Apa yang anda ketahui tentang Dugong?

image

Duyung atau dugong (Dugong dugon) adalah sejenis mamalia laut yang merupakan salah satu anggota Sirenia atau lembu laut yang masih bertahan hidup selain manatee dan mampu mencapai usia 22 sampai 25 tahun. Duyung bukanlah ikan karena menyusui anaknya dan masih merupakan kerabat evolusi dari gajah. Ia merupakan satu-satunya hewan yang mewakili suku Dugongidae. Selain itu, ia juga merupakan satu-satunya lembu laut yang bisa ditemukan di kawasan perairan sekurang-kurangnya di 37 negara di wilayah Indo-Pasifik, walaupun kebanyakan duyung tinggal di kawasan timur Indonesia dan perairan utara Australia.

Dugong (Dugong dugon) merupakan jenis mamalia laut yang dilindungi dan merupakan salah satu spesies dari 20 spesies prioritas yang menjadi target penting Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Mamalia ini dilindungi oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya. Selain itu, ada juga Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

Dugong memiliki ancaman kehidupan yang tinggi. Secara alami dugong memiliki reproduksi yang lambat. Dibutuhkan waktu 10 tahun untuk menjadi dewasa dan 14 bulan untuk melahirkan satu individu baru pada interval 2,5-5 tahun.

Ancaman lainnya yaitu tertangkapnya dugong secara tidak sengaja oleh alat tangkap perikanan (bycatch), perburuan masif untuk pemanfaatan daging, taring, serta air mata dugong yang disinyalir memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Berikut fakta dan informasi menarik tentang Dugong.

  1. Penampilan fisik

    Bentuk dan ukuran mamalia ini secara umum dapat dibandingkan dengan lumba-lumba. Perbedaannya, dugong memiliki kepala yang tidak terlalu melengkung (streamline) serta tidak memiliki sirip punggung.

    Dugong memiliki ekor mirip lumba-lumba. Dugong dewasa berwarna coklat muda dan dugong muda berwarna coklat pucat. Dugong memiliki mulut besar untuk membantu mencari makanan rumput laut.

    Mamalia bertubuh besar ini memiliki sirip berbentuk seperti dayung serta memiliki telinga dan mata yang terletak di sisi kepalanya dengan moncong yang besar.

  2. Makanan

    Seperti disebutkan sebelumnya, dugong adalah mamalia pemakan tumbuhan (herbivora) dengan makanan terutama berupa rumput laut. Menggunakan moncongnya, dugong mencabut rumput dari dasar laut kemudian menggoyangkan kepalanya untuk menyingkirkan pasir.

    Biasanya, mamalia ini hanya memakan rumput laut pada kedalaman 1-5 meter, namun dugong juga dikenal mampu menyelam untuk mencari makan hingga kedalaman lebih dari 20 meter.

    Dugong sanggup menahan nafas selama 6 menit, untuk kemudian muncul kembali ke permukaan laut untuk mengambil nafas. Mamalia ini harus makan setidaknya 50 kilogram rumput laut setiap harinya.

    Ia dikategorikan sebagai binatang nokturnal atau binatang malam, yang artinya hanya akan mencari makan ketika malam hari.

  3. Habitat

    Menurut Shark Bay, Australia barat merupakan rumah terbesar bagi populasi dugong Australia. Terdapat setidaknya 10.000 ekor dugong di perairan Australia barat dan sekitar 80.000 ekor di seluruh perairan Australia.

    Binatang ini biasanya juga hidup di perairan Indo Pasifik. Terutama di perairan hangat seperti Indonesia bagian timur, Afrika timur, dan Australia. Penyebaran mamalia ini juga tidak terlalu jauh, binatang ini hanya akan hidup di daerah sekitar dia dilahirkan.

    Kawasan tempat tinggal yang paling disukai adalah kawasan yang tenang, hangat, dan dangkal, seperti kawasan teluk, dan juga hutan bakau.

  4. Reproduksi

    Dugong ini hidup secara berkelompok, di dalam kelompok tersebut biasanya terdiri atas 5 hingga 10 ekor, yaitu induk betina, dugong jantan, dan anak-anaknya. Ada kalanya anak-anak dugong yang sudah sedikit dewasa hidup sendiri dan tidak bersama induknya.

    Dugong memiliki usia hidup yang hampir sama dengan manusia, sekitar 70 tahun. Yang menjadi masalah adalah proses reproduksi mamalia ini cukup lambat, sekitar 3 hingga 7 tahun sekali, dan setiap melahirkan hanya ada 1 ekor saja.

    Dugong akan siap bereproduksi ketika umurnya mencapai 9 atau 10 tahun. Demi keamanan, biasanya para dugong yang hendak melahirkan akan mencari perairan dangkal untuk melahirkan anaknya, guna menghindari predator. Usia kehamilan dugong biasanya mencapai 12 hingga 14 bulan, bayi dugong akan hidup bersama induknya hingga berusia 1,5 tahun.

  5. Komunikasi

    Sama seperti lumba-lumba, dugong menggunakan suara bernada seperti kicauan, peluit, gonggongan, dan suara lainnya untuk berkomunikasi dengan dugong yang lainnya.

    Masing-masing suara memiliki arti tersendiri, misalnya suara kicauan memiliki frekuensi antara 3 dan 18 kHz dan hanya berlangsung sekitar 60 ms. Suara inilah yang digunakan dugong untuk mencari makan di dasar laut dan melalukan patroli wilayah.

    Dugong juga menggunakan indera penciuman yang memungkinkan mereka untuk merasakan bahan kimia dalam lingkungan mereka untuk tingkat tertentu. Ini dapat digunakan untuk mendeteksi dugong lainnya atau kemungkinan besar untuk mencari makan.

    Mereka bisa mencium bau tanaman air dari jarak jauh dan karena itu mereka juga bisa menentukan di mana tempat buruan berikutnya.

  6. Sumber makanan bagi predator

    Karena gerakannya yang lambat, dugong sering menjadi mangsa mudah bagi hewan pemangsa. Predator alami dugong antara lain hiu besar, buaya air asin, dan paus pembunuh.

    Namun ancaman paling terburuk berasal dari polusi dan pembangunan di pesisir, yang menghancurkan padang lamun, serta lalu lintas kapal, keterikatan dalam jaring ikan, dan perburuan.

  7. Mengapa dugong diburu

    Dugong sering diburu untuk diambil daging dan minyaknya. Konon, minyak ikan duyung ini bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit tuberkulosis (TBC) dan nyeri persendian. Sedangkan taringnya sering digunakan untuk pembuatan pipa rokok.