Apa yang anda ketahui tentang Kalender Romawi Kuno ?

Kalender Romawi Kuno

Apa yang anda ketahui tentang Kalender Romawi Kuno ?

Kalender Romawi Kuno semula menggunakan sistem lunar (berdasarkan peredaran bulan). Dari berbagai literatur terdapat penjelasan mengenai tahun Romawi Kuno ini menunjukkan bahwa ia berasal dari berbagai sistem yang berkembang di Romawi sebelum Yulius Caesar, Khususnya di kota Annum sekitar tahun 700 SM.

Satu tahun Romawi Kuno berumur 355 hari yang terdiri dari 12 bulan, sebagai berikut :

  1. Martins (31 hari)

  2. Aprilis (29 hari)

  3. Mains (31 hari)

  4. Lunius (29 hari)

  5. Quintius (31 hari)

  6. Sextilis (29 hari)

  7. September (29 hari)

  8. October (31 hari)

  9. November (29 hari)

  10. Desember (29 hari)

  11. Januarius (29 hari)

  12. Februarius (28 hari)

Sistem tahun Romawi Kuno biasanya dihubungkan dengan Numa Pompilius (716-673) yaitu raja kedua dari kerajaan Romawi. Beliaulah yang menambahkan bulan Januarius dan Februarius. Semula tahun Romawi hanya terdiri dari 10 bulan dengan adanya kekosongan (tidak diperhitungkan) pada musim dingin. Bulan pertama adalah Martius, sedang luanius adalah bulan keempat yang diambil dari nama lunonius seorang betari (dewa perempuan). Tanggal 1 Januari secara resmi diakui sebagai permulaan tahun yaitu terjadi pada tahun 153 SM.37

Pelaksanaan jalannya tahun pada waktu itu tergantung pada para penguasa atau pendeta. Setiap bulan mereka mengadakan pengamatan awal bulan dan hasilnya diumumkan. Hari kesembilan disebut Nonae atau Nones yang dijadikan hari pesta pertengahan bulan, yaitu tanggal lima belas Martius, Maltis, Quintilis, (fail October, serta tanggal tiga belas bulan lainnya disebut Ides atau Ides. Hari pertama tiap bulan, hari pengumuman bulan baru, hari kesembilan (Nones) dari hari pertengahan (Ides) dikenal dengan nama Kalandae. Dan sini diambil istilah kalender.

Sementara itu, bulan Februari diselenggarakan februa, yaitu pesta penyucian diri. Itulah sebabnya bulan ini dinamakan Februari. Nama bulan Martius diambil dari nama dewa Mars, sedang nama bulan Julius diambil dari lunonius dari dewa betari Uno (Juno) istri Yupiter. Dan uraian diatas jelas kiranya bahwa tahun Romawi Kuno ini lebih banyak berorientasi pada pelaksanaan agama dan kebaktian kepada dewa-dewa.

Pada tahun 46 SM berdasarkan pengamatan, ternyata hasil perhitungan tahun diatas mengalami penyimpangan yang sangat jauh dari kedudukan musim. Oleh karena itu Yulius Caesar, seorang kaiser Romawi pada waktu itu, atas saran astronomer Alexandria bernama Sosigenes, memerintahkan untuk mengadakan pembaharuan dalam sistem tahun Romawi, dengan melakukan ketetapan sebagai berikut:

  1. Menyisipkan 67 hari di antara bulan November dan Desember sehingga tahun ini (tahun 46 SM) berusia 445 hari.

  2. Merubah sistem Lunar menjadi sistem Solar (Sistem kalender berdasarkan peredaran matahari)

  3. Menetapkan umur tahun rata-rata 365,25 hari dan awal tahun baru dimulai tanggal 1 Lanuarius

  4. Menetapkan siklus 4 tahun, dimana dalam setiap 4 tahun ada 3 tahun pendek (basithoh) yang berumur 365 hari, yaitu tahun pertama, kedua data ketiga (bulan februari berumur 28 hari), serta 1 tahun panjang (kabisat) yaitu tahun keempat yang berumur 366 hari, dalam tahun ini Februari berumur 29 hari.

  5. Menetapkan bulan Lanuarius, Martius, Maius, Quintilis, September dan November berumur 31 hari, serta bulan Aprilis, Lunius, Sextilis, October dan December berumur 30 hari. Sedangkan bulan Februarius berumur 28 hari atau 29 hari sesuai dengan ketentuan nomer 4 diatas.

  6. Ketentuan tersebut mulai berlaku tahun 45 SM.

Setahun kemudian (tahun 44 SM) untuk mengenang nama “Yulius Caesar” orang mengganti nama bulan Quantilis menjadi bulan July dan pada tahun 7 M, kaisar Antonius yang bergelar Augustus mengganti bulan Sextilis menjadi bulan Agustus. Akhirnya nama-nama bulan lainnya disederhanakan penulisnya seperti yang ada sekarang ini.

Yulius Caesar menetapkan umur rata-rata setiap tahun 365,25 hari, sedangkan peredaran bumi mengelilingi matahari sebenarnya menempuh waktu 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik, jadi perjalanan sebenarnya 365,242 199074 hari. Jadi ada kelebihan 0,0078009259 hari, sehingga dalam waktu 128 tahun akan terjadi perbedaan I hari atau dalam waktu 400 tahun akan terjadi selisih 3 hari.

Oleh karena itu atas saran Aloe sins Wilds seorang ahli astronomi dan fisika dan saran Cristopher Clovius seorang ahli matematika dan atas persetujuan kaisar Romawi yaitu “Taus Gregorius XIII” pada tanggal 4 Oktober 1582 M mengumumkan penyempurnaan tahun Yulius yang menyatakan bahwa, terdapat kekeliruan perhitungan dan sistem tahun lama yang pada saat ini sudah mencapai kelebihan 10 hari dari perhitungan tahun astronomi. Diumumkan pula bahwa hari setelah flan Santa Francis yang jatuh hari kamis 4 oktober 1582 M, bukannya hari Jum’at tanggal 5 Oktober 1582 M melainkan hari Jum’at tanggal 15 oktober 1582 M.

Di samping itu ditetapkan, bahwa tahun kabisat yang terjadi 4 tahun sekali tidak berlaku lagi tahun yang tidak habis dibagi 400, seperti tahun 1700, 1800, dan 1900, tetapi tetap dianggap tahun pendek (basithoh), jadi dalam waktu 400 tahun ada 3 tahun ratusan yang bashitoh.

Dengan demikian anggaran baru Gregorius telah memajukan tanggal sistem Yulius Caesar sebanyak 13 hari, yaitu tanggal 5 oktober 1582 menjadi tanggal 15 oktober 1582 (maju 10 hari) dan tahun 1700, 1800, dan 1900 dijadikan tahun pendek (ditambah 3 hari). Ketentuan lain yang ditetapkan oleh Paus Gregorius XIII adalah menetapkan nama-nama bulan dan umumnya seperti yang ada sekarang.