inikarena alasan keterbatasan jumlah tempat hidup dan tempat tidur yang layak bagimereka. Setiap individu betina pada tarsius memerlukan tempat istirahat ataupun tempat tidur yang cukup luas dan nyaman baginya dan bagi anak-anaknya. Pohon favorit untuk dijadikan sarang adalah pohon ara dengan diameter besar, selain ituuntuk dijadikan tempat untuk menetap pada masa kawin, akan tetapi pohon Ara jarang ditemukan, sehingga yang terjadi pada umumnya menyebabkan pejantan danbetina berbagi tempat tidur. Dari hal tersebutlah nantinya akan membentuk pasangan monogami.Kelompok poligini hanya 19% dalam keseluruhan hidup Tarsier. Dalam satu Kelompok monogami, hanya terdiri atas dua atau tiga betina dengan satu reproduksi Betina dan satu Pejantan, sementara jika dibandingkan dengan satu KelompokPoligini terdiri atas enam atau lebih individu dengan satu pejantan untuk reproduksibeberapa Betina. Adanya testis berukuran besar di T. tarsier menandakan bahwapoligini cukup umum terjadi, karena dikaitkan dengan sistem kawin promiscuousatau campur aduk (Gursky-Doyen, 2010).

Tarsius bereproduksi dengan jumlah kelahiran 2 kali dalam setahun, biasanyafase ini terjadi selama bulan Mei atau November. Masa gestasi sekitar 6 bulan, danfase kelahiran juga terjadi sama seperti masa reproduksi yakni bulan Mei atauNovember. Betina melahirkan satu keturunan, yang lahir sepenuhnya berbulu dandengan mata terbuka. Bayi yang baru lahir bersifat precocial atau dengan kata laindapat mencari makanannya sendiri dan mampu memanjat hanya pada usia satu hari.Laktasi (masa menyusui) biasanya berlangsung hingga 80 hari.

Fase Menyapih terjadi antara usia 4 hingga 10 minggu, dan mulai mandiri setelah menyapih sebagaiketurunan yang mampu mencari makanan sendiri. Tarsius mencapai matang secaraOrgan reproduktif (seksual) pada usia 17 bulan. Individu betina memiliki uterus bikornuata dan plasenta haemokorial. Tarsius spektral muda adalah precocial danhanya menerima perawatan ibu. Ibu menjemput dan membawa bayi mereka melaluimulut selama 3 minggu pertama dan menyimpannya di pohon saat mereka mencarimakan. Keturunan dibiarkan sendirian selama rata-rata 27 menit setiap kali, dankemudian mereka dipindahkan ke lokasi baru. Ibu umumnya berada dalam jarak 4m dari anak-anak mereka saat mencari makan. Ibu-ibu menggendong anak-anakyang berusia lebih dari 3 minggu di bawah perut mereka sambil melompat danbergerak dari pohon ke pohon (Gursky, 2010)

Umur hidup


Salah satu tarsius memiliki usia 10 tahun dan 9 bulan berdasarkan hasilpenelitian terbaru yang dilakukan, dan satu-satunya tanda penuaan pada individuini adalah rambut abu-abu / terang di wajah. Oleh karena itu, hal ini tidak mungkinmewakili jangka waktu terpanjang dari tarsius spectral untuk hidup di alam liar.Satu tarsius betina yang berusia lebih dari 5 tahun saat ini tinggal di kebun binatangSingapura. Spesies yang terkait erat, Tarsius bancanus memiliki masa hidup 17tahun dan 7 bulan di penangkaran. Kemungkinan besar Tarsius tarsier memiliki jangka hidup yang sama apabila dalam penangkaran (Shekelle and Nietsch, 2008)

Kebiasaan & Komunikasi


Tarsius memiliki sifat krepuskular (aktif pada saat senja ataupun situasi remang-remang) dan nokturnal dan sangat aktif sepanjang malam. Saat senja, merekamelakukan perjalanan selama sekitar 30 menit sampai menemukan tempat mencarimakanan. Selama waktu ini, mereka sering berhenti untuk menyesuaikan dirimereka yakni dengan cara menjilat dan menggaruk rambut dengan cakar padatangannya. Ketika hujan deras, Tarsius akan mencari daerah yang kering dan akanberdiam diri. Mereka berpindah melewati pepohonan dan mampu melompat dengan jarak lebih dari 40 kali panjang tubuh yang dimiliki.

