Apa yang anda ketahui tentang ikan badut atau ikan nemo ?

Apa yang anda ketahui tentang ikan badut atau ikan nemo ?

Ikan badut berukuran kecil antara 6 cm sampai 18 cm. Warna ikan badut tergantung spesiesnya, umumnya berwarna kuning, orange, kemerahan, atau kehitaman. Pada tubuhnya terdapat corak yang khas berupa garis atau bagian berwarna putih. Ikan hias ini mendiami perairan di samudra Hindia dan Samudera Pasifik, termasuk di perairan laut Indonesia.

Keindahan dan kekhasan warna tubuhnya ini yang kemudian membuat ikan giru atau nemo ini menjadi ikan hias favorit. Diperkirakan perdagangan ikan badut ini mencapai lebih dari 40% dari total perdagangan seluruh ikan hias di dunia.

Ikan badut juga dikenal dengan simbiosis mutualisme (interaksi saling menguntungkan) yang dilakukannya dengan anemon laut. Anemon laut menjadi pelindung bagi ikan badut dari para pemangsa sedangkan sebaliknya ikan badut membersihkan anemon dari sisa-sisa makanannya. Interaksi inilah yang kemudian membuat ikan badut dinamai juga sebagai ikan anemon (anemonefish)

Ciri-ciri Fisik ikan badut /Nemo

Ikan Amphiprion akindynos dewasa memiliki warna oranye kecoklatan dengan dua garis belang yang berwarna putih, serta warna hitam yang samar-samar di seluruh tubuhnya. Garis belang pertama terletak di belakang mata dan warnanya tidak terlalu jelas. Garis belang yang kedua terletak di bagian bawah sirip punggung. Ikan ini memiliki ekor yang berwarna putih. Ikan Amphiprion akindynos remaja biasanya berwarna coklat dengan tiga garis belang berwarna putih. Sedangkan ikan Amphiprion akindynos yang beranjak dewasa, biasanya berwarna putih dengan dua garis belang warna putih.

Ikan Amphiprion akindynos memiliki 10 hingga 11 duri punggung dan 2 duri anal. Ikan ini dapat mencapai panjang maksimum hingga 9 cm (3,5 inci). Ikan Amphiprion akindynos dewasa dapat mencapai berat rata-rata hingga 27,5 gram.

Habitat

Ikan Amphiprion akindynos banyak di temukan di laguna dan terumbu karang luar pada kedalaman 25 meter di Great Barrier Reef, Coral Sea, utara New South Wales, Kaledonia Baru, Kepulauan Loyalty dan Tonga. Ikan Amphiprion akindynos lebih memilih perairan yang memiliki suhu air antara 100-320 C.

Mereka biasanya ditemukan di sekitar atau di dalam tentakel anemone laut yang mereka jadikan sebagai rumah mereka. Ikan ini tidak terpengaruh dengan sengatan dari tentakel menyengat anemone laut karena tubuh mereka tertutupi dengan substansi mukosa sehingga sel penyengat dari tentakel anemone laut tidak dapat menyengat ikan Amphiprion akindynos.

Kebiasaan Makan

Ikan Amphiprion akindynos biasanya memakan ganggang dan Zooplankton. Copepods dan larva Tunicates adalah salah satu benda yang paling sering ditemukan ssaat isi perut Amphiprion akindynos dianalisis. Pasangan sikan jenis Amphiprion akindynos dewasa adalah ikan terbesar dalam hiraki social. Mereka cenderung berada jauh dari anemone tempat mereka tinggal untuk mengumpulkan makanan. Hal ini berspekulasi bahwa salah satu alasan untuk partumbuhan cepat suatu pasangan. Setelah betina mati, jantan lebih mendominasi waktu mereka dengan cara menghabiskan waktu untuk mencari dan mengumpulkan makanan dari pada untuk bersaing untuk mencari tempat tinggal. Anemone laut yang dijadikan tempat tinggal biasanya mengambil manfaat dari potongan-potongan makanan yang jatuh saat ikan Amphiprion akindynos makan.

Peran Ekosistem

Ikan Amphiprion akindynos memiliki hubungan mutualisme dengan anemone laut sebagai tempat tinggalnya. Peraturan ini berlaku untuk keduanya. Tanpa adanya perlindungan dari anemone laut, ikan Amphiprion akindynos akan dengan cepat termangsa oleh ikan lain yang lebih besar. Begitu juga dengan yang Ikan Amphiprion akindynos lakukan, ikan ini mengusir penyusup seperti ikan Butterfly fish yang jika tidak diusir akan memakan anemone laut.

Selain itu , terdapat keuntungan lain bagi anemone laut yang mengambil makanan dari sisa-sisa makanan yang ikan Amphiprion akindynos makan. Secuil makanan akan jatuh ke dasar anemone laut sehingga membantu memberinya makan. Selain itu Ikan Amphiprion akindynos juga membantu dalam menjaga kebersihan anemone laut. Ikan Amphiprion akindynos bergerak keluar masuk dari anemone laut yang dapat membantu menciptakan arus air yang akan membawa makanan untuk anemone dan juga akan menjaganya bebas dari kotoran karena secara otomatis kotoran akan ikut keluar bersama arus yang diciptakan dari gerakan Ikan Amphiprion akindynos.

Tingkah Laku

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Amphiprion akindynos memiliki struktur social yang sangat menarik. Ada seekor betina yang dominan tunggal di masing-masing kelompok social yang merupakan terbesar dari semua ikan yang menghuni anemone. Ikan betina ini memiliki pasangan yang merupakan seekor Amphiprion akindynos jantan yang menjadi yang terbesar kedua. Antara dua dan empat jantan lainnya juga bisa tinggal di anemone yang sama. Terdapat suatu hubungan yang umumnya damai antara betina dan pasangannya. Setiap agresi dari betina dianggap sebagai ritual dan bukan merupakan tindakan yang berbahaya. Namun agresi akan lebih berbahaya bila terjadi antara para jantan.

Pada hirarki yang berbeda, dimana jantan terbesar menghabiskan waktu untuk mengejar dan mengganggu ikan jantan terbesar lainnya. Yang dimana selanjutnya akan mengganggu ikan yang lebih kecil lagi. Serangan ini mungkin terlalu parah bagi ikan yang lebih kecil sehingga ikan yang lebih kecil harus memilih tetap di tempat tinggal atau mati. Sekali lagi disebutkan, ketika betina mati maka sang jantan akan mengisi posisinya. Dan saat setelah ditinggal mati oleh pasangan betinanya, sang jantan akan menunjukan sikap yang mirip dengan kelakuan betinanya yang telah mati itu. Dan dalam beberapa hari, jantan tersebut akan benar-benar mengubah kelaminnya menjadi betina yang lalu akan di jadikan pasangan oleh jantan terbesar lainnya.

sumber :

Ikan Badut (Clown Fish) tergolong ke dalam sub family dari Amphiprioninae yang telah ditemukan ke dalam banyak varian warna. Kebanyakan memiliki 2 sampai 3 garis berwarna putih, sehingga membuatnya mudah sekali untuk dibedakan.

Ikan ini suka sekali dengan perairan yang tropis, misalnya saja seperti di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Yang lebih sering ditemukan di area laut merah, dan di great barrier reef yang ada di bagian timur laut Jepang, Australia, dan juga di kawasan Indonesia dan Malaysia.

Untuk spesiesnya, ikan ini memiliki 28 spesies yang hidup di area dasar laut.

Selain itu, yang paling menariknya lagi adalah, ikan ini ternyata kebal dengan sengatan dari tentakel anemone, juga mempunyai hubungan simbiosis yang memakan tentakel anemone yang mati.

https://cdn.qubicle.id/thumb/2017/03/17/56c7536b90b19e6b3d4e15a957f97af0.jpg?w=1280&h=&q=80

Masih ingat film animasi Finding Nemo? Di film itu, diceritakan bahwa ayah si Nemo, Marlin, khawatir berlebihan dalam menjaga Nemo. Ternyata perilaku Marlin dalam film tersebut tak jauh beda dengan realita ikan badut.

Ikan badut jantan punya naluri mengasuh yang sangat kuat. Saking “lebay”-nya, jika ada telur-telur asing yang diletakkan di dekat sarang ikan badut, dia akan merawatnya.

Perilaku ikan itu rupanya dipicu oleh hormon cinta yang bernama isotocin. Hormon tersebut mirip dengan senyawa oksitosin, hormon pada manusia dan memfasilitasi ikatan antara ibu dan bayi mereka setelah melahirkan.

Perilaku pengasuhan ikan badut jantan terhadap anak-anaknya diteliti oleh peneliti Universitas Illinois di Urbana-Champaign.

Peneliti mengambil sejumlah ikan badut jantan sebagai sampel lantas menginjeksinya dengan senyawa yang akan menghambat kerja isotocin. Hasilnya, ikan badut yang diinjeksi dengan zat tersebut jadi kurang peduli pada telur-telurnya.

Ada juga hormon lain yang mempengaruhi pengasuhan ikan badut, yaitu arginine vasotocin. Bedanya, ketika hormon ini diblokir, ikan badut jantan justru semakin meningkatkan pengasuhan dan perawatan mereka.

Justin Rhode, seorang profesor di University of Illinois sekaligus peneliti dalam studi ini mengatakan bahwa temuan ini bisa menjelaskan mengapa dalam beberapa spesies pejantan justru melakukan pengasuhan yang lebih baik.

“Tentu ini adalah proses yang sangat rumit dan akan melibatkan banyak senyawa kimia,” katanya seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (4/5/2017).

Penelitian lebih lanjut bisa mengungkap apakah perilaku yang sama bisa terdapat pada hewan bertulang belakang. Berdasarkan yang diketahui ilmuwan saat ini, hewan bertulang-belakang, termasuk manusia, cenderung mengandalkan betina terkait dengan pemeliharaan keturunan.

Ikan badut atau yang juga sering disebut sebagai ikan anemon ditemukan di lautan Indo-Pasifik. Biasanya ikan badut bersembunyi diantara tentakel anemon yang melindungi mereka dari predator lain.

Ikan badut membentuk sebuah kelompok sosial di mana betina lebih dominan. Sementara ikan badut jantan melakukan perawatan, menjaga telur-telur dari jamur dan kotoran, mengipasi mereka untuk memberi air kaya oksigen.