Ikan Nila ( Oreochromis niloticus )
Ikan merupakan kelompok organisme bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dalam air, bernapas dengan menggunakan insang, dan memiliki anggota gerak berupa sirip (Omar, 2012).
Taksonomi Ikan Nila
Morfologi Ikan Nila
Morfologi ikan Nila terdiri atas bentuk tubuhnya yang panjang dan ramping serta mata besar yang menonjol dengan bagian tepi berwarna putih. Sisik ikan Nila berukuran besar, kasar, dan berbentuk etonoid dengan garis-garis atau gurat- gurat vertikal berwarna gelap pada siripnya. Sisik terdiri atas dua lapisan, yaitu epidermis luar dan lapisan di bawah epidermis. Epidermis luar yang tipis dibentuk oleh sel-sel epithelial. Pada epidermis ditemukan kelenjar-kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir. Lapisan di bawahnya adalah dermis, kutin, dan klorium. Sisik ikan Nila terbentuk dari lempeng-lempeng tulang rawan yang lentur dan saling tumpang tindih (Rukmana dan Herdi, 2015).
Secara umum, ciri khas ikan Nila memiliki garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung, dan dubur. Pada bagian sirip ekor (caudal) dengan bentuk membulat terdapat warna kemerahan dan dapat digunakan sebagai indikasi kematangan gonad. Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Perbandingan panjang total dan tinggi badan tubuh ikan Nila adalah 3:1. Ikan Nila memiliki 5 buah sirip, yaitu :
- Sirip punggung (dorsal fin),
- Sirip dada (pectoral fin),
- Sirip perut (venteral fin),
- Sirip anus (anal fin),
- Sirip ekor (caudal fin) (Rukmana dan Herdi, 2015).
Sistem reproduksi ikan Nila terdiri atas indung telur (Nila betina) dan testis (Nila jantan). Indung telur dan testis ikan Nila semuanya terletak pada rongga perut di sebelah kandung kemih dan kanal alimentari. Keadaan gonad sangat menentukan kedewasaan ikan Nila. Kedewasaan ikan ini meningkat seiring makin meningkatnya fungsi gonad. Pada umumnya, ikan Nila mempunyai sepasang gonad yang terletak pada bagian posterior rongga perut di sebelah bawah ginjal (Rukmana dan Herdi, 2015).
Habitat Ikan Nila
Habitat ikan Nila berada di perairan tawar, seperti kolam, sawah, sungai, danau, waduk, rawa, situ, dan genangan air lainnya. Ikan ini juga dapat beradaptasi dan hidup di perairan payau dan perairan laut dengan teknik adaptasi bertahap. Habitat yang ideal untuk ikan Nila adalah perairan tawar yang memiliki suhu antara 14-38ºC atau suhu optimal 25-30ºC. Kemasaman air yang optimal untuk perkembangbiakan dan pertumbuhan ikan Nila ada pada angka pH 7-8 (Rukmana dan Herdi, 2015).
Tingkah Laku Ikan Nila
Ikan Nila dapat memijah sepanjang tahun. Ikan Nila mulai memijah pada umur 4 bulan atau panjang badan sekitar 9,5 cm. Pembiakan terjadi setiap tahun tanpa adanya musim tertentu dengan interval waktu kematangan telur sekitar 2 bulan. Induk betina matang kelamin dapat menghasilkan telur antara 250-1.100 butir (Rukmana dan Herdi, 2015).
Ikan Nila jantan mempunyai naluri membuat sarang berbentuk lubang di dasar perairan yang lunak sebelum mengajak pasangannya untuk memijah. Satu siklus atau daur hidup ikan Nila meliputi tahap-tahap yang terdiri atas stadium telur, larva, benih, dewasa, dan induk. Daur hidup dari telur sampai menjadi induk berlangsung selama 5-6 bulan. Ikan Nila dapat berpijah 6-7 kali per tahun. Proses pemijahan berlangsung sangat cepat, berkisar 50-60 detik. Tiap proses berpijah menghasilkan 20-40 butir telur yang dibuahi. Telur ikan Nila berbentuk bulat kecil dengan diameter 2,8 mm, berwarna abu-abu hingga kekuning-kuningan, tidak lekat, tenggelam dalam air, dan dierami dalam mulut induk betina (Rukmana dan Herdi, 2015).
