Apa yang anda ketahui tentang Kancil?

kancil

Pelanduk atau kancil adalah nama umum bagi sekelompok hewan menyusui (mamalia) berkuku genap yang tergolong ke dalam marga Tragulus. Pelanduk adalah anggota keluarga Tragulidae, berkerabat dekat dengan kijang dan rusa.

Nama ilmiah marga ini, Tragulus, berasal dari gabungan dua kata. Yakni tragos, dari bahasa Yunani yang berarti ‘kambing’, dan akhiran –ulus dari bahasa Latin yang berarti ‘kecil’. Ini sesuai dengan keadaan tubuhnya yang kecil, yang pada usia dewasa ukurannya kurang lebih sama dengan kelinci. Pelanduk berhabitat di hutan hujan tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dan hewan ini termasuk salah satu ungulata terkecil di dunia.

Pelanduk Jawa atau Tragulus javanicus, atau disebut juga Kancil adalah hewan asli pulau Jawa. Bahkan menurut Meijaard dan Groves (2004) Pelanduk Jawa didefinisikan sebagai hewan endemik Jawa. Pelanduk Jawa merupakan satu diantara 6 jenis pelanduk yang diakui di dunia.

Selain disebut sebagai Pelanduk Jawa, mammalia dari famili Tragulidae ini juga kerap disebut sebagai Kancil. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan beberapa nama seperti Javan Chevrotain, Kanchil, Javan Mousedeer, Java Mousedeer, atau Lesser Mouse Deer.

Nama latin hewan ungulata (hewan berkuku) ini adalah Tragulus javanicus (Osbeck, 1765). Pelanduk Jawa memiliki beberapa nama sinonim seperti Cervus javanicus Osbeck, 1765, Tragulus javanicus (Gmelin, 1788), dan Moschus javanicus Gmelin, 1788.

Kancil atau Pelanduk Jawa, seperti jenis pelanduk lainnya, berukuran kecil. Panjang tubuhnya hanya sekitar 45-55 cm dengan ekor sepanjang 5 cm dan tinggi sekitar 30 cm. Berat tubuhnya hanya 1,5 hingga 2 kg saja. Tubuh bagian atas ditumbuhi bulu berwarna coklat kemerahan. Pada tengkuk bagian tengah biasanya lebih gelap dibanding bulu di bagian tubuh lainnya. Bulu pada bagian bawah berwarna putih dengan batas sedikit kecoklatan di tengah. Kancil memiliki tanda khusus di kerongkongan dan dada bagian atas yang berwarna coklat tua. Kancil tidak mempunyai tanduk tetapi pejantannya memiliki gigi taring yang yang memanjang keluar dari mulutnya.

Pelanduk Jawa (Tragulus javanicus) merupakan hewan soliter (menyendiri, tidak berkelompok), meskipun terkadang dijumpai juga dalam kelompok kecil. Hewan pemalu dan selalu berusaha untuk tidak terlihat. Cenderung sebagai hewan nokturnal (lebih aktif di malam hari). Dan Kancil jantan bersifat teritorial yang menandai wilayahnya dengan sekresi dari kelenjar intermandibular bawah dagu.

Sebagai hewan herbivora, Pelanduk Jawa memakan rumput, daun-daunan yang berair, tunas, dan buah-buahan yang jatuh di tanah. Mampu hidup hingga 14 tahun (di dalam penangkaran) dan matang secara seksual saat berumur 167 hari. Betina mampu berbiak sepanjang musim dengan masa kehamilan selama 144 hari. Rata-rata melahirkan 1 anak dalam sekali kehamilan. Anak Pelanduk Jawa mampu berdiri dan berjalan hanya dalam tempo 30 menit sejak dilahirkan. Anak Kancil mengikuti induknya hingga disapih saat berusia 84 hari.

Mammalia anggota famili Tragulidae ini diduga endemik pulau Jawa (Meijaard dan Groves: 2004). Namun ada juga yang menganggapnya sebagai hewan asli dengan daerah sebaran di Asia Tenggara yang meliputi Indonesia (Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera), dan Malaysia (Semenanjung Malaya, Sabah, dan Serawak).Habitatnya adalah hutan hujan tropis baik primer maupun sekunder. Hewan pemalu ini kerap berada di sekitar batu, pohon berlubang, dan vegetasi lebat di dekat air.

Populasinya tidak diketahui secara pasti. Termasuk daerah persebarannya secara pasti. Oleh karena itu dalam Daftar Merah IUCN, Pelanduk Jawa (Tragulus javanicus) diberkan status Data Deficient (Kurang Data). Sedangkan di Indonesia, bersama semua anggota genus Tragulus lainnya, Pelanduk Jawa merupakan satwa yang dilindungi oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

Klasifikasi ilmiah Pelanduk Jawa: Kingdom: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Artiodactyla. Famili: Tragulidae. Genus : Tragulus. Spesies : Tragulus javanicus (Osbeck, 1765).