Apa yang anda ketahui tentang keluarga Imran?

Keluarga Imran adalah keluarga yang sangat terkenal akan kesalehannya, sehingga nama keluarga tersebut diabadikan sebagai nama surat didalam Al Quran. Apa yang anda ketahui tentang keluarga Imran?

Kemuliaan keluarga dan keturunan Imran dijelaskan dalam QS Ali-Imran/3: 32-33, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing),(sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Sesungguhnya Allah swt. memilih dan menjadikan mereka sebagai pilihan dari semua umat, dengan mempercayakan kenabian dan risalah kepada mereka. Keluarga ‘Imran adalah keluarga yang shaleh yang tinggal di Nashara (Nazaret), yakni sebuah tempat di utara Isra’il (Israel).

Kondisi historis ketika itu bangsa Romawi menguasai dunia, mereka adalah para paganis (penyembah berhala) yang tidak memeluk agama samawi. Masa itu sekitar tahun 25 SM, perinsip hidup mereka adalah berbuat kerusakan dan melakukan kezaliman. Keluarga ‘Imran tinggal di Palestina (Yerussalem), saat itu baitul Maqdis juga berada dalam kekuasaan Romawi kuno yang beribukota di Roma. Yerussalem dan sekitarnya masuk provinsi Yudea yang diperintah oleh raja Herodus.

Saat itu yang menjadi Kaisar Romawi adalah Kaisar Augustus yang memerintah sejak tahun 31 SM. menggantikan Yulius Caesar. Pemerintahan Kekaisaran Romawi Kuno ini menyembah dewa-dewa Yunani dan Romawi, juga terpengaruh dari paganisme Mesir dan Persia. Seks bebas menjadi hal yang biasa di Kekaisaran Romawi Kuno. Keluarga ini dan juga keluarga-keluarga lain dikalangan mukmin bani Isra’il dalam keadaan tertindas. Bani Isra’il sendiri pada umumnya sudah menyimpang sangat jauh dari ajaran Daud dan Sulaiman as. Mereka telah tenggelam dalam materialisme. Artinya keluarga-keluarga mukmin itu hidup dalam suasana dan kondisi yang tertindas.

Berikut adalah orang-orang shaleh yang ada didalam keluarga Imran,

Imran

‘Imran adalah ayah dari Maryam (Ibu Nabi ‘Isa). Nama lengkapnya adalah ‘Imran bin Saham bin Amor bin Meisyan bin Heizkil bin Ahrif bin Baum bin Ezazia bin Amsiya bin Nawus bin Nunya bin Bared bin Yosafat bin Radim bin Abia bin Rabeam bin Sulaiman bin Daud as. Imran artinya makmur.

Hannah

Imran memiliki seorang istri bernama Hannah binti Yaqudz seorang hamba yang patuh. Ibunda Maryam tidak dapat memiliki keturunan. Lalu, dia bernazar kepada Allah jika suatu hari nanti hamil, dia akan menjadikan anaknya sebagai pengabdi di baitul maqdis. Karena itu ketika istri ‘Imran hamil, ia berjanji dengan tekat yang kuat (bernazar), jika anaknya laki-laki, Dia relakan berhidmat di rumah Allah, Baitu al-Maqdis. Hal ini berarti nazar itu perwujudan keimanan seseorang yang harus dimanipestasikan jika sesuatu yang dinazarkan terwujud.

Maryam

Nama Maryam, menurut Ibnu Asyur (At-tahrir wa al-tanwir, 594). berasal dari bahasa Ibrani yang kemudian ditulis dalam bahasa Arab yang dalam bahasa Arab tidak memiliki arti, ia hanya sebagai nama saja. Orang Arab memahami Maryam adalah karakter perempuan baik.

Maryam adalah wanita suci dan amat cemerlang namanya. Kesucian dan kemuliaan Maryam atas seluruh wanita di dunia terlihat jelas dari pengakuan malaikat (Jibril) yang terdapat dalam QS. Ali ‘Imran/3: 42. Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:

Tiada seorang anak Adam pun yang dilahirkan, malainkan ia akan disentuh setan saat dilahirkan, sehingga ia akan menangis keras pada saat lahir karena sentuhan setan itu, kecuali Maryam dan anaknya (‘Isa).

Dalam Alquran, Hadist dan beberapa keterangan Ulama tafsir tidak ditemukan ciri-ciri fisik Maryam, tetapi terkait dengan sifat-sifatnya Alquran dan Hadis banyak membahas dan menggambarkan keluarbiasaan Maryam, sifat-sifatnya adalah taat, rajin, teguh pendirian, tekun, dan beberapa sifat lainnya.

Nabi Isa as

Di dalam Alquran dia disebut dengan nama ‘Isa. Gelarnya al-Masih dan Ibnu Maryam. Kapasitasnya ialah sebagai hamba dan Rasul Allah, kalimat Allah yang disampaikan kepada Maryam, dan bagian dari Ruh-Nya. Ia lahir tanpa seorang bapak dan merupakan Nabi yang diberikan mukjizat yang tidak dimiliki oleh nabi lainnya. Nabi Isa as memiliki kesalehan dan ketauhidan yang sangat kuat. Dalam Alquran Allah swt. menanyakan ketauhidan kepada Nabi Isa as apakah ia mengaku sebagai Tuhan, lalu Nabi Isa as menjawab ia tidak mengaku dan menyuruh umatnya untuk menyembahnya melainkan menyuruh hanya untuk menyembah kepada Allah.

Dinamai al -Masih karena dia mengembara ke berbagai negri dan karna dia tidak sekali-kali menyentuh orang yang mempunyai penyakit, selain orang itu sembuh dari sakitnya. Selain itu, kata al -Masih diucapkan untuk ‘Isa as, karena nama tersebut merupakan nama julukan raja dari kalangan mereka (Bani Isra’il). Sebab, menurut tradisi mereka, sang dukun selalu mengusap setiap orang yang berbai’at kepada raja dengan minyak suci, kemudian mereka menyebutkan pembai’atan terhadap sang raja dengan kata Al -Mashu dan menamakan sang raja dengan Al-Masih.

Nabi Zakaria

Zakaria adalah salah seorang anggota kaum Bani Israil yang palin shaleh. Dia punya keistimewaan besar dengan sosok yang tenang, bersih dan menjalani hari-hari kehidupannya dengan perilaku terpuji. Dia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak berbuat dosa-dosa. Waktu-waktunya lebih banyak dihabiskan untuk beribadah kepada Allah di bangunan besar Baitul Maqdis.

Dalam kehidupan sehari-harinya Zakaria bekerja sebagai seorang tukang kayu. Dia mencari nafkah untuk diri dan keluarganya dari hasil keringat dan banting tulang sebagai tukang kayu.

Nabi Yahya as

Nabi Yahya adalah anak dari Nabi Zakaria, nama lengkapnya adalah Yahya bin Zakaria. Yahya adalah keponakan dari ‘Imran dan sepupu dari Maryam.

Nabi Yahya tidak banyak diuraikan dalam Alquran. Hanya dijelaskan ia dikaruniai hikmah dan ilmu semasa kanak-kanak. Ia hormat pada orang tuanya, dan tidak sombong ataupun durhaka. Ia pintar dan tajam pemikirannya. Ia beribadah siang malam sehingga tubuhnya kurus kering, wajahnya pucat, dan matanya cekung. Di kalangan bani Israil, dia dikenal sebagai ahli agama dan hafal Taurat. Ia berani mengambil keputusan, tidak takut dihina orang, dan tidak menghiraukan ancaman penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran.