Apa yang anda ketahui tentang Kerajaan Mughal ?

Pada akhir dekade tahun 1400-an, bangsa Mughal yang merupakan keturunan asli dari pemimpin Mongol Timur, diusir oleh orang Tatar yang juga dari Mongol agar meninggalkan wilayah Asia Tengah. Kemudian Bangsa Mughal secara beramai-ramai bergerak ke selatan dan menyerang India pada 1626. India Utara dapat ditaklukkan dengan mudah.

Berikutnya, pada tahun 1600, mereka semakin memperluas kekuasannya dengan meyerang Dekka, di sebelah selatan India. Satu abad kemudian, seluruh India dapat dikuasai di bawah penguasaan Bangsa Mughal, kecuali wilayah ujung selatan India.

Walaupun Bangsa Mughal merupakan pemeluk agama Islam, tetapi kebanyakan penduduk India beragama Hindhu.

Sementara itu di bagian India Utara, penduduknya merupakan penganut Hindhu Sikh yang didirikan oleh Guru Nanak pada awal tahun 1500-an dan agama ini berpusat di Punjab. Kuil sucinya adalah Kuil Emas di Amritsar. Meskipun demikian, Bangsa Mughal merupakan bangsa yang toleran sehingga memberikan kebebasan dalam menjalankan agama masing-masing penduduknya.

Apa yang anda ketahui tentang Kerajaan Mughal ?

Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Tetapi sebelumnya telah ada beberapa kerajaan, dan upaya memperjuangkan Islam di sana. Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, kerajaan Mughal juga merupakan kerjaan Islam terakhir di India, hingga berganti dengan pemerintahan imperalisme Inggris memerintah di sana. Kerajaan ini merupakan anak cucu dari bangsa Mongol. Diantara keturunannya adalah Timur Lenk, keturunan Jengiz Khan yang telah masuk Islam dan pernah berkuasa di Asia Tengah pada abad ke-15. Timur Lenk pertama kali kali melakukan penyerangan ke India pada tahun 1398. Meskipun begitu, ia tidak berambisi untuk menguasainya. Penaklukan India yang sesungguhnya baru di lakukan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, salah seorang keturunan dari Timur Lenk.

Kerajaan Mughal berasal dari tentara nomadik (penjelajah) dari Afghanistan sehingga pemerintahan dijalankan oleh elit militer dan politisi.
Mereka terdiri dari para pembesar Iran, Afghanistan, Turki dan India. Kerajaan ini
berpusat di India dengan ibukota pemerintahan di Delhi dan merupakan
kelanjutan dari Kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak perjuangan panjang
untuk membentuk sebuah kerajaan India yang memusat, puncak dari usaha untuk
membentuk sebuah kultur Islam yang didasarkan pada sebuah sintesa antara
warisan bangsa Persia dan bangsa India, dan puncak dari pergumulan antara
identitas Persi-Indian dan identitas Islam bagi negara dan masyarakat.
Di bawah Kerajaan Mughal inilah pemerintahan muslim di India akhirnya
diperkokoh. Walaupun ada penaklukan baru di daerah Selatan, pusat kekuasaan
Mughal tetap di Utara, karena mereka datang dari Asia Tengah ialah daerah
seedaran pengaruh kebudayaan Turki-Iran. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya
Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan
berjaya.

Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, ia lahir
pada tanggal 24 Februari 1483 M di kota Ferghana. Dalam tubuhnya mengalir
darah ksatria yang diwarisi dari leluhurnya karena ayahnya Umar Syek Mirza
adalah keturunan kelima Timur Lenk sedangkan ibunya seorang putri keturunan
langsung Jakutai putera dari Jenghiz Khan.30 Sebagai akibatnya ia disebut
Mongol, kata ini dalam perkembangannya berubah menjadi Mughal. Kerajaan
Mongol dan Kerajaan Mughal di India memiliki keterkaitan karena sama-sama
didirikan oleh bangsa Mongol dan keturunannya sedangkan pengambilan nama
Mughal adalah dari nama kebesaran bangsa Mongol.

Sepeninggal ayahnya Umar Syek Mirza, pada tahun 1494 M Sultan Babur
menggantikan ayahnya sebagai penguasa di Ferghana pada usia 12 tahun.
Meskipun masih muda, Sultan Babur telah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin
yang tangguh dan berambisi. Dalam mewujudkan ambisinya, Sultan Babur
menyerang Samarkand tiga kali dan tiga kali pula gagal. Bahkan penyerangan
yang ketiga menyebabkan ia terusir dari Ferghana, namun kegagalan itu tidak
membuatnya putus asa. Akhirnya Sultan Babur berhasil menaklukkan Samarkand
atas bantuan raja Syafawi, Ismail I. Kemudian menduduki Kabul tahun 1504.31
Setelah menaklukkan Kabul, Sultan Babur meneruskan ekspansinya ke
India. Pada awalnya Sultan Babur tidak merencanakan akan menaklukkan India,
apalagi mendirikan salah satu kerajaan terbesar di India. Sebenarnya Babur tidak
menyukai India, sejak kecil hingga dewasa hidup dalam iklim segar dan alam
terbuka Ferghana. Ia sama sekali tidak tertarik pada keindahan alam India, dalam
karangan riwayat hidupnya ia mengatakan bahwa: “Hindustan tidak memiliki
banyak hal yang menarik, penduduknya tidak cantik dan tidak gagah, mereka
tidak ramah, tidak memahami makna saling kunjung mengunjungi, mereka tidak
memiliki orang cerdas dan tidak mampu memahami pikiran orang lain, mereka
tidak memiliki keterampilan dalam bidang kerajinan tangan, seni perencanaan dan pembangunan. Disana tidak ada kuda dan anjing yang baik, tidak ada buah anggur dan semangka serta buah lainnya yang sedap, tidak ada es atau air dingin, tidak ada daging segar dan roti. Mereka tidak mempunyai kolam air hangat, tidak ada sekolah dan juga tidak ada lilin. Sebagai pengganti lilin mereka menggunakan orang pelita yang kotor, orang pelita itu memegang sumbu disalah satu tangannya dan menuangkan minyak dari kulit labu kering dari tangan lainnya. Selain sungai mereka tidak memiliki saluran air, ditaman dan didalam rumah mereka pun tidak ada air, rumah mereka tidak menarik, tidak memiliki udara segar dan rancanganannya pun tidak indah”, ia juga mengeluh tentang cara orang India berpakaian “para petani dan orang kelas bawah hanya berjalan dengan mengenakan selembar kain yang tergantung dua jengkal dibawah pusatnya, para wanitanya mengikat selembar kain dipinggangnya dan menutup kepalanya dengan ujung kain itu”. Di sisi lain Sultan Babur menulis beberapa kelebihan India, hal yang menarik ialah India merupakan daerah yang luas dan memiliki banyak sumber daya emas dan perak, jika hujan datang, udara terasa nyaman.

Pada saat itu India dipimpin oleh Dinasti Lodi dan karena Dinasti Lodi sedang mengalami masa krisis dan sistem pemerintahan yang buruk, sehingga Alam Khan, paman Ibrahim Lodi bersama Daulat Khan dan para kaum ningrat meminta pertolongan kepada Sultan Babur untuk menjatuhkan kekuasaan Ibrahim Lodi. Dengan mata ahli catur politik ia melihat bagaimana besarnya bahagia yang akan diperolehnya jika ia memenuhi permintaan tersebut. Kesempatan emas itu tidak akan disia-siakan oleh Sultan Babur. Maka pada tahun 1525 M Sultan Babur menguasai Punjab dengan ibukota Lahore. Setelah itu ia memimpin tentaranya menuju Delhi. Sultan Babur datang dengan pasukan yang tangguh dan dengan mudah dapat menghancurkan Delhi. Sultan Ibrahim Lodi dan tentaranya dapat dihancurkan dalam pertempuran yang berlangsung di Panipat pada tanggal 21 April 1526 M. Ibrahim Lodi beserta ribuan pasukannya terbunuh dan Sultan
Babur langsung mengikrarkan kemenangan dan kemudian menegakkan pemerintahannya. Kemudian Sultan Babur bergerak maju untuk menduduki Delhi serta Agra dan disini tidak mendapat perlawanan dan kemudian maju terus menuju pusat-pusat besar orang muslim serta Hindu lainnya di India Utara, menemui serta mengalahkan sebagian besar perlawanan orang Rajput. Memang, pada awalnya Hindu menolak kehadiran Kerajaan Mughal karena kemenangan yang dicapai oleh Sultan Babur merupakan ancaman bagi para raja Hindu di India. Sultan Babur harus menghadapi orang Rajput di bagian barat dan orang Afghan di bagian timur. Rana Sangha, penguasa Mewar, dan merupakan panglima Rajput menghimpun orang-orang Rajput untuk melawannya. Kedua kekuatan bertemu di Khanua, sebuah desa di sebelah barat Agra pada tanggal 16 Maret 1527 M. Taktik Sultan Babur lebih unggul dan membuatnya menang dalam pertempuran.

