Apa yang anda ketahui tentang Kelomang?

Kelomang

Kelomang (umang-umang, ketam pertapa atau kepiting pertapa) adalah krustasea dekapod dari superfamilia Paguroidea. Dalam bahasa Inggris disebut hermit crab (ketam pertapa) karena perilakunya yang gemar mengembara dan mempunyai kebiasaan hidup sendiri di 'rumah’nya.

Kelomang termasuk krustasea, tetapi perut asimetris kelomang sama sekali tidak keras, bahkan cenderung lunak. Untuk melindungi perutnya, kelomang pun memerlukan rumah atau cangkang.

Karena terlahir tanpa cangkang, maka kelomang harus rajin mencari cangkang untuk ditinggali. Jika cangkang sebelumnya sudah tidak bisa menampung tubuhnya, maka kelomang harus pindah ke cangkang yang lebih besar.
Selain melindungi perutnya yang lunak, cangkang tersebut juga berfungsi sebagai alat berlindung dari serangan predator.biasanya para kelomang menggunakan cangkang siput laut yang tidak terpakai. Tetapi, ada juga beberapa kelomang yang menggunakan botol, rumput, batu, bulu babi, atau anemon laut sebagai rumahnya.

image

Kelomang itu terbagi menjadi dua, yakni kelomang darat dan kelomang air.

  • Kelomang air biasanya hidup di air asin atau laut. Biasanya, para kelomang memilih tempat di perairan dangkal dan garis pantai, namun ada juga kelomang yang memilih hidup di dasar laut.

  • Kelomang darat biasanya hidup di daerah tropis. Meski begitu, kelomang darat tetap harus ke dalam air untuk bereproduksi. Lalu, larva kelomang darat pun harus hidup di dalam air.

Kebiasaan Unik

Hewan yang aktif di malam hari ini punya kebiasaan yang unik. Saat seekor kelomang sudah menemukan rumah baru yang lebih besar, ia akan berkumpul dengan beberapa ekor kelomang lain. Kumpulan kelomang itu akan mengantri dari yang terbesar ke yang terkecil.

Saat kelomang terbesar sudah pindah ke cangkang barunya, maka kelomang yang lebih kecil akan berpindah ke cangkang milik temannya itu. Begitu seterusnya hingga semua kelomang berhasil pindah ke rumah barunya. Jadi, tidak ada cangkang yang “menganggur”.

sumber : http://bobo.grid.id/index.php/Sains/Flora-Dan-Fauna/Inilah-Bedanya-Kelomang-Dan-Keong?page=2

Kelomang dalam taksonomi termasuk anak bangsa Anomura, bangsa Decapoda, induk kelas Krustasea, filum Arthropoda. Kelomang dikenal dengan istilah hermit crab. Latar belakang julukan ini adalah keberadaan kelomang dalam cangkangnya yang mirip seorang pertapa yang sedang menyendiri dalam sebuah gua.

Anatomi Kelomang


Kelomang terdiri dari 16 famili dengan jumlah genus dan species yang bervariasi. Mempunyai struktur tubuh yang memanjang, asimetris, silindris dan pipih. Ciri lain dari tubuh yang asimetris ini adalah pleopod hanya terletak di sebelah kiri abdomen. Meskipun kelomang dari beberapa genus Coenobita primitif mempunyai sepasang pleopod. Kriteria inilah yang dipakai untuk memisahkan kelomang dari kepiting-kepiting lain secara taksonomi. Struktur tubuh kelomang sudah mengalami modifikasi. Hal ini dicirikan oleh karapas yang menyempit dan tidak mengeras sebagai pelindung tubuhnya yang lunak, disamping bentuk abdomen yang memanjang.

image

Sistematika dan Morfologi


Secara sistematika, kumang dapat di bagi ke dalam tujuh kelompok suku yang pembagiannya didasarkan atas ciri-ciri dari masing-masing organ tubuhnya, yakni Coenobitidae, Phylochelidae, Diogenidae, Pylojacquesidae, Lithodidae, Paguridae dan Parapaguridae

