Apa yang anda ketahui tentang dengan Teori Kelas Karl Marx?

Salah satu hasil pemikiran Karl Marx adalah teori kelas.

Apa yang dimaksud dengan teori kelas?

Lenin menulis, “…Orang-orang selalu menjadi korban tipu muslihat atau sering menipu diri sendiri dalam kehidupan politik dan mereka akan terus bersikap demikian hingga akhirnya mereka berhasil mengetahui kepentingan-kepentingan Kelas di balik tabir tentang moral, agama, sosial politik, dan janji-janji.”

Teori kelas merupakan teori sosial yang penting dari Karl Marx . Teori ini menganggap bahwa masyarakat terbagi ke dalam kelas-kelas dan kelas ini saling berhubungan akibat interaksi manusia dalam rangka bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan. Jadi, teori kelas merupakan analisis objektif terhadap hubungan masyarakat.

Jadi, perlu ditegaskan di sini, kelas-kelas tidak datang secara subjektif, namun merupakan hasil pengorganisasian kelas kapitalis dalam rangka membangun nilai-nilai mereka. Dalam surat yang dilayangkan kepada Joseph Weydemeyer di New York, bulan Maret 1852, Marx menuliskan:

“Bukanlah penulis yang menemukan keberadaan Klas-klas dalam masyarakat modern dan pertentangan antar-mereka. Jauh sebelum saya, para sejarawan borjuis telah membeberkan perkembangan historis perjuangan klas ini. Begitu juga para ekonom borjuis yang telah menguraikan anatomi ekonomi keberadaan klas-Klas tersebut. Yang saya lakukan hanyalah membuktikan: (1) bahwa keberadaan Klas-Klas hanya terkait dengan fase-fase historis perkembangan produksi; (2) bahwa perjuangan Klas mau tak mau mangarah pada kediktatoran proletariat ; (3) bahwa kediktatoran ini sendiri hanyalah merupakan bentuk transisi/peralihan menuju penghapusan seluruh Klas dan menuju pembentukan masyarakat tanpa Kelas…”

Kesadaran kelas juga adalah bangunan sosial yang ada sepanjang sejarah. Sementara, bentuk-bentuk sosial dan ekspresi kesadaran kelas adalah fenomena yang mucul berulang-ulang sepanjang sejarah di hampir semua bagian dunia walaupun ia tertutupi oleh bentukbentuk lain kesadaran dalam momentum-momentum yang berbeda (ras, gender, dan nasionalisme ) atau kombinasi (nasionalisme dan kesadaran kelas). Memang ada beberapa perubahan pada struktur kelas, tetapi tidak seperti yang diungkapkan oleh kaum “non-kelas”. Keseimbangan antar-kelas selalu mengalami eposnya yang berubah, yang sifatnya dialektis terhadap kondisi hubungan produksi atau realitas material yang lain dalam masyarakat. Perubahan-perubahan besar semakin memperkuat dan memperjelas perbedaan kelas dan penindasan kelas walaupun bentuk dan syarat-syarat dari yang ditindas dan yang menindas telah berubah. Apalagi, jika kita lihat fakta sekarang ini, kapitalisme telah meninggalkan negara kesejahteraan (hubungan kelas mengalami perubahan). Peran negara dan partai yang menjadi perantara antara modal dan kerja telah digantikan oleh institusi negara secara lebih jelas dan langsung berhubungan dengan kelas kapitalis yang berkuasa.

Kita nanti akan melihat bahwa tergusurnya walfare state justru menambah polarisasi dalam struktur sosial: antara pekerja-pekerja sektor publik yang dibayar rendah di satu pihak dan kaum profesional yang mendapatkan upah lebih baik dan berhubungan dengan perusahaan multinasional, NGO, dan lembaga-lembaga donor luar, yang berhubungan dengan pasar dunia dan pusat-pusat kekuasaan. Penulis akan memaparkan kecenderungan polarisasi kelas dalam era globalisasi dan kapitalisme neo-liberal pada bab IV. Kini, penulis akan membahas bagaimana konsep marxis tentang kelas sosial.

Dari konsep marxis, terjadinya kelas-kelas dalam masyarakat disebabkan oleh perkembangan material produksi sejarah masyarakat. Pernah dalam suatu masyarakat dalam tidak ada kelas, tidak ada eksploitasi kelas, dan makna kerja manusia adalah pembagian kerja serta produksi dipakai secara bersama. Karena syarat-syarat materialnya telah berubah, terjadilah kelas-kelas dalam masyarakat. Hal itu sesuai dengan hukum dialektika masyarakat dan perkembangan sejarah serta sulit untuk disangkal bahwa di dalamnya terdapat dialektika materi. Kebangkitan kelas berkaitan dengan perkembangan kemampuan manusia untuk menggunakan alat demi menghasilkan barang-barang yang dibutuhkannya untuk menunjang kehidupan.

Masyarakat komune primitif berubah menjadi masyarakat perbudakan seiring dengan ditemukannya alat-alat produksi kuno beserta akses-akses kepemilikan dalam struktur perbudakan. Fase ini mulai memunculkan kelas-kelas, yaitu antara kelas tuan dan kelas budak ketika kelas tuan memegang kekuasaan untuk mengendalikan dan menindas kelas budak. Jika pada masa komune primitif hak milik atas alat produksi secara bersama, sistem kerjanya juga berdasar kerja sama, serta pembagian kerja secara merata, dalam masyarakat perbudakan mulai terdapat hubungan eksploitasi ekonomi-politik antar-kelas.

Berdasarkan perkembangan productive force (alat-alat teknologi yang ditemukan), yang membawa dampak pada kerja individu, pemenuhan kebutuhan hidup spesies manusia tidak memerlukan adanya kerja sama lagi. Dengan mudahnya pekerjaan karena bantuan alat-alat yang ditemukan, pekerjaan telah dapat dilakukan secara individual, juga dari anggota keluarganya. Akhirnya, sebagian anggota gen/klan yang telah mandiri memisahkan diri dari gen induk dan membentuk klan tersendiri bersama anggota keluarganya.

Pada perkembangannya, karena bertambahnya populasi dan berkembangnya teknologi, antara klan satu dan klan lainnya terjadi persaingan. Dari persaingan inilah, kelas-kelas itu muncul secara nyata karena antara klan-klan tersebut saling menguasai. Masyarakat perbudakan pada akhirnya dinegasi oleh masyarakat feodal.

Masyarakat feodal akhirnya juga dinegasi oleh masyarakat kapitalis . Menurut analisis Marx, masyarakat kapitalis ini akan dinegasi oleh masyarakat sosialis jika syarat-syarat produksinya sudah terpenuhi. Peralihan ke masyarakat kapitalis dari masyarakat feodal tersebut terjadi juga karena syarat-syarat produksinya telah terpenuhi. Dengan berkembangnya tenaga produksi, hubungan produksi (relation of production) yang lama tidak mampu sehingga selalu mengarah ke arah hubungan produksi dan cara produksi (mode of production) yang baru.

Gejala tersebut dapat dilihat dari adanya revolusi kapitalis di berbagai negara Barat (terutama Inggris) sejak ditemukannya peralatan-peralatan dan teknologi modern yang sering dikenal sebagai (revolusi) industri. Sejak saat itu terjadi berbagai revolusi borjuis yang meruntuhkan sebagian besar struktur ekonomi-politikbudaya feodal, yang mengarahkan masyarakat pada kapitalisme yang terus berkembang. Tumbuhnya demokrasi liberal-kapitalis Barat, yang kemudian hari dicangkokkan dan diadopsi oleh negara-negara lainnya melalui ekspansi kapital, ditopang oleh pertumbuhan kelaskelas intelektual dan elite-elite borjuis yang menggantikan posisi elite feodal pada masa sebelumnya.

Masyarakat berkelas adalah masyarakat tempat terjadi penindasan, tempat kerja kelas tertentu yang mayoritas diisap oleh kelas yang dominan. Masyarakat berkelas ini menunjukkan antagonisme antara tenaga produksi dan hubungan produksi .