Infeksi saluran kemih merupakan salah satu masalah kesehatan akut yang sering terjadi pada perempuan. Masalah infeksi saluran kemih tersering adalah sistitis akut, sistitis kronik, dan uretritis.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.
Penyebab terbanyak disebabkan oleh E. coli (70-80%). Prevalensi penyebab bakteri yang lainnya, seperti Klebsiella, Proteus sp., Pseudomonas, enterokokus, Stafilokokus dll., bervariasi tergantung umur penderita.
Patogenesis
Timbulnya infeksi di saluran kemih tergantung dari faktor predisposisi (seperti kelainan struktur dan fungsional saluran kemih, benda asing), faktor pertahanan tubuh penderita serta virulensi bakteri. Pada bayi dan anak adanya bakteri dalam saluran kemih umumnya berasal dari kuman dalam tinjanya sendiri yang menjalar secara asending.
Infeksi saluran kemih dapat juga terjadi secara hematogen atau limfogen, namum umumnya jarang kecuali pada neonatus dan bayi di bawah umur 3 bulan.
Gejala Klinik
ISK dibagi menjadi:
- ISK simplek
- ISK komplek : ISK yang disertai dengan kelainan anatomi saluran kemih, termasuk ISK pada neonatus dan pielonefritis
Berdasarkan lokasi:
- ISK atas : lebih banyak pada bayi
- ISK bawah: mengenai anak-anak yang lebih besar
Gejala klinik ISK tergantung dari umur penderita dan lokasi infeksi di dalam saluran kemih (batas antara ISK atas dan bawah adalah katup vesikoureter).
-
Pada neonatus : gejala ISK tidak spesifik, seperti pertumbuhan lambat, suhu tidak stabil, tidak mau minum, mudah terangsang, muntah, perut kembung, ikterus dll.
-
Pada anak usia antara 1 bulan -1 tahun : juga tidak khas yaitu berupa demam, mudah terangsang, kelihatan sakit, nafsu makan berkurang, muntah, diare, ikterus, perut kembung dll.
-
Pada anak pra sekolah dan anak sekolah, gejala umumnya terlokalisasi pada saluran kemih. Gejala sistitis atau ISK bawah (lower UTI) adalah disuria, polakisuria, urgency dan terkadang enuresis (terutama pada anak perempuan).
Sedang gejala ISK atas (upper UTI) atau pielonefritis akut, pada umumnya adalah berupa demam, menggigil, sakit pinggang, sakit di daerah sudut kostovertebral. Hematuria makroskopik merupakan manifestasi ISK yang sering. Batas antara ISK atas dan bawah adalah katup vesiko ureter.
Diagnosis.
Diagnosis dibuat berdasarkan:
-
Anamnesis/ gejala klinis
-
Pemeriksaan Fisik: adanya kelainan genetalia seperti pimosis, simetris vulva,hipospadia, epispedia, kelainan tulang belakang seperti spina bifida
-
Laboratorium:
-
Urinalisis: leukosituria (>5/LPB), proteinuria, hematuria (eritrosit >5/LPB), nitrit (+), leukosit esterase (+), silinder, antibody coated bacteria
-
DL : WBC ↑ LED↑, CRP↑, Tes fungsi ginjal : BUN SC
-
-
Pemeriksaan radiologi
Tujuan : untuk mencari kelainan anatomi saluran kemih -
Diagnosis pasti ISK: dengan biakan urin (lihat tabel)
Keterangan:
MSU: miksiosistoureterografi, DMSA: dimerkaptosuksinic acid scan
Kriteria diagnosis ISK pada anak adalah.
Cara pengumpulan Urin | Jumlah koloni (biakan murni) | Kemungkinan adanya ISK |
---|---|---|
Aspirasi suprapubik | - Bakteri gram negatif seberapapun jumlahnya | > 99% |
- Bakteri gram posistif > beberapa ribu | ||
Kateterisasi | > 105 | 95% |
> 104 - 105 | Diperkirakan ISK | |
> 103 - 104 | Diragukan; ulangi | |
< 103 | Tidak ada kontaminasi | |
Urine porsi tengah | ||
- Anak laki-laki | > 104 | Diperkirakan ISK |
- Anak perempuan | - 3 spesimen > 105 | 95% |
- 2 spesimen > 105 | 90% | |
- 1 spesimen > 105 | 80% | |
- 5 x 104 -105 | Diragukan, ulangi | |
- 104 - 5 x 104 | Klinis simtomatik : diragukan, ulangi | |
- 104 - 5 x 104 | Klinis simtomatik : diragukan, ulangi | |
- < 104 | Tidak ada ISK |
Diagnosis banding
Berdasarkan kriteria diatas, diagnosis ISK sangat mudah ditegakkan. Adanya disuria saja dapat juga merupakan gejala vaginitis (perempuan), dan manifestasi adanya cacing keremi. Apabila ISK disertai hematuria, maka perlu dievaluasi penyebab hematuria yang lain.
Terapi
Penanggulangan ISK pada anak tergantung dari lokasi infeksinya (ISK atas atau bawah) dan umur penderita.
1. Perawatan.
Pielonefritis akut, ISK yang disertai komplikasi, dan sistitis akut dengan rasa nyeri yang hebat, muntah dan dehidrasi sebaiknya diobati di rumah sakit.
2. Antibiotika.
-
Kebanyakan infeksi akan sembuh dengan pengobatan 1 minggu (7-10 hari), dan sensitif terhadap kotrimoksasol (trimetoprim + sulfametoksasol), nitrofurantoin atau amoksisilin (obat pilihan pertama sebelum tes resistensi).
-
Pada pielonefritis akut dan ISK pada neonatus, diberikan terapi parenteral cefotaxime atau ampisilin dikombinasikan dengan gentamisin.
3. Bedah: koreksi kelainan anatomis sebagai faktor predisposisi.
4. Suportif:
- Minum cukup.
- Perawatan hygiene daerah perineum dan periurethra.
- Pencegahan konstipasi.
5. Obat
Parenteral
-
Ampisilin : 100 mg/kgBB/hari, tiap 12 jam (bayi<1 minggu), tiap 6-8 jam (bayi>1 minggu)
-
Cefotaxime : 150 mg/kgBB/hari, dibagi setiap 6-8 jam
-
Gentamisin : 5 mg/kgBB/hari, tiap 12 jam (bayi<1 minggu) tiap 24 jam (bayi > 1 minggu)
-
Seftriakson : 75 mg/kgBB/hari, sekali sehari
Oral
-
Amoksisilin : 20-40 mg/kgBB/hr dibagi 3 dosis
-
Ampisilin : 50-100 mg/kgBB/hr dibagi 4 dosis
-
Sefiksim : 4 mg/kgBB, 2 kali sehari
-
Trimethoprim* : 6-12 mg/kgBB, 3 kali sehari
-
Sulfamethoksasol : 30-60 mg/kgBB, 3 kali sehari
-
Nitrofurantoin* : 6-7 mg/kgBB, 4 kali sehari
Catatan : * Tidak dianjurkan untuk bayi dan penderita dengan insufisiensi ginjal
Komplikasi
- Infeksi berulang
- Abses perinefrik
- Obstruksi saluran kemih
- Cacat ginjal (renal scarring)
- Gagal ginjal
Pemantauan
- Kultur urin + uji sensitivitas dilakukan setelah 3 hari terapi fase akut dihentikan, kemudian 1 bulan dan setiap 3 bulan.
- Antibiotika profilaksis (lihat tabel), diberikan ¼ dosis terapi diberikan 1 kali sehari pada malam hari.
Sebagai pegangan pemberian antibiotika profilaksis:
- Anak <2 tahun, serangan pertama/ ISK komplek: sambil menunggu hasil pencitraan.
- Anak dengan RVU (reflux vesika urinaria).
- Terdapat jaringan parut ginjal.
- ISK Simplek disertai demam dengan serangan lebih dari 3 kali.
Sumber : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Ilmu kesehatan anak : Buku panduan belajar koas, Udayana University Press
Referensi
- Gonzales R. Urinary tract infection. Dalam : Nelson EW, Behrman ER, Kliegman MR, Arvin MA, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 15. Philadelphia: WB Saunders, 1996.h.1528-32.
- Rusdijas, Ramajati R. Infeksi saluran kemih (ISK). Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1993.h.106- 31…
- Jodal U, Hansson S. Urinary tract infection. Dalam: Holiday AM, Barratt MT, Avner DE, ed. Pediatric Nefrology. Edisi ke 2. Baltimore: Williams & Wilkins, 1994.h.950-62.
- Ongki AS. Penatalaksanaan infeksi saluran kencing pada anak. Dalam: Sarjito RH, Noer S, Saharso D, penyunting. Kumpulan Naskah Simposium Nasional Nefrologi Anak II, Surabaya, 1983.h.111-23.
- Travis BL, Brouhard HB. Infections of the Urinary Tract. Dalam: Rudolph MA, Hoffman EIJ, Rudolph DC, penyunting. Rudolph’s Pediatrics; edisi ke-20. New Jersey: Appleton & Lange, 1996.h.1388-92.