Selain pemberontakan orang Hindu, tahun berikutnya Sultan Babur mengalahkan pasukan gabungan para ketua suku Afghan dari Bihar dan Benggala di Ghagra dekat Patna. Ia pun akhirnya menjadi penguasa dataran Gangga sampai kota Patna di timur. Tentara Mughal memang militer yang kuat sehingga beberapa kali usaha koalisi para raja-raja Hindu maupun kerajaan Islam lainnya selalu menemui kegagalan. Dengan kalahnya para raja Hindu itu maka wilayah kekuasaan kesultanan ini terbentang meliputi seluruh Jazirah India dan Afghanistan. Setelah penaklukkan tersebut, ulama, penulis, sufi, pujangga dan intelektual muslim berhamburan menuju India, mencari perlindungan di dalam rezim baru tersebut, mengorganisir beberapa perguruan dan membuka jalan bagi konversi masyarakat India ke agama Islam. Peranan waliyullah dan sufi dalam menyiarkan agama Islam di tanah India sangat besar yang ditunjukkan dengan banyaknya jumlah mereka yang datang ke India. Mereka termasuk golongan pertama yang menyebarkan agama Islam sebelum Islam masuk ke India secara formal.

Sultan Babur menyebut dirinya Padisyah gelar raja dalam bahasa Persia yang mengandung arti bahwa ia bukanlah kepala beberapa kabilah Turki yang demokratik tetapi raja Iran yang berdaulat dan otokratik. Susunan kekuasaan Mughal bersendi kepada kaum aristokrat muslim yang heterogen, yang terdiri dari pendatang-pendatang baru dari Transoksiana, bangsawan-bangsawan Iran yang mencari kedudukan di dalam negeri yang baru ditaklukkan itu, dan dari aristokrataristokrat Turki dan Afghan yang sudah berakar di India tetapi sekarang tidak menguasai kekuasaan tertinggi lagi. Kaum Mughal sendiri hanyalah minoritas yang terkecil, tetapi mampu mempertahankan kekuasaan mereka. Selama masa panjang imigrasi dari Asia Tengah dan Iran berlangsung terus hingga kaum aristokrat muslim di India mengalami Indianisasi. Kemenangan ini hanyalah permulaan, struktur pemerintahan Kerajaan Mughal belum mantap. Sultan Babur wafat pada tanggal 26 Desember 1530 M.

Konon, sebelum Sultan Babur wafat, Sultan Humayun sakit keras, semua pengobatan yang dilakukan belum membuatnya sembuh. Beberapa orang bijak mengatakan, hidup putera mahkota bisa diselamatkan hanya saja segala sesuatu yang paling berharga di dunia dikurbankan, yaitu hidupnya sendiri. Dengan berjalan tiga kali mengelilingi tempat tidur Sultan Babur berdo’a:

“datanglah sakit itu kepadaku” kemudian ia berseru dengan penuh sukacita, “aku berhasil, aku telah mengambil sakit itu”.

Sejak saat itu Sultan Humayun sedikit demi sedikit sembuh dari sakitnya sedangkan Sultan Babur sendiri langsung jatuh sakit kemudian wafat. Sultan Babur dimakamkan di Kabul. Setelah itu kepemimpinan Mughal diteruskan oleh anaknya, Nasiruddin Muhammad Humayun.

Sebelum Islam masuk di India, sekitar 6000-5000 SM bangsa Dravida datang dari Asia Barat ke India dengan kepercayaan terhadap adanya Tuhan secara abstrak. Kemudian pada abad VI SM bangsa Aria dari Persia datang menguasai Punjab dan Benaras (India Utara) dengan membawa kepercayaan adanya Tuhan secara nyata. Pada tahun 599 SM lahir Mawahir yang mempelopori lahirnya agama Jaina (ajaran ini kemudian melebur dalam agama Hindu).

Pada tahun 557 SM lahir Gautama Budha di Kapilabastu di kaki gunung Himalaya dan menjadi pelopor lahirnya agama Budha. Sementara agama Hindu adalah agama yang paling penting dan banyak dianut oleh rakyat India. Hampir semua raja yang sedang berkuasa menganut agama tersebut. Tekanan yang besar dari kelompok kasta Brahmana terhadap penganut agama Budha menyebabkan mereka mengharapkan datangnya kekuatan lain yang bisa memberi perlindungan dan menghindari kekejaman penguasa Hindu.

Di sisi lain, di antara penganut agama Hindu terjadi perebutan kekuasaan. konflik Hindu dan Budha, secara umum, tampak jelas dalam persaingan perdagangan. Kelompok Hindu cenderung lebih senang untuk memonopoli, sedangkan Budha lebih giat dalam memperoleh keuntungan. Menjelang masuknya Islam, agama Jaina tidak populer dan Agama Budha sedang menurun. Pada saat itulah Islam mulai masuk di India. Karena kelompok Budha lebih banyak terkalahkan dalam persaingan, akhirnya mereka lebih terbuka untuk menerima Islam.

Sejarah awal masuknya Islam di India dapat dibagi dalam empat periode yaitu : Zaman Nabi Muhammad SAW, Dinasti Umayyah, Ghaznawi, dan Ghuri. Pada zaman Nabi Muhammad SAW (mulai tahun 610 M), pedagangpedagang Arab yang telah menganut Islam sudah berhubungan erat dengan dunia Timur melalui pelabuhan-pelabuhan India, sehingga mereka berdagang sambil berda’wah. Pada masa ini, Cheraman Perumal, raja Kadangalur dari pantai Malabar telah memeluk Islam dan menemui nabi. Inilah sejarah awal masuknya Islam di Anak Benua India.

Pada masa Umar Ibn Khattab, pada tahun 643-644 M panglima Mughira menyerang Sind, tetapi gagal dikarenakan tentara Arab kurang ahli perang di laut di bandingkan di darat. Pada tahun ini pula Abdullah Ibn Amar Rabbi sampai ke Mekran untuk menyiarkan Islam dan memperluas daerah kekuasaan Islam. Pada masa Usman Ibn Affan dan Ali Ibn Abi Thalib, dikirim utusan ke wilayah India untuk menyelidiki adat istiadat dan jalan-jalan menuju India. Inilah awal mula Islam menyebar ke India melalui jalan darat.

Pada masa Mu’awiyah I, terjadi perampokan terhadap orang-orang Islam di India. Atas izin Khalifah Al-Walid, ia mengirim Muhammad Ibn Qasim (usianya 17 tahun), untuk memimpin pasukan. Dalam waktu 4 tahun lebih, Sind dan Punjab dapat ditaklukkan dan dikuasai. Bin Qasim menjadi gubernur yang menjalankan pemerintahan dengan rasa kemanusiaan yang tinggi. Riwayatnya berakhir tragis akibat pertikaian politik, setelah itu ada 9 orang gubernur tetap berkuasa di wilayah itu sampai datangnya dinasti Ghazni.

Pada akhir abad ke-10, Alptgin menaklukkan Ghazni dan memperkuat kota dengan parit dan benteng. Pada tahun 976-977 M, naiklah menantu dan bekas budaknya, Sabktegin, ia dapat menaklukkan Kabul dan Kandahar, menyerang Lahore, Delhi, Ajmir, Qanauj, Kalinjar. Pada tahun 997 M Sabktegin digantikan oleh putranya Mahmud, yang kemudian terkenal dengan gelar Mahmud Ghaznawi. Ia melakukan penyerangan dan penaklukan sebanyak 17 kali ke daerah Lahore, Delhi, Ajmir, Qanauj, Gawaliur, Kalinjar, Ujjain, Nagarakot, dan Doab yang semuanya dimenangkan.

Pada tahun 1024-1025 M menyerang dan menaklukkan Gujarat dan menghancurkan berhala Samonath yang terkenal besar dan megah di India. Mahmud digantikan oleh putranya Muhammad, tetapi Muhammad tidak lama memerintah, lalu digantikan oleh saudaranya, Mas’ud Ibn Mahmud. Mas’ud memperluas kekuasaannya dengan menaklukkan negeri Oudh (Ayyuda) dan Benaras. Sepinggal Mas’ud tidak ada lagi pengganti yang kuat.

Pada tahun 1186 M, Alauddin Husain Ibn Husain merebut negeri Ghaznah yang sudah lemah, setelah itu ia digantikan oleh Ghias al-Din Abul Muzaffar Muhammad Ibn Sam. Kemudian ia digantikan oleh saudaranya Syihab al-Din. Kemudian naiklah Alauddin Muhammad Ibn Sam. Tokoh yang terkenal dalam sejarah adalah Sultan Muhammad Abdul Muzaffar Ibn al-Husain al-Ghori (Muhammad Ghuri). Ia menguasai seluruh wilayah yang dahulunya dikuasai Dinasti Ghazni. Pada tahun 1192 M ia memenangkan peperangan Tarain II melawan persekutuan raja-raja India yang dipimpin oleh Pritthiraj dan menguasai Delhi, Merat dan Agra.

Pada tahun 1193 M ia menaklukkan Qanauj, dan menunjuk panglima perang dan hamba sahayanya, Aibek sebagai wakil tetap di India yang berpusat di Delhi. Aibek dapat menaklukkan Oudh dan Benaras. Penaklukkan berlanjut pada tahun 1195 M ke Guwaliur, 1196 M ke Gujarat, 1201 M ke Kalinjar. Di samping itu ada pula hamba sahayanya yang bernama, Bakhtiar Khilji, yang merampas negeri Bihar dan Bengala (sekarang Bangladesh) dari kerajaan Magadh (Budha) pada tahun 1194 M.

Sepeninggal Muhammad Ghuri, naiklah Quthubuddin Aibek yang merupakan bekas budak dan panglima perang Ghuri, yang memberi letter of manumission (merdeka dari perbudakan). Aibek mendapat gelar sultan pada tahun 1206 M.40 Sejak saat itu berdirilah kesultanan Delhi yang meliputi : Dinasti Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1290-1320 M), Tughlug (1320-1414 M), Sayyed (1414-1451 M), dan Lodi (1451-1526 M).

Dinasti Mamluk didirikan oleh seorang budak yang bernama Altamasy yang di merdekakan oleh Aibek dan di angkat menjadi pembesar istana karena pada saat itu menganti Aibek, anaknya Aram Shah tidak bisa memimpin dengan baik. Altamasy berhasil memperluas kekuasaan Islam ke sebelah utara (Malawa) dan menyelamatkan negerinya dari serangan Mongol. Setelah itu ia menunjuk anak perempuannya, Raziya, sebagai pengganti dengan alasan semua anak lakilakinya tidak ada yang mampu.

Dalam sejarah Islam Sultan Raziya adalah perempuan pertama yang berkuasa. Pada tahun 1240 M terjadi pemberontakan untuk menolak sultan perempuan yang menjatuhkan Raziya oleh Bahram Shah, putra dari Iltutmish, namun Bahram Shah tidak mampu memimpin , akhirnya pada tahun 1246 M pamannya, Nasiruddin Mahmud naik tahta, kemudian ia di gantikan oleh Balban. Setelah Balban wafat, penggantinya, Kaikobad, tidak cakap sebagai pemimpin.

Dengan dukungan para pembesar istana, Jalaluddin Khalji (75 tahun) naik tahta pada tahun 1290M. Setelah itu Alauddin Khalji yang merupakan keponakan sekaligus menantu Jalaluddin Kahlji naik tahta berkat dukungan para bangsawan.41Alauddin Khalji memperluas kekuasaannya sampai ke Gujarat, Rajasthan, Deccan, dan sebagian wilayah India Selatan.