Kebiasaan Makan Ikan Nila
Ikan Nila tergolong ikan pemakan segala (omnivora) sehingga bisa mengonsumsi makanan berupa hewan atau tumbuhan. Karena itu, ikan ini sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih berbentuk benih, makanan yang disukainya berupa zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp., Moina sp., atau Daphnia sp. Selain itu, benih ikan Nila juga memakan alga atau lumut yang menempel di bebatuan yang ada di habitat hidupnya. Saat pembudidayaan, Nila juga memakan tanaman air yang tumbuh di kolam budi daya. Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan Nila bisa diberi berbagai makanan tambahan seperti pelet (Khairuman dan Khairul, 2011).
Kandungan dan Manfaat Gizi Ikan Nila
Ikan Nila merupakan bahan pangan yang sangat baik mutu gizinya, terutama kandungan protein. Berdasarkan data dari Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4KP, 2010), ikan Nila mengandung protein antara 15,32 – 18,80% (Rukmana dan Herdi, 2015).
Mutu protein ikan Nila sebanding dengan mutu protein daging. Ikan Nila juga kaya akan mineral, seperti kalsium dan fosfor. Ikan Nila tidak mengandung karbohidrat, sehingga cocok untuk program diet. Salah satu komponen gizi yang terkandung dalam ikan Nila serta diduga berperan dalam meningkatkan kecerdasan otak, mencegah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah otak adalah Docosa Hexaenoic Acid (DHA), yang merupakan asam lemak tak jenuh ganda berupa rantai panjang Omega-3, terdiri atas 22 atom karbon, 32 atom hidrogen dan 2 atom oksigen (Rukmana dan Herdi, 2015).
Menurut Rukmana dan Herdi (2015), manfaat ikan Nila bagi tubuh antara lain:
-
Mencegah kanker prostat
Ikan Nila memiliki kandungan selenium yang sangat tinggi. Selenium berperan sebagai antioksidan alami yang baik. Selenium memiliki kemampuan untuk mengurangi aktivitas radikal bebas dalam tubuh, sehingga menurunkan kemungkinan stress oksidatif pada semua sistem organ dan mutasi sel-sel sehat menjadi kanker.
-
Sistem kekebalan tubuh dan fungsi tiroid
Selenium, selain dapat mencegah kanker prostat, juga berperan bagi kesehatan untuk sistem kekebalan tubuh. Selenium dapat membantu melindungi tubuh dari racun dan benda asing. Selenium juga berperan penting dalam regulasi kelenjar tiroid yang bertugas mengontrol banyak fungsi hormonal. Berfungsinya kelenjar tiroid akan menjamin keseimbangan metabolisme yang baik, fungsi organ yang tepat, dan reaksi kimia di seluruh tubuh.
-
Kesehatan otak
Ikan Nila mengandung kalium dan omega-3 yang berperan dalam peningkatan kekuatan otak dan fungsi neurologis. Kalium akan meningkatkan oksigenasi ke otak dan juga sangat penting untuk keseimbangan cairan tubuh yang memfasilitasi respons gugup dan deposisi hara di bagian tubuh yang tepat, termasuk otak.
-
Kesehatan Jantung
Ikan Nila merupakan sumber omega-3, yang secara langsung terkait dengan penurunan kadar kolesterol dan trigliserida dalam sistem kardiovaskuler manusia. Asam lemak omega-3 membantu mencegah aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke.
-
Pertumbuhan dan perkembangan
Ikan Nila mengandung protein yang tinggi, yaitu lebih dari 15% dari kebutuhan harian per porsi. Protein hewani pada ikan Nila sangat bermanfaat untuk pertumbuhan otot, perbaikan sel, dan aktivitas metabolisme berbagai organ yang tepat.
-
Berat badan
Ikan Nila tinggi protein, tetapi rendah kalori dan lemak, sehingga ikan Nila sering sering menjadi makanan pilihan untuk orang yang mencoba menurunkan berat badan (diet), tanpa tersiksa oleh diet ketat.
-
Kesehatan tulang
Salah satu kandungan mineral yang paling tinggi pada ikan Nila adalah fosfor. Fosfor adalah bagian penting dari perkembangan materi tulang dan pemeliharaan gigi dan kuku. Fosfor membantu mencegah osteoporosis atau penurunan kepadatan mineral tulang.
-
Penuaan dini
Selenium yang dikenal sebagai antioksidan dapat meremajakan atau merangsang vitamin E dan C. Kedua vitamin tersebut meningkatkan kualitas dan kesehatan kulit (Rukmana dan Herdi, 2015).