Klasifikasi dari kumang secara lengkap berdasarkan McLAUGHLIN (2003) adalah sebagai berikut :

  • *Kingdom : Animalia
  • Phylum : Arthropoda
  • Class : Crustacea*
  • *Sub-class : Malacostraca
  • Order : Decapoda
  • Infraorder : Anomura
  • Family : Coenobitidae*
  • Genus : Birgus ; Coenobita
  • Species : Birgus latro ; Coenobita brevimanus ; C.clypeatus ; C.cavipes ; C.compressus ; C.perlatus ; C.purpureus ; C.rubescens ; C.rugosus ; C.scaevola ; C.spinosus; C. purpureus ; C. variabilis; C.violascens

Jenis Kelomang Darat


Beberapa kelomang darat yang dapat ditemukan di pantai Indonesia antara lain Kelomang ungu bersepit gemuk ( Coenobita brevimanus ), adalah jenis kelomang darat yang panjang karapasnya dapat mencapai ukuran sekitar 10 cm Kelomang jenis ini mudah dikenali dari bentuk sepit kirinya yang gemuk/cembung dan bulat dibandingkan sepit kanannya. Warna tubuhnya bervariasi dari coklat kehijauan, merah jambu, nila, ungu kemerahan, hingga biru tua. Kadangkala ditemukan specimen yang memiliki sungut luar sangat panjang. Mata jenis kelomang ini berukuran kecil dan berbentuk silinder (gilig). Jenis kelomang ini kebanyakan menghuni daerah pantai yang kering, berhutan, atau berbatu karang.

  1. Kelomang coklat ( Coenobita cavipes ) .

    Warna jenis kelomang yang biasa ditemukan di daerah hutan di dekat pantai ini bervariasi dari hitam, belang coklat kekuningan, atau hitam. Anggota tubuhnya ( termasuk sepit kirinya cenderung ramping dan panjang ) dan tidak terlalu banyak memiliki setæ. Pangkal mata (eyestalk)-nya pipih, tetapi ujung matanya cenderung kecil dan bulat. Jenis C.cavipes lebih menyukai cangkang siput yang mempunyai spire memanjang, seperti bekicot, siput-siput hutan bakau.

  2. Kelomang Strawberry ( Coenobita perlatus ) ,

    Satu jenis kelomang darat yang paling eksotis. Memiliki warna kulit merah menyala, jingga, atau belang merah dan putih. Warna mata umumnya coklat bening, namun kadangkala ditemukan yang bermata hitam, hijau lumut, atau abu-abu. Selain itu, seluruh tubuh kelomang jenis ini juga dipenuhi setæ atau granule (pori-pori) yang berwarna putih ( inilah yang menjadi alasan mengapa ia disebut “strawberry”).

  3. Kelomang keriput ( Coenobita rugosus ) ,

    Merupakan jenis kelomang yang paling mudah ditemui di pesisir pantai Indonesia dan merupakan salah satu jenis kelomang darat yang paling aktif. Jenis kelomang ini tidak terlalu besar ukurannya dan umumnya mempunyai warna kulit abu-abu, hitam, atau putih. Namun kadangkala ditemukan juga yang berwarna merah tua, merah jambu, biru, atau ungu muda. Ciri utama jenis kelomang ini adalah terdapatnya setæ (pori) yang merata pada hampir seluruh permukaan tubuhnya, serta sebuah parut atau pola mirip bekas jahitan ( //// )pada sisi luar sepit kirinya yang disebut stridulatory ridge.

  4. Kelomang ungu-jingga ( Coenobita violascens ) ,

    Secara sepintas mirip jenis kelomang C.brevimanus (Indos), tetapi memiliki bentuk mata yang pipih dan besar, serta sepit kiri yang tidak terlalu cembung. Warnanya bervariasi mulai dari ungu muda, ungu kecoklatan, ungu kebiruan, dan terkadang memiliki bercak warna jingga/oranye di sepit dan kakinya. Ada juga yang menjulukinya " Komurasaki " (" Ko "=merah; " murasaki "=ungu), sebab ketika masih muda ( berumur antara 1-5 tahun, warna tubuhnya merah menyala atau oranye, namun seiring dengan bertambahnya usia, warna tubuh berubah menjadi ungu kecoklatan atau ungu kebiruan.

