Apa yang anda ketahui tentang Ikan Pari Manta ?

Ikan pari manta

Ikan pari manta (Manta birostris) adalah salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia. Apa yang anda ketahui tentang Ikan Pari Manta ?

Lebar tubuhnya dari ujung sirip dada ke ujung sirip lainnya mencapai hampir 7 meter (kemungkinan lebih karena ada laporan yang mengatakan bahwa ada manta yang lebar tubuhnya mencapai 9,1 meter). Bobot terberat manta sendiri yang pernah diukur mencapai 3 ton.

Manta dapat ditemukan di lautan tropis di seluruh dunia - kurang lebih antara 35o lintang utara hingga 35o lintang selatan. Persebarannya yang luas dan penampilannya yang unik menyebabkan ikan ini memiliki banyak nama mulai dari “manta Pasifik”, “manta Atlantik”, “devil fish”, hingga “sea devil”. Di Indonesia sendiri, pari manta memiliki aneka nama lokal seperti cawang kalung, plampangan, serta pari kerbau (mungkin karena bagian tubuh mirip tanduk di kepalanya sehingga ia dianggap mirip dengan kerbau)
Dilindungi berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Pari Manta

Pari manta belakangan dikategorikan sebagai “dekat dengan ancaman” (near threatened) oleh IUCN karena walaupun jumlahnya belum masuk kategori terancam punah, namun pada masa depan diperkirakan populasinya akan menyusut hingga akhirnya terancam punah. Populasi pari manta dianggap dekat dengan bahaya karena tingginya kegiatan perikanan dan kondisi laut yang semakin terpolusi, namun rasio kelahiran mereka rendah.

Sumber

Indonesia memiliki lebih dari 130 spesies elasmobranch, termasuk diantaranya kedua spesies pari manta, Manta Birostris dan Manta Alfredi. Kedua spesies pari manta tersebut dikategorikan sebagai hewan langka kategori ‘rentan’ dalam Daftar Spesies Terancam Punah International Union for Conservation of Nature (IUCN), dan pada tahun 2013, dimasukkan dalam Appendix II Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).3 Pari manta selama ini memang dikenal sebagai jenis ikan tulang rawan dengan nilai ekonomis tinggi. Selain dagingnya bisa dikonsumsi dan menjadi sumber protein hewani, kulit pari manta juga bisa dijadikan bahan kerajinan tangan. Sedangkan bagian tubuh dari pari manta yang paling mahal adalah insang.

Mahalnya harga insang ikan pari manta disebabkan karena mitos insang ikan pari manta dapat meningkatkan stamina seksual pria dewasa. Selain itu insang ikan pari manta juga dapat dijadikan obat herbal yang dipercaya manjur untuk penyakit organ dalam tubuh manusia serta sebagai obat untuk menyaring segala penyakit. Insang pari manta dipercaya bisa mengobati penyakit kanker, walaupun belum terbukti secara ilmiah.4 Karena mitos-mitos tersebut, insang pari manta menjadi buruan utama, serta menjadi bahan baku utama dalam pengobatan tradisional China. Kendisi tersebut menjadikan perburuan terhadap ikan hiu dan pari manta sangat gencar dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia. Nelayan mengambil sirip ikan hiu dan insang pari manta untuk di ekspor ke luar negeri, seperti China, Taiwan, Hongkong, Jepang dan Korea. Sekitar 15 persen dari seluruh pasokan sirip hiu dan insang manta di dunia berasal dari Indonesia. Sirip ikan hiu biasanya dijadikan sup, sementara insang pari manta digunakan untuk pengobatan tradisional China

Data temuan dari WWF Indonesia menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 10 juta ekor hiu yang ditangkap di perairan Indonesia.6 Angka ini masih tergolong kecil jika dibandingkan laporan dari BBC yang menyatakan setidaknya terdapat 100 juta ekor hiu yang ditangkap setiap tahunnya. Sementara itu dilaporkan hampir 30 juta penangkapan hiu setiap tahun di wilayah perairan Eropa dengan beberapa spesies yang tertangkap meliputi Laut Atlantik dan Laut Mediterania berada dalam Red List disusun oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Beberapa jenis hiu yang terancam punah yaitu spurdog, porbeagle shark (hiu porbeagle), basking shark (hiu basking), dan yang rentan diantaranya adalah blue shark (hiu biru) dan hammerhead shark (hiu martil). Sedangkan perburuan terhadap pari manta di Indonesia mencapai hampir 900 pari manta dari sekitar 17.000 pari manta yang diperkirakan hidup di wilayah perairan Indonesia. Jumlah tersebut adalah kalkulasi rata-rata pari manta yang hidup setiap tahun lalu ditangkap dan dibunuh oleh nelayan

Wilayah perburuan pari manta yang paling banyak terdapat di Lamakera. Lamakera adalah nama sebuah desa yang ada di pulau Solor, kabupaten Flores Timur. Desa ini sudah terkenal seantero dunia sebagai desa pemburu baik hiu maupun manta. Desa Lamakera memiliki tradisi atau budaya penangkapan hiu dan pari yang setiap tahunnya diadakan upacara adat sekaligus misa untuk memohon berkah dari sang leluhur serta mengenang para arwah nenek moyang mereka yang gugur di medan lautan. Upacara dan Misa atau biasa di sebut lefa dilaksanakan setiap tanggal 1 Mei tiap tahunnya.9 Selain di Lamakera, pari manta juga biasanya menjadi bahan buruan nelayan di wilayah Raja Ampat, Sangalaki, Lombok, Bali, Cilacap dan sepanjang pantai Jawa, Balikpapan maupun di Muara Angke

Perburuan terhadap pari manta dikarenakan harga insang pari manta yang cukup tinggi. Di dalam negeri insang kering ikan pari manta dijual dengan harga Rp 1,7 juta/kg. Sementara di luar negeri harganya bisa mencapai US$ 200 atau Rp 2,4 juta/kg. Bahkan, harga insang manta berukuran besar dilaporkan bisa mencapai 680 US$ per kilogram. 10 Tingginya harga sirip hiu dan insang pari manta, membuat perdagangan kedua komoditas tersebut sangat laris di pasar ilegal. ProFauna mencatat temuan penyelundupan 10 kilogram insang ikan pari manta, 4 karung campuran tilang ikan hiu dan ikan pari manta, serta 2 karung tulang ikan hiu dan 4 buah sirip hiu di Flores Timur pada Juli 2015

Tingginya permintaan pasar terhadap sirip hiu dan insang pari manta menyebabkan kedua jenis spesies tersebut terancam punah. Terlebih jika melihat siklus reproduksi ikan hiu dan pari manta yang cukup lama dan jumlah anak yang dilahirkan sangat sedikit. Siklus reproduksi hiu terbilang cukup panjang dan lama. Ikan hiu menjadi dewasa setelah tujuh sampai 15 tahun dan hanya melahirkan anak satu kali dalam dua sampai tiga tahun dengan jumlah anak antara satu sampai sepuluh. Sedangkan pari manta butuh waktu delapan sampai sepuluh tahun untuk dewasa dan hanya menghasilkan satu anak setiap dua sampai lima tahun.12 Kedua spesies yang terancam punah ini merupakan jenis top predator atau posisi puncak dalam rantai makanan. Artinya, penangkapan dan perburuan besar-besaran terhadap hiu dan pari manta menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan dalam ekosistem laut. Ikan-ikan karnivora yang biasanya dimangsa oleh hiu dan pari manta akan bertambah banyak sehingga ikan-ikan kecil akan menurun jumlahnya secara drastis. Akibatnya, alga yang biasa dimakan oleh ikan-ikan kecil akan bertambah banyak dan mengganggu kesehatan karang. Ketika terumbu karang rusak, ikan-ikan kecil terancam punah, demikian pun ikan-ikan besar. Dengan kata lain, berkurangnya populasi hiu dan pari manta dalam jumlah banyak akan berdampak negatif bagi ketahanan pangan.

Kondisi tersebut akhirnya membuat para ahli memasukkan beberapa spesies hiu dan pari manta dalam Appendix II Convention on International Trade in Endangered Species (CITES). Masuknya hiu dan pari manta dalam CITES berkaitan dengan tingginya tingkat eksploitasi terhadap berbagai jenis hiu dan pari, baik sebagai tangkapan target maupun tangkapan sampingan (bycatch). Jika eksploitasi ini dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan turunnya populasi hiu dan pari secara drastis dan memerlukan waktu lama untuk pulih kembali.13 Kondisi yang sama juga sedang terjadi di Indonesia. Sayangnya, pemerintah belum bertindak tegas dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem laut, terutama dalam upaya menjaga populasi hiu dan pari manta di perairan Indonesia. dalam regulasi di tingkat daerah, perlindungan terhadap perburuan ikan hiu dan pari tidak banyak ditemukan. Status perlindungan terhadap ikan hiu dan pari hanya terdapat dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Raja Ampat Nomor 9 Tahun 2012 tentang tentang Larangan Penangkapan Hiu, Pari Manta, dan jenis-jenis Ikan tertentu Di Perairan Laut Raja Ampat. Dalam perda ini ditegaskan bahwa kualitas dan kuantitas ikan hiu, ikan pari mantra, duyung dan penyu mengalami penurunan yang sangat drastis karena perburuan yang semakin meningkat.