Apa yang Anda ketahui tentang hukum permintaan secara umum?

Apa yang Anda ketahui tentang hukum permintaan secara umum ?

Apa yang Anda ketahui tentang hukum permintaan secara umum ?

1 Like

Hukum permintaan adalah manakala keadaan dengan kondisi semua hal dianggap sama ketika suatu harga barang naik, konsumen cenderung akan mengurangi permintaan kuantitas barang tersebut. Dengan kata lain, hubungan antara harga dan kuantitas barang akan cenderung berkebalikan satu sama lain (Dogde dalam Kurniawan dan Budhi, 2015).

Model-model ekonomi permintaan hanyalah salah satu dari banyak model dari versi yang sederhana dari perilaku ekonomi yang ada. Harga dan banyak faktor memengaruhi berapa banyak unit dari konsumen untuk membeli. Cara untuk dapat meprediksi konsumen merespon perubahan dalam satu perubahan harga digunakan sebagai asumsi faktor-faktor yang memengaruhinya harus pada konsisi konstan.

Sebagai contoh, pada pengamatan bulan lalu, harga telur turun sehingga pendapatan konsumen naik, harga daging ayam meningkat dan konsumen cenderung membeli lebih banyak telur. Pertanyaannya apakah keadaan tersebut menyatakan konsumi telur akannaik karena harga jatuh? Karena pendapatan konsumen naik atau karena disebabkan harga daging ayam naik? Jawabannya mungkin meningkat dapat disebabkan kedua-duanya atau tidak satupun dari alasan tersebut. Sesuatu kepututsan tidak dapat dilakukan dengan mengukur pengaruh satu variabel saja pada konsumen telur jika tidak mengasumsikan faktor-faktor eksternal lainnya. Hakikatnya, hukum permintaan mensyaratkan kesediaan konsumen dan kemampuan untuk membayar.

Pendapatan dan Efek Substitusi

Faktor penentu dari hukum permintaan adalah ekonomi mantra, yaitu hanya masalah harga relatif. Penjelasan yang sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: seandainya harga secangkir kopi susu sebesar Rp 5.000 secara nomial atau absolut, sauan harga ini dapat dianggap relatif kecil. Akan tetapi, dengan pemikiran lain apabila hbesaran nilai Rp 5.000 tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan lain seperti membeli jenis barang lain yang lebih berguna dengan harga Rp 5.000.

Berapa banyak pengaruh utilitas tersebut dengan membandingkan penghasilan yang dikeluarkan?

Karenanya, harga yang ditetapkan adalah harga relatif. Jadi jumlah unit dari setiap barang Y harus dikorbankan untuk mendapatkan barang X pertama yang baik diukur dari harga relatif X.
image
Contoh : Seandainya pendapatan harian pelaku ekonomi Rp 100.000 dimana memiliki dua kemungkinan nilai harga uang dari dua jenis barang yang dibeli seperti tabel 1 di atas.

Tabel 1 menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
Hari ini dengan harga relatif Rp 10.000 biaya relatif beras adalah 1/2K, dibandingkan dengan perolehan pendapatan.

Besok, ketika harga relatif menjadi Rp 20.000 terjadi dua hal penjelasan akibat hukum permintaan, yaitu:

  1. Harga relatif B telah eningkat menjadi harga relatif K karenanya sejak harga relatif B lebih mahal maka kecenderungan mengonsumsi lebih K dan sedikit B. Kondisi tersebut dikenal sebagai efek substitusi.
  2. Dari segi pendapatan, harga B telah meningkat dari 1/10 hingga mencapa 1/5 dari pendapatan.

Dengan kata lain, jika untuk membeli hanya B pada hari ini akan memperoleh 10, tetapi apabila membeli besok hanya diperoleh 5 dengan pendapatan yang sama. Kehilangan daya beli tersebut dikenal sebagai efek pendapatan.

  1. Efek substitusi adalah perubahan kuantitas yang diminta akibat perubahan harga relatif dari barang terhadao harga barang-barang lain.
  2. Efek pendapatan adalah perubahan kuantitas permintaan akibat hasil perubahan dari potensi daya beli konsumen (Dogde dalam Kurniawan dan Budhi, 2015).

Ketika harga B meningkat menyebabkan konsumen untuk mengurangi kuantitas yang diminta sehingga berlaku hukum permintaan.

Bagaimana reaksi konsumen jika harga B dan K serta pendapatan harian berubah menjadi dua kali lipat? Karena harga beras relatif sama harga K dan penghasilan harian relatif tidak berubah maka konsumen tidak mungkin untuk mengubah perilaku. Karenanya, harga-harga itu adalah hanya harga relatif.

Referensi

Kurniawan, P dan Budhi, M K S. 2015. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Yogyakarta : Penerbit Andi.