  5. Kelomang biru / Ryukyuan Blueberry ( Coenobita purpureus ) ,

    Warna sisi luar keempat kaki dan kedua sepitnya bervariasi mulai dari abu-abu kebiruan, biru muda, biru tua, hingga merah anggur ( burgundy ), dengan sedikit bercak coklat, kuning, atau jingga. Sisi dalam kaki dan sepitnya, serta bagian abdomen kelomang ini umumnya berwarna putih bersih. Struktur tubuh jenis kelomang ini sangat mirip dengan C.compressus atau C.rugosus , dengan mata yang pipih dan besar, serta warna jingga/kuning pada pangkal kedua matanya.

  6. Kelomang duri ( Coenobita spinosus ) ,

    Merupakan salah satu jenis kelomang darat yang dapat ditemui di sebagian wilayah Oceania ( termasuk Papua dan Kepulauan Maluku). Karakteristik tubuh jenis kelomang ini merupakan perpaduan antara C.brevimanus (Indos) dan C.perlatus (Strawberry) : anggota badannya besar dan kekar, bentuk mata pipih, serta memiliki karapas yang melebar. Kelomang ini mudah dikenali karena memiliki bulu- bulu kasar di seluruh kakinya ( sehingga terlihat mirip duri dan penampilannya menyerupai laba-laba (tarantula), sementara warna kulitnya bervariasi dari hitam hingga ungu tua. Julukan bagi kelomang ini di kalangan penggemarnya adalah spinner atau spiny forest land hermit crab.

  7. Ketam kenari / coconut crab (Birgus latro) ,

    Merupakan hewan arthropoda terbesar di dunia. Mulai terancam kepunahan di berbagai tempat dan seharusnya tidak boleh disantap - walaupun dagingnya sangat lezat.

Habitat Kelomang Darat


Klomang mudah ditemukan, terutama di ekosistem pesisir. Ciri yang paling mudah dikenali dari kumang adalah sifat hidupnya yang hampir selalu berada di dalam cangkang gastropoda (moluska). Namun tidak menutup kemungkinan hewan tersebut hidup di dalam patahan kayu, bambu atau spons.

Tingkah Laku Berburu Cangkang


Tingkah laku Kelomang antara lain makan, istirahat, kopulasi dan berkembang biak, aktivitas utama yang menentukan hidupnya ialah berburu cangkang.

  1. Berburu Cangkang
    Salah satu perilaku yang khas dari kelomang adalah berburu cangkang yang akan digunakannya sebagai tempat tinggal dan sekaligus sebagai tempat berlindung. Hal ini tampaknya memberikan perlindungan yang aman terhadap pemangsa, baik di darat maupun di air. Selain itu juga untuk melindungi kelomang dari kerusakan-kerusakan yang disebabkan hempasan ombak, gesekan pasir dan batu karang.

  2. Mengganti Cangkang
    Perpindahan dari cangkang yang lama ke cangkang yang baru dilakukan dengan cepat dan hati-hati, karena keadaan ini merupakan masa kritis bagi kelomang. Hal ini disebabkan karena tubuhnya yang lunak merupakan sasaran yang baik bagi predator. Untuk berpindah ke cangkang yang baru kelomang seolah-olah sudah mengatur posisi cangkang sedemikian rupa sehingga cangkang yang baru tersebut bagian ven-tralnya berada dalam posisi terbuka. Posisi yang demikian ini akan memudahkan ke-lomang memasukkan tubuhnya. Kuku-kuku-nya yang kuat dan tajam akan memegangi pinggiran cangkang dan dengan cepat kelomang tersebut menarik tubuhnya dari cangkang lama masuk ke cangkang baru. Hal ini dilakukan berulang kali dengan maksud menyesuaikan ukuran tubuhnya, se-hingga seluruh tubuh kelomang tersebut dapat masuk dan tidak tampak dari luar (HAZLETT, 1966).

