Apa yang Anda ketahui tentang Kepiting Kelapa?

Birgus latro

Kepiting Kelapa dengan nama latin Bingus latro, merupakan artropoda darat terbesar di dunia. Seperti semua Dekapoda lain, tubuh Kepiting Kelapa dibagi menjadi bagian depan (kepala-dada atau sefalotoraks) dengan 10 kaki, dan abdomen (perut). Sepasang kaki terdepan mempunyai capit besar untuk mengupas kelapa, dan cakar (Chelae) yang dapat mengangkat benda hingga 30 kg. Dua pasang kaki berikutnya, seperti pada umang-umang lain, adalah kaki berjalan yang besar dan kuat yang memungkinkan Kepiting Kelapa memanjat pohon (seringkali kelapa) secara vertikal hingga setinggi 6m.

Meskipun disebut kepiting, hewan ini bukanlah ketam/kepiting. Kepiting kelapa merupakan jenis umang-umang yang sangat maju dalam hal evolusi. Kepiting dan Umang-umang memiliki perbedaan dalam beberapa hal seperti pengklasifikasian, tingkah laku dan lain-lain.

Kepiting Kelapa bertelur dan menetaskan telurnya didalam wilayah lautan yang kaya akan planton seperti di pasifik barat dan samudera hindia. Kepiting ini pada akhirnya akan kembali ke daratan menjalani hidup mereka yang sangat panjang sekitar 50 atau 100 tahun lebih.

Lalu bagaimana dengan asal usul nama kepiting Kelapa sendiri?


Sebelum itu, kita tentu harus tahu asal-usul dari nama Kepiting Kelapa itu sendiri. Nama ini diambil karena Kepiting ini mampu mengupas atau bahkan menghancurkan sebuah kelapa. Bisa dibayangkan seberapa kuat hewan yang termasuk dalam genus Birgus ini.

Seekor kepiting kelapa besar memiliki kekuatan mencapit yang setara dengan sebuah gigitan Singa, bayangkan apa yang bisa dilakukan Kepiting kelapa yang berukuran sama dengan kandang kecil seekor kucing dengan kekuatan capitnya?

Beberapa tes dilakukan untuk mengukur kekuatan mencapitnya, begitulah yang dilakukan Shinciro Oka yang berasal dari yayasan Okinawa Churasima di Motobu, Jepang. Pengukuran ini memakan waktu cukup lama karena kepiting ini adalah hewan yang sangat pemalu, kepiting ini tidak menyerang manusia apabila tidak merasa terganggu. Namun pertengkaran yang terjadi pada 29 kepiting buas saat sedang pengukuran membuat para peneliti terkena serangan dari hewan ini. Tangan Shinciro Oka (Peneliti) terkena capitan sebanyak dua kali, walaupun hanya beberapa menit saja ia merasa sangat kesakitan, beruntung tidak terjadi patah tulang padanya.

Capitan terkuat dari pengukuran para peneliti mencapai sekitar 1.765 Newton, Ini lebih menyakitkan daripada jari kaki kita yang ditindih oleh sebuah kulkas yang terisi penuh. Sebagai perbandingan, kekuatan dari gigitan taring seekor Singa memiliki kekuatan 1.315 Newton dan kekuatan gigi gerahamnya mencapai 2.024 Newton. Bukan hanya itu,kekuatan capitan Kepiting kelapa meningkat sesuai dengan ukuran tubuhnya (Semakin besar tubuhnya semakin besar pula kekuatan yang dimiliki Kepiting Kelapa tersebut).

Sumber: