Apa yang Anda ketahui tentang Gurita?

gurita

Ternyata pusat koordinasi tubuh gurita ada pada setiap tentakel atau sungutnya. Kemampuan ini membuat gurita memiliki kemampuan koordinasi yang lebih baik dibandingkan invertebrata alias hewan tak bertulang belakang yang lain.

Gurita memiliki masa hidup yang pendek dan sejak lahir sudah tidak berinteraksi dengan induknya sehingga gurita akan melalui masa belajar dan berlatih sendiri dengan cepat supaya mampu bertahan hidup.

Kemampuan gurita ini didukung oleh sistem saraf yang terdistribusi di seluruh tubuhnya. Dua per tiga dari sel-sel sarafnya berada pada setiap tentakel sehingga ia mampu mengoordinasi dan bergerak secara sendiri-sendiri dalam melakukan suatu aktivitas.

Kepintaran gurita membuat ia menjadi satu-satunya invertebrata yang mampu menggunakan alat untuk bertahan hidup.

Sebagai contoh, gurita mampu mengambil batok kelapa dengan otot-ototnya untuk dijadikan pelindung tubuh.

Kemampuan koordinasi gurita juga tak tanggung-tanggung, ia dapat membuka tutup toples yang tertutup rapat, terkadang ia juga bermain dengan mengambil batu di dasar laut lalu melempar batu tersebut dan mengambilnya lagi secara berulang.

Bahkan, ada gurita juga yang pandai meramal seperti Paul Si Gurita yang berhasil menebak juara piala dunia beberapa waktu lalu.

Sumber:
sains.me

Gurita adalah hewan mollusca yang habitatnya di terumbu karang. Hewan yang kakinya terdapat di kepala ini memiliki 8 lengan dengan alat penghisap yang digunakan untuk bergerak dan menangkap mangsa. Lengan pada gurita berupa lapisan otot tanpa tulang, gurita ini tidak memiliki cangkang namun memiliki paruh yang digunakan sebagai rahang. Paruh adalah bagian terkeras dari tubuh yang digunakan sebagai rahang untuk membunuh mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian kecil. Pada kulit gurita terdapat kromatofora berupa lapisan kantung- kantung pewarna yang lentur dan bisa mengubah warna, opasitas dan refleksitas jaringan epidermis. Otot-otot di sekeliling kromatofora bisa membuat kantung- kantung pewarna menjadi kelihatan atau hilang. Kromatofora berisi pigmen berwarna kuning, oranye, merah, coklat, atau hitam. Sebagian besar spesies gurita memiliki 3 warna dari seluruh pilihan warna kromatofora yang ada, walaupun ada juga spesies yang memiliki 2 atau 4 warna. Sel-sel lain yang bisa berubah warna adalah sel iridophore dan sel leucophore (warna putih). Kemampuan berganti warna digunakan gurita untuk berkomunikasi atau memperingatkan gurita lain.

Gurita mempunyai masa hidup yang relatif singkat dan beberapa spesies hanya hidup selama 6 bulan. Spesies yang lebih besar seperti gu[rita raksasa di Pasifik Utara yang beratnya bisa mencapai 40 kilogram bisa hidup sampai 5 tahun di bawah kondisi lingkungan yang sesuai. Reproduksi merupakan salah satu sebab kematian

pada hewan gurita, pada gurita jantan hanya bisa hidup beberapa bulan setelah proses reproduksi dan gurita betina akan mati tidak lama setelah bertelur dikarenakan tidak makan selama sekitar satu bulan sewaktu menjaga telur-telur gurita yang belum menetas. Darah gurita mengandung protein Hemosianin (Pigmen pernafasan ganti HB dalam darah Arthropoda dan Mollusca ) (Wildan Yantin, 1999). Hemosianin yang kaya oksigen. Dibandingkan dengan Hemoglobin yang kaya dengan zat besi[, Hemosianin kurang efisien dalam mengangkut oksigen. Hemosianin larut dalam plasma dan tidak diikat oleh sel darah merah sehingga darah gurita berwarna biru pucat. Gurita bernafas dengan menyedot air ke dalam rongga mantel melalui kedua buah insang dan disemburkan keluar melalui tabung siphon . Gurita memiliki insang dengan pembagian yang sangat halus, berasal dari pertumbuhan tubuh bagian luar atau bagian dalam yang mengalami vaskulerisasi.

Gurita tidak dilindungi kulit, tetapi badannya lentur sehingga dapat masuk dalam lubang kecil untuk menyelamatkan diri dari musuh seperti belut, ular. Bagian utama badan gurita adalah kantong kulit dan otot. Di dalamnya terdapat insang dan bagian-bagian lunak lain. Pada ujung muka, kepalannya menjadi satu dengan salah satu sisi kantong. Jika mulut kantong dibuka, air mengalir masuk untuk memberikan oksigen pada insang. Kantong lalu diikat di leher dan air keluar melalui pipa. Air yang mengalir cukup kuat sehingga gurita mempunyai pendorong jet dan dapat bergerak sangat cepat (Harun, et.al.2007).