  3. Mengikis Cangkang Sementara
    Ada kalanya kelomang salah dalam memilih ukuran cangkang, mungkin terlalu kecil atau terlalu besar. Dalam keadaan demikian cangkang tersebut hanya ditinggali sementara saja hingga kelomang tersebut menemukan cangkang baru yang lebih cocok. Apabila cangkang yang baru dirasakan terlalu sempit dan kecil ukurannya, sehingga tidak dapat keluar masuk dengan leluasa, maka untuk mengatasi keadaan tersebut kelomang akan mengikis bagian dalam cangkang dengan kuku-kukunya. Dengan derrrikian cangkang baru itu dapat dihuni sementara waktu hingga ditemukan cangkang dengan ukuran yang lebih sesuai (MONKMAN 1977).Sebelum mendapatkan cangkang siput yang cocok, kelomang akan terlebih dahulu memeriksa bagian dalam cangkang dengan menggunakan daktilus. Bila lapisan bawah cangkang ternyata berkerut sehingga tidak sesuai dengan keperluannya, maka kelomang akan berenang di dasar. Hal ini biasanya tidak berlangsung lama karena mereka akan berusaha mencari cangkang siput lain yang sesuai dengan ukuran badannya (REESE, 1968).

  4. Berkelahi memperebutkan Cangkang
    Cangkang yang dipilih sebagai tempat tinggal biasanya yang telah kosong. Tidak jarang kelomang menyerang siput atau gastropoda yang terluka oleh hewan lain. Disamping itu juga dari gastropoda yang tidak dapat melarikan diri karena kondisi tertentu. Siput atau gastropoda yang sehat-pun kadangkala menjadi sasaran untuk mendapatkan cangkang.
    Kelomang akan berlaku kasar terhadap siput (si pemilik cangkang) apabila menginginkan cangkang siput sebagai rumali-nya. Siput akan diserang secara tiba-tiba, dirampas dan diusir dari cangkangnya. Seringkali perkelahian ini mengakibatkan kematian dari siput.

    Biasanya kelomang akan mengintai siput yang menjadi sasarannya kemana saja berjalan. Kaki-kaki pejalan (ambulatory legs) akan mencengkeram dan menahan cangkang siput, sehingga tidak dapat berjalan serta menariknya keluar dari cangkang. Perkelahian dalam perebutan rumah atau cangkang baru menurut HAZLETT (1966) dan MONKMAN (1977) tidak hanya terjadi antar kelomang dengan siput saja, tetapi juga antar jenis kelomang itu sendiri. Kompetisi sesama jenis kelomang biasanya dimenangkan oleh kelomang yang berke-kuatan besar, baik dalam mempertahankan cangkang yang sudah ditinggalinya atau dalam mencari cangkang baru. Sedangkan kelomang yang kalah dalam kompetisi biasa-nya akan membenamkan diri ke dalam pasir atau bersembunyi dibalik batu-batu karang untuk sementara waktu hingga ke-lomang tersebut siap untuk berburu kembali.

  5. Menggunakan benda lain sebagai cangkang
    Seringkali kelomang tidak mendapatkan cangkang kosong. Bila hal ini terjadi, maka kelomang tersebut akan menggunakan benda atau bahan apa saja yang didapat untuk melindungi abdomennya. Sehubungan dengan itu pernah terlihat kelomang meng-gunakan kulit kelapa untuk perlindungannya (ANDREWS, 1909).

  6. Simbiose pada cangkang
    Seringkali cangkang kelomang ditempeli oleh hewan atau tumbuhan, sehingga tidak terlihat oleh predator. Hal ini sangat menguntungkan, karena penghunian bersama dengan simbiose lainnya dalam satu cangkang dapat menghalangi pemangsa atau dapat memberikan penyamaran bagi kelomang.

1 Like