Relief Sudhamala di Candi Tegawangi
oleh : Jamharil
Relief Candi Tegawangi termasuk ke dalam relief jenis gaya istana dikarenakan ada
beberapa alasan yang mendukung untuk itu. Beberapa alasannya adalah:
-
Menurut kitab Negarakertagama, Candi Tegawangi merupakan dharma yang didirikan untuk Bhre Matahun, ipar Hayam Wuruk (Suleiman, 1975: 78). Hal tersebut memperlihatkan bahwa Candi Tegawangi merupakan candi yang berfungsi sebagai tempat pendharmaan dari kerabat raja majapahit, maka Candi Tegawangi dimasukkan ke dalam bangunan suci yang diawasi oleh pemerintah pusat kelompok dharma dalm/haji, di dalam pengelolaan candi itu berada di bawah pengawasan pejabat tinggi kerajaan dalam bidang keagamaan yang disebut sebagai dharmmadyaksa (Santiko, 1999: 13).
-
Penggambaran tokoh dibuat raya dengan penggunakan pakaian yang lengkap disertai perhiasan-perhiasan.
-
Selain itu, penggambaran lingkungan yang melingkupi tokoh terlihat lebih rumit dan penuh dengan segala hiasan, mengesankan seluruh panil diisi sesak dengan ornamen.
-
Penggambaran tokoh dan hiasan pendukung dipahat dengan halus, mencerminkan teknik penggarapan yang cermat dan teliti.
Deskripsi Adegan-Adegan Relief Cerita Sudhamala di Candi Tegawangi
Secara umum Candi Tegawangi berdenah bujursangkar, menghadap ke barat, pada tubuh candi dihiasi relief cerita Sudhamala yang berjumlah 14 adegan dipahatkan secara berurutan, dimuat pada 6 panil, yaitu 1 panil di sisi barat candi di bagian penampil sisi selatan, 1 panil di sisi barat, 2 panil di sisi selatan, dan 2 panil di sisi timur.
Panil 1 berada di sisi barat bagian penampil sisi selatan memuat adegan ke-1 yang dibatasi dengan batas panil di sisi kiri dan kanannya.
Kemudian panil 2 di sisi barat memuat adegan ke-2 dan ke-3, adegan ke-2 dibatasi oleh batas panil di sisi kiri dan motif gapura di kanannya. Adegan ke-3 dibatasi oleh motif gapura di sisi kiri dan batas panil di sisi kanan.
Panil 3 memuat tiga adegan, yaitu adegan ke-4, adegan ke-5, adegan ke-6. Adegan ke-4 dibatasi oleh batas panil di sisi kiri dan motif tumbuhan di sisi kanan. Adegan ke-5 dibatasi oleh motif tumbuhan di sisi kiri dan motif pagar keliling di sisi kanan. Adegan ke-6 dibatasi oleh motif pagar keliling di sisi kiri dan batas panil di sisi kanan.
Panil 4 memuat empat adegan, yaitu adegan ke-7, ke-8, ke-9, ke-10. Adegan ke-7 dibatasi oleh batas panil di sisi kiri dan motif gapura di sisi kanan. Adegan ke-8 di batasi oleh motif gapura di sisi kiri dan motif suluran di sisi kanan. Adegan ke-9 dibatasi motif suluran di sisi kiri dan motif gapura di sisi kanan. Adegan ke-10 dibatasi oleh motif gapura di sisi kiri dan batas panil di sisi kanan.
Panil 5 memuat tiga adegan yaitu adegan ke-11, adegan ke-12, adegan ke-13. Adegan ke-11 dibatasi oleh batas panil di sisi kiri dan motif bangunan di sisi kanan. Adegan ke-12 dibatasi oleh motif bangunan di sisi kiri dan motif tumbuhan di sisi kanan. Adegan ke-13 dibatasi oleh motif tumbuhan di sisi kiri dan batas panil di sisi kanan. Panil 6 memuat adegan ke-14 dibatasi oleh batas panil di sisi kiri dan motif tumbuhan di sisi kanan.
A.J Bernet Kempers dalam Ancient Indonesian Art menyatakan bahwa relief Sudhamala pada dinding kaki Candi Tegawangi yang dilihat secara prasavya (1959: 95). Pembacaan relief dilakukan berlawanan arah jarum jam (prasavya), barulah dapat diketahui ada keteraturan dan kesinambungannya.
Pembacaan adegan dimulai dari kaki candi sisi barat bagian penampil sisi selatan sampai ujung panil, kemudian dilanjutkan ke dinding kaki candi sisi barat sampai ujung panil. Setelah itu pembacaan adegan relief berlanjut di dinding kaki candi sisi selatan sampai ujung panil, dan diakhiri pada dinding kaki candi sisi timur.
