Apa yang anda ketahui tentang ikan kerapu macan ?

Ikan kerapu macan

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dikenal sebagai flower cod, brown marble grouper, bentuk badannya agak tinggi. Bintik-bintik pada tubuhnya gelap dan rapat. Sirip dada berwarna kemerahan dan sirip-sirip yang lain mempunyai tepi cokelat kemerahan. Garis rusuk bersisik sebanyak 110 - 114 buah. Ikan kerapbu macan dapat tumbuh mencapai panjang hingga 2 meter.

Kerapu macan, sebagaimana kerapu lainnya, dikenal sebagai ikan pemangsa predator yang memangsa berbagai jenis ikan kecil, plankton hewani, udang-udangan, cumi-cumi, dan hewan-hewan kecil lainnya.

Ikan Kerapu Macan adalah jenis ikan kerapu non-hibrid atau varietas asli. Habitat hidupnya kurang lebih sama dengan beberapa jenis kerapu yang lain yaitu pada perairan terbuka, kawasan pasang surut, laut dangkal, terumbu karang dan laguna pantai. Dengan bersamaan rusaknya habitat hidup ikan ini semakin terancam punah.

Morfologi Ikan Kerapu Macan

  • Ikan kerapu macan ini memiliki bentuk tubuh memanjang dan gepeng (compressed), tetapi kadang-kadang ada juga agak bulat
  • Mulut ikan kerapu macan serong ke atas, lebar dan bibir bawahnya menonjol ke atas
  • Rahang atas dan bawah dilengkapi gigi-gigi geratan yang berderet dua baris, ujungnya lancip, dan kuat
  • Ujung luar bagian depan dari gigi baris luar adalah gigi – gigi yang besar
  • Tubuh ikan kerapu macan ditutupi oleh sisik yang mengkilap dan bercak loreng mirip bulu macan
  • Kulit tubuh ikan kerapu macan dipenuhi dengan totol-totol hitam yang rapat
  • Sirip dada berwarna kemerahan, sedangkan sirip lainnya mempunyai warna tepi coklat kemerahan
  • Pada garis rusuknya, terdapat 110 – 114 buah sisik

Apa yang anda ketahui tentang ikan kerapu macan ?

Sejalan dengan perkembangan usaha budidaya laut (pembesaran) dalam keramba jaring apung, jaring tancap dan tambak, secara langsung kebutuhan akan benih juga semakin meningkat. Pengumpulan benih dari alam tidak dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pembesaran, karena sangat dipengaruhi oleh musim, lokasi dan kondisi alam yang kurang menguntungkan disamping kelangsungan hidup larva sampai ukuran benih masih sangatrendah. Berdasarkan hal ini, Sub balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai Bojonegara - Serang, sejak tahun 1987 sudah mulai merintis pembenihan beberapa ikan laut diantaranya : beronang (Siganus javus, S. guttatus, S. canaliculatus), kakap putih ( Lates calcarifer ), kerapu macan ( Epinephelus fuscoguttatus ), kerapu lumpur ( E. suillus ) dan kerapu sunu (Plectropomus maculatus). Diantara jenis ikan laut tersebut, kerapu macan merupakan salah satu jenis kerapu yang potential untuk dibudidayakan serta memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi terutama di pasar Singapura, Hongkong, Taiwan, Malaysia dan bahkan Indonesia. Harga ikan kerapu ukuran konsumsi (3OO-1.5OO g) bervariasi menurut jenis, lokasi dan waktu. Misalnya di Riau, harga per kilogram ikan kerapu sunu (Plectropomus sp.) adalah Rp. 24.000,- Kepulauan Seribu (Rp. 12.000,) dan Karimunjawa (Rp. 6.000,-), sedangkan kerapu macan di Kabupaten Serang, Jakarta dan Kepulauan Seribu berkisar Rp. 10.000-15.000,-.

