Apa yang anda ketahui tentang Celepuk Jawa?

cepluk jawa

Celepuk jawa (Otus angelinae) adalah jenis spesies burung hantu langka yang endemik di hutan-hutan Pulau Jawa, Indonesia. Tidak ada subspesies lain dalam genus ini kecuali spesies ini. Status konservasi spesies ini adalah rentan

Celepuk jawa merupakan burung hantu berukuran tubuh kecil, yaitu panjang antara 16-18 cm, berat antara 75-91 g, dan lebar sayap antara 135-149 mm. Warna tubuhnya kecoklatan, dengan cakram wajah berwarna coklat kemerah-merahan, serta alisnya yang berwarna putih terang membentang hingga ke jambul telinga. Warna bulu luarnya coklat gelap kemerahan, seringkali dengan kerah keputihan dan garis-garis skapula hitam dan putih, dan bulu tubuh bagian dada berwarna krem atau keputihan. Warna selaput pelangi (iris) mata kuning keemasan.

Celepuk Jawa atau Otus angelinae adalah jenis burung hantu yang endemik pulau Jawa. Burung hantu berukuran kecil ini hanya bisa dijumpai hidup di pulau Jawa, Indonesia. Selain sebagai burung endemik Jawa, Celepuk Jawa pun menjadi salah satu hewan langka dengan status konservasi Vulnerable (VU; Rentan).

Dalam bahasa Inggris, Celepuk Jawa disebut sebagai Javan Scops-owl atau Javan Scops Owl. Nama latin hewan ini adalah Otus angelinae (Finsch, 1912).

Burung Celepuk Jawa memiliki tubuh yang relatif kecil. Panjangnya hanya sekitar 16-18 cm. Beratnya sekitar 70-90 gram. Bulu tubuhnya didominasi warna gelap dengan tubuh bagian atas berwarna coklat keabu-abuan, bercoret rapat, dan berbecak-becak hitam. Tubuh bagian bawah bergaris dengan coret hitam pada sekitar dada dan keputih-putihan pada bagian perut.

Alis mata berwarna putih mencolok. Iris kuning emas, paruh kuning, kaki kuning kotor. Sekilas Celepuk Jawa hampir menyerupai saudara dekatnya, Celepuk Reban (Otus lempiji).

Burung Celepuk Jawa dewasa lebih banyak diam dan jarang terdengar. Suara kicauan burung endemik ini lebih sering terdengar saat masih muda. Suaranya keras, meledak-ledak, seperti bunyi “tch-tschschsch” yang diulang-ulang.

Makanan utama Celepuk Jawa (Otus angelinae) adalah serangga, meskipun pernah didapati memakan juga reptilia kecil. Sebagai layaknya anggota ordo Strigiformes lainnya, Celepuk Jawa adalah hewan nokturnal (beraktifitas di malam hari). dalam berburu mangsa mengandalkan indera penglihatan dan pendengarannya yang sangat tajam. Pun kepak sayapnya yang nyaris tidak mengeluarkan suara saat terbang, membuat mangsa buruannya tidak menyadari keberadaannya.

Sebagai burung endemik pulau Jawa, daerah sebaran Celepuk Jawa terbatas di pulau Jawa. Mendiami daerah pegunungan dengan ketinggian antara 1.500 hingga 2.500 meter dpl. Beberapa kawasan yang diketahui dihuni burung hantu ini antara lain Gunung Salak, Gunung Pangrango, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Ciremai, dan Dataran Tinggi Ijen.

Populasi Celepuk Jawa (Otus angelinae) diperkirakan kurang dari 10.000 ekor dengan jumlah burung dewasa hanya 1.500 hingga 7.000 ekor saja. Populasi ini mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan populasi diakibatkan oleh hilangnya habitat Celepuk Jawa baik oleh deforestasi dan alih fungsi hutan menjadi daerah pertanian dan pemukiman.

Dengan populasi dan tren penurunan tersebut, IUCN Red List kemudian memasukkan Celepuk Jawa dalam status konservasi Vulnerable (Rentan). Dengan status tersebut, burung endemik pulau Jawa ini termasuk salah satu dari delapan burung hantu paling langka dan terancam punah di Indonesia. Status keterancamannya hanya kalah dengan Celepuk Siau (Otus siaoensis) yang menyandang status Critically Endangered serta Celepuk Flores (Otus alfredi) dan Serak Taliabu (Tyto nigrobrunnea) yang menyandang status Endangered.

Oleh CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), Celepuk Jawa didaftar dalam Appendix II. Sedangkan di Indonesia, meskipun termasuk salah satu burung langka dan terancam punah, namun masih luput dari daftar burung yang dilindungi.

Klasifikasi Ilmiah Celepuk Jawa: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Aves. Ordo: Strigiformes. Famili: Strigidae. Genus: Otus. Spesies: Otus angelinae (Finsch, 1912).