Pengganti Alauddin Khalji adalah Quthubuddin Mubarak Khalji, namun ia dan keluarganya dibunuh oleh Khusru, gubernur Deccan yang ingin merebut tahta. Lima bulan kemudian Ghazi Malik Tughlaq, gubernur Depalpur, dapat menguasai Delhi dengan membunuh Khusru. Ghazi Malik menduduki tahta dengan gelar Ghiyasuddin Tughlug. Beberapa wilayah dikuasainya antara lain Bidar, Warrangal dan Bangla. Namun dalam perjalanan kembali dari Bengla, Ghiyasuddin Tughlug meninggal dunia pada tahun 1325 M.

Juna Khan terpilih sebagai pengganti Sultan ia naik tahta dengan gelar Muhammad Ibn Tughlug. Ia merupakan sultan pertama yang mengangkat warga non-Muslim dalam tugas kemiliteran dan tugas-tugas administratif pemerintahan, terlibat di dalam perayaan lokal, dan mengizinkan pembangunan kuil-kuil Hindu. Ia wafat pada tahun 1351 M ketika negara dilanda pemberontakan. Fihruz Shah, sepupunya, naik tahta setelah meredam pemberontakan di Sind dan penyerangan Mongol. Setelah kematian Fihruz pada tahun Shah pada tahun 1388 M penggantinya tidak ada yang mampu. Nashiruddin Muhammad Tughluq adalah orang terakhir dalam Dinasti Tughlug.

Pada tahun 1414 M, Khizir Khan, utusan Timur di Debalpur dan Multan dapat menguasai politik di Delhi. Khizr Khan merupakan pendiri dari Dinasti Sayyid yang alim, pemberani dan sangat mampu memimpin. Ia meninggal dunia pada tahun 1421 M. Kemudian Mubarak Shah naik tahta, namun ia terbunuh pada tahun 1434 M oleh seorang bangsawan bernama Sardarul Mulk. Keponakan Mubarak, Muhammad Shah, naik tahta. Ia membalas kematian pamanya dengan menangkap dan membunuh Sardarul Mulk.

Muhammad Shah memimpin selama 12 tahun, ia di gantikan oleh anaknya, Alauddin Alam Shah, yang merupakan raja terakhir dan terlemah dalam Dinasti Sayyid. Ia secara sukarela menyerahkan tahtanya kepada Bahlul Lodi. Bahlul Lodi naik tahta pada tahun 1451 M. Sultan Lodi adalah satusatunya sultan Delhi yang berasal dari suku bangsa Pathan. Sultan-sultan Delhi yang lain adalah bangsa Turki. Aksi Bahlul Lodi yang menonjol adalah penaklukan Jaunpur. Ia bertahta selama 38 tahun dan meninggal pada 1389 M. Nizam Khan, putra kedua Bahlul Lodi naik tahta dengan gelar Sikander Lodi. Ia meninggal dunia pada tahun 1517 M setelah berhasil memimpin selama 28 tahun. Akhirnya, Ibrahim Lodi, naik tahta. Tetapi terjadi pemberontakan di Jalal Khan. Ia banyak memenjarakan bangsawan yang menentang. Hal ini memicu lebih banyak pemberontakan.

Pada 21 April 1526 M terjadi pertempuran yang dahsyat di panipat antara Babur dan Ibrahim Lodi. Pasukan Lodi berjumlah 100.000 kekuatan tentara dengan 1000 pasukan gajah, sedangkan tentara Babur hanya berjumlah 25.000. Ibrahim Lodi beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Walaupun pasukannya lebih kecil jumlahnya, barangkali karena keperkasaan yang diwarisi leluhurnya serta prajuritnya yang terlatih dan loyal, Babur berhasil tampil sebagai panglima yang memenangkan pertempuran. Setelah Babur memperoleh kemenangan ia beserta pasukannya memasuki kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur di kota Delhi, maka berdirilah kerajaan Mughal di India pada tahun 1526 M.

Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/366/9/Bab%202.pdf