Untuk memenuhi segala muatan yang terkandung pada seni pahat relief, maka disusunlah suatu urutan di dalam pendeskripsian, adapun urutan pendeskripsiannya adalah :
- Sikap tokoh: memuat penggambaran posisi tokoh dalam adegan.
- Pakaian dan perhiasan: memuat penggambaran busana tokoh beserta perhiasan dan hiasan yang dikenakan tokoh dalam adegan.
- Keadaan lingkungan: memuat suasana yang ada di sekitar tokoh dalam satu setting adegan
- Tafsiran cerita: memuat jalan cerita dalam adegan, untuk mengetahui sequence pada adegan-adegan dalam relief tersebut
Deskripsi Tiap Adegan
Adegan ke-1 digambarkan seorang tokoh wanita dalam posisi duduk bersila (tokoh 1), tangan posisi menyembah dan kepala menengadah ke atas seperti posisi melakukan memohon/berdoa, mengenakan hiasan rambut berbentuk seperti sorban yang disusun meninggi dan pada belahan sorban dihiasi dengan hiasan bunga, hiasan telinga, kalung, sepasang kelat bahu dan sepasang gelang tangan.
Di depan wanita terlihat sesajian yang terdiri dari berbagai buah-buahan yang ditujukan kepada bangunan berbatur tinggi, berdinding, beratap genteng dengan bentuk limasan dan di bingkai pintunya menggunakan ragam hias bingkai pintu kala-mrga, di samping bangunan tersebut terlihat pohon yang berbentuk meruncing ke atas, ditanamkan pada bejana persegi, mempunyai batang berbentuk pilinan, dengan daun terkulai ke bawah.
Bangunan terbuka dengan empat tiang, mempunyai atap genteng berbentuk tajug yang bagian bawahnya terdapat lapik, perigi yang mempunyai hiasan tumpal di dasar, bejana diikatkan pada tali yang ditambatkan pada tongkat panjang yang bersandar di batang pohon, lalu terdapat seekor burung hinggap pada ranting pohon, gapura dengan atap menyatu dan bertingkat dan mempunyai daun pintu pada bagian tubuh.
Adegan ke-2 digambarkan dua tokoh raksasi (tokoh 1 dan 2) dalam posisi berjongkok dengan bertumpu pada kedua lututnya, terlihat sedang bercakap-cakap satu sama lain dengan mengenakan pakaian sederhana, berada di dekat bangunan yang berbingkai pintu kala-mrga, lalu dipahatkan tokoh raksasi (tokoh 3) dalam posisi berdiri mengancam dengan paras muka menakutkan mengenakan pakaian dari kain pendek sampai lutut, yang diputar di badan dari arah kiri ke kanan, dan kain ini dipakai di bawah pusar dilengkapi ikat pinggang, sampur dan uncal. ia mengenakan perhiasan jamang pada kepalanya dengan dimahkotai rambut yang terjurai ke belakang kepalanya, mengenakan kalung, tali kasta di bahu kiri, gelang tangan dan gelang kaki, mengacungkan jari kepada tokoh wanita (tokoh 4) yang sedang duduk bersila dengan posisi menyembah mengenakan hiasan rambut berbentuk seperti sorban yang disusun meninggi dan pada belahan sorban dihiasi dengan hiasan bunga, hiasan telinga, kalung, sepasang kelat bahu dan sepasang gelang tangan.
Panil tersebut memperlihatkan suatu bangunan berdinding dengan beratapkan genteng berbentuk limasan dan di bingkai pintunya menggunakan ragam hias bingkai pintu kala-mrga, di samping bangunan tersebut terlihat pohon yang ditanamkan pada bejana persegi, mempunyai batang berbentuk pilinan, bentuk pohon seperti segitiga meruncing ke atas, dengan daun terkulai ke bawah dan pohon berbentuk seperti parabola, mempunyai batang yang meliuk dengan daun berjuntai ke bawah, pohon tersebut ditanamkan pada bejana persegi.
Bangunan terbuka dengan empat tiang, mempunyai atap genteng berbentuk tajug yang bagian bawahnya terdapat lapik, perigi yang mempunyai hiasan tumpal di dasarnya, bejana diikatkan pada tali yang ditambatkan pada tongkat panjang yang bersandar di batang pohon, lalu terdapat seekor burung hinggap pada ranting pohon, gapura dengan atap menyatu dan bertingkat, mempunyai daun pintu pada bagian tubuhnya dan pagar keliling.
Adegan ke-3 digambarkan seorang tokoh raksasi (tokoh 1) dengan muka menakutkan, