Apa yang Anda ketahui tentang dengan Kitosan?

kitosan

Kitosan merupakan senyawa turunan dari hasil proses deasetilasi kitin yang banyak terkandung didalam hewan laut seperti udang dan kepiting. Kitosan memiliki banyak manfaat dalam berbagai bidang kehidupan, beberapa diantaranya dalam bidang kesehatan seperti bahan baku dalam pembuatan biomaterial dan dalam bidang lingkungan seperti adsorben sebagai aplikasi dalam atom penjerap atau atom pengikat untuk logam-logam berat kemudian dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai koleksi data dari pemodelan kinetika reaksi pembuatan kitosan.

Apa yang dimaksud dengan Kitosan ?

Kitosan


Kitosan adalah turunan kitin yang pertama kali ditemukan pada tahun 1894 oleh Hoppe Seyler. Proses deasetilasi dilakukan dengan merefluks kitin dalam kalium hidroksida (Lisbeth Tampubolon, 2008). Kitin dapat diperoleh dari limbah pengolahan hasil laut. Kandungan kitin pada limbah udang mencapai 42-57%, pada limbah kepiting mencapai 50- 60%, cumi-cumi 40% dan kerang 14-35%. Karena bahan baku udang lebih mudah diperoleh, maka sintesis kitin dan kitosan lebih banyak memanfaatkan limbah udang (Yurnaliza, 2002).

Kitosan memiliki struktur poli β-(1,4)-2-amino-2’-deoksi-D-glukosa, sedangkan kitin memiliki struktur β-(1,4)-2-asetamida-2’-deoksi-D- glukosa. Perbedaan kitin dan kitosan terletak pada perbandingan gugus amina (-NH2) dengan gugus asetil (CH3CO-) yang disebut derajat deasetilasi. Modifikasi kimiawi menyebabkan turunan kitin, seperti kitosan, memiliki sifat yang lebih baik. Struktur kitosan dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :
image

Kitosan merupakan polimer kationik yang bersifat nontoksik, dapat mengalami biodegradasi dan bersifat biokompatibel. Sifat ini yang menyebabkan kitosan diaplikasikan sebagai bahan penutup luka dan material hemostatik dalam bentuk gel atau spon. Muatan positif kitosan membuatnya bersifat antibakteri. Uji aktivitas antibakteri menggunakan kitosan yang diperoleh secara enzimatis. Uji pada bakteri patogen dengan menggunakan metode difusi agar menunjukkan hasil yang positif dengan indeks penghambatan berturut-turut adalah sebagai berikut: 2,47; 3,23; 3,26; 2,23; 2,3; dan 2,07 unit per milligram kitosan per jam untuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium , Escherichia coli, Listeria monocytogenes, dan Bacillus cereus (Meidina dkk., 2004).

Penelitian tentang kitosan dikembangkan menjadi bahan aditif dalam pembuatan material selulosa. Kitosan ditambahkan untuk membuat material selulosa yang dapat digunakan sebagai pembalut luka dan bersifat antibakteri. Campuran keduanya juga diharapkan dapat meningkatkan sifat mekanik dan kimia dari material yang dihasilkan. Jaehwan Kim et al. (2010) melakukan penelitian tentang material selulosa dengan merendamnya dalam campuran asam asetat dengan kitosan 1%. Perubahan fisik dan kimia terlihat pada material selulosa sebelum dan sesudah perendaman.

2 Likes