Usaha budidaya ikan kerapu di Indonesia pertama kali dirintis oleh nelayan Kepulauan Riau pada tahun 1978 dengan sistem tancap (pen-cage culture) dengan sasaran pasar Singapura. Dewasa ini, karena permintaan makin meningkat, budidaya ikan kerapu terus berkembang di Kepulauan Seribu, Kep. Karimunjawa, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan bahkan Nusa Tenggara. Namun perkembangan lanjut dari usaha budidaya kerapu terhambat akibat pasok benih yang tidak mencukupi atau sangat terbatas, bersifat musiman dan sulit ditangkap. Produksi ikan kerapu di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1984, hasil tangkapan tercatat 9.285 ton dan tahun 1991 sebanyak 16.197 ton, sedangkan untuk ekspor meningkat dari 57 ton pada tahun 1988 menjadi 85 ton pada tahun 1991. Daerah penangkapan ikan kerapu meliputi hampir disemua perairan Indonesia dan terbesar meliputi Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Riau, Aceh, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Timur.

Mengingat permintaan pasar domestik dan intemasional akan kerapu yang makin meningkat dan belum diimbangi dengan produksi hasil tangkapan, maka usaha pembesaran (budidaya) akan semakin penting dimasa datang. Menyadari hal-hal diatas dan untuk usaha pengembangannya, penulis mencoba memberikan sedikit gambaran atau informasi tentang perkembangan pembenihan ikan kerapu macan dalam kurun 4 tahun terakhir (1990-1993).

  • Pemeliharaan dan Pematangan Induk

    Pemilihan induk yang tepat dan baik merupakan salah satu kunci menuju keberhasilan dalam pematangan dan pemijahan. Induk yang diperoleh dari alam diseleksi menurut ukurannya serta memenuhi syarat antara lain : harus sehat, tidak cacat, ukuran seragam dan matang gonad. Pada umumnya induk jantan memilikki ukuran lebih besar dari betina, karena induk jantan berasal dari betina dewasa yang mengalami perubahan kelamin (change sex). Induk-induk hasil seleksi dipelihara dalam bak beton (concrete tank) volume 5,10 dan 30 m3 , kepadatan 2-10 ekor dengan berat tubuh (BW) 3,1-11,5 dan panjang (TL) 52-79 cm. Makanan yang diberikan dapat berupa ikan rucah (tembang, selar, japuh, tunjam), cumi-cumi, ikan tongkol dan jenis lainnya dengan konversi 3-6% per hari dari total biomas. Tempat pemeliharaan dilengkapi aerasi dan harus dijaga dalam keadaan bersih dengan jalan disipon setiap harinya serta dengan sistem air mengalir (pergantian air 100-150 % per hari).

    Kualitas dan kuantitas pakan merupakan faktor yang penting untuk memproduksi induk dalam keadaan sehat dan bermutu. Defisiensi nutrien terutama asam amino, vitamin dan mineral menyebabkan perkembangan telur terhambat dan akhirnya terjadi kegagalan ovulasi atau pemijahan. Pertumbuhan gonad terjadi jika terdapat kelebihan energi untuk pemeliharaan tubuh, sedangkan kekurangan gizi dapat meningkatkan oocyt (telur) mengalami atresia sehingga mempunyai oocyt yang matang. Selain bak atau tangki, ikan kerapu yang agak kecil dapat dijadikan induk dan harus dipelihara dengan baik. Ikan ukuran kecil dari 2,5 kg dapat dipelihara dalam jaring 2x2x2 m atau 3x3x3 m dengan kepadatan 20-50 ekor. Selama pemeliharaan, makanan yang diberikan dapat berupa ikan rucah, cumi-cumi atau ikan tongkol serta jenis lainnya dengan konversi 3-6 % per hari dari toatal biomas. Untuk menjaga sirkulasi air, setiap bulan jaring harus diganti atau dibersihkan. Ukuran induk betina yang dapa t digunakan untuk pemijahan minimal 2,5 kg dan induk jantan 5,4 kg. Selanjutnya kematangan telur dapat ditentukan dengan metoda kanulasi, sedangkan kematangan sperma selain kanulasi juga bisa dengan pengurutan (stripping). Telur yang matang memiliki ukuran seragam, bundar, tidak melekat dan rata-rata diameter diatas 400 mikron, sedangkan sperma berupa cairan putih kental seperti susu.