Ketika pagi menjelang, Tarsius “bernyanyi” saat akan kembali ke tempat tidur, baik dengan berduet bersamapasangan atau dalam Nyanyian secara berkelompok. Nyanyian ini memberi sinyalke kelompok-kelompok tetangga bahwa suatu wilayah telah terisi. Tarsius tarsier sangat menjaga teritori wilayah yang dimiliki dan terkadang terlibat dalamperselisihan dengan kelompok lain yang memasuki ke batas teritori mereka. Dalammenandai teritori yang dimiliki, mereka menggunakan Urin dan sekresi kelenjar Tarsius tarsier biasanya hidup berpasangan atau kelompok keluarga kecil.

Mereka adalah hewan yang sangat sosial. Ketika dua anggota kelompok dewasasedang melakukan kontak fisik, mereka menghabiskan seluruh waktu istirahat danbersosialisasi. Ketika jaraknya kurang dari 10 m, mereka mencari makan dan,ketika jaraknya 50 hingga 100 m, mereka menghabiskan sebagian besar waktumereka untuk bepergian. Tarsius juga memiliki perilaku bermain, dan berbagimakanan. Persaingan dalam mendapatkan makanan mengakibatkan bertambahnyawaktu mencari untuk makan. Tampaknya tiap individu mendapat manfaat darikehidupan berkelompok, utamanya ketika tingkat predasi yang tinggi (Gursky-Doyen, 2010).

Kebiasaan makan


Tarsius tarsier memakan secara langsung pada hewan hidup. Mangsa utamanyaadalah serangga terbang seperti belalang, dan ngengat. Mereka terkadang memakanvertebrata kecil, seperti kadal. Tarsius mendengarkan sesuatu yang bergerak dalammencari mangsa. Setelah mendapatkan sasaran, tarsius akan langsung menyergapmangsa tersebut dengan secara tiba-tiba, lalu mencengkeramnya dengan jarinya,kemudian menggigit untuk membunuhnya. Tarsius lalu kembali ke tempatnyabertengger, untuk memakan mangsa tadi. Perburuan ini memerlukan koordinasiantara tangan dan mata yang sangat baik.

Tarsius mampu mengumpulkan mangsanya dari tanah, udara, maupun dari daundan ranting. mereka bisa makan dengan 10% dari berat badan mereka dalam 24 jam, dan dapat meminum air beberapa kali sepanjang malam.

Komunikasi dan Persepsi


Komunikasi vokal dari Spesies tarsius dapat berbentuk berbagai macam.Diantaranya Cuitan dan getaran, alarm panggilan, lagu duet, dan komposer secaraberkelompok. Cuitan dan getaran digunakan untuk berkomunikasi atau membuatlokasi mereka diketahui oleh anggota grup lain saat mencari makan. Alarmpanggilan berfungsi sebagai sistem peringatan kepada anggota kelompk yang lainketika pemangsa terlihat. Lagu duet dan komposer berkelompok berguna untukmenyampaikan kepemilikan wilayah dan berfungsi sebagai mekanisme mengawalpasangan.Saat pagi menjelang, betina dari pasangan duet memulai lagu setelah dia kembalike tempat tidur keluarga. Pejantan dan betina menyanyikan lagu-lagu yang sangatberbeda tetapi sama-sama bernada tinggi, yang dapat didengar hingga 100m jauhnya. Tarsius menggunakan urin mereka serta sekresi dari kelenjar epigastrika,kelenjar ano-genital, dan kelenjar sirkum oral untuk menandai batas-batas wilayahmereka. Pejantan menandai dua kali lebih sering daripada yang betina. Kontak fisiktampaknya berkontribusi pada kegiatan sosial tarsius, dan anggota kelompok yangsama sering beristirahat dan bersosialisasi sambil bersentuhan.

Tarsius tarsier duduk di samping satu sama lain dan menjalin ekor serta salingmeringkuk. Komunikasi visual paling efektif ketika anggota kelompok salingberhubungan dekat satu sama lain. Mereka berkomunikasi dengan perubahan ototwajah dan postur tubuh. Telinga yang dilipat tampaknya menunjukkanketidaknyamanan, dan postur yang membungkuk diambil ketika sedang defensive(melawan). Ketika sedang agresif, seekor tarsius berdiri di atas kaki belakangnyadengan mulut terbuka(Gursky-Doyen and Supriatna, 2010).