  • Teknik Pemijahan

    Secara umum, metode pemijahan dapat dibagi 3 yaitu : pemijahan alami (natural spawning), pengurutan (stripping atau artificial fertilization) dan penyuntikan (induced spawning). Pemijahan alami dapat dilakukan dalam bak terkontrol (captivity), sedangkan pijah rangsang umumnya menggunakan hormon HGG (Human Chorionic Gonadotropin), HCG plus Puberogen, LHRHa (Luteinizing Hormone Releasing Hormone Analoque), CPH (Carp Pituitary Hormogenate) dan Iain-lain. Sejak tahun 1990-1992, pemijahan ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus) masih mengandalkan dari hasil pemijahan alami dan pada tahun 1993 disamping alami juga dicoba melalui rangsangan (Induced spawning) menggunakan hormon HCG dan HCG plus Puberogen. Penyuntikan hormon dapat dilakukan melalui daging (intramuskular), selaput diriding perut (intraperitonial), rongga dada (chest cavity) dan melalui tempurung kepala (intracranial). Suntikan secara intracranial daya reaksinya cepat tetapi dianggap kurang aman, demikian juga secara intraperitonial. Cara yang paling umum digunakan orang adalah intramuskular dan chest cavity.

    Dalam hal ini, penyuntikan ikan kerapu macan ( E. fuscoguttatus ) dilakukan secara intramuskular dibawah sirip dorsal (soft dorsal fin). Hormon yang disuntikan adalah HCG atau HCG plus Puberogen dengan dosis 400-1.000 IU/kg dan 100-150 IU/kg berat badan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan HCG untuk induk betina minimal 450 IU/kg dan induk jantan 500 IU/kg berat badan. Pemijahan alami dalam bak/tangki pemeliharaan biasanya berlangsung sama seperti pada pemijahan yang terjadi diperairan terbuka, namun untuk ikan kerapu macan belum banyak data rinci baik di Indaonesia maupun negara lain di dunia. Hasil pengamatan di Subalitkandita BojonegaraSerang ternyata bahwa ikan kerapu macan dapat memijah secara alami dalam bak terkontrol volume 5, 10 dan 30 m3 . Selama 4 tahun pengamatan (1990-1993), ikan kerapu macan dapat memijah 3-7 bulan (musim) dalam setahun, dimana musim, jumlah dan mutu telur yang dihasilkan bervariasi pada setiap pengamatan

  • Fekunditas dan Frekuensi Pemijahan

    Pemijahan ikan kerapu macan dalam kelompok (group mating) dengan jumlah induk betina 3-7 ekor (BW = 3.3-11.5 kg) dan induk jantan 2-5 ekor (BW = 5.4-10.7 kg) dapat menghasilkan telur 4-48 juta butir per musim (bulan) atau 3-9 juta/ekor. Diameter gelembung minyak (oil globule) 191-241 mikron. SHAPIRO (1987) melaporkan Jumlah telur yang dihasilkan oleh satu ekor induk kerapu batina tergantung pada bobot dan species. Misalnya Epinephelus guttatus (90.000-3.365.000), E. morio (312.000- 5.735.000) dan E. diacanthus (63.000- 233.000). Selanjutnya BOUAIN & SIAU (1983) menyatakan, telur yang dihasilkan oleh induk kerapu betina bertambah sejalan dengan meningkatnya bobot. Misalnya E. aeneusy pada BW = 1.4-3.7 kg dapat menghasilkan telur 600.000-1.900.000, sedangkan pada BW = 8.6-11.8 kg berkisar 6.000.000-12.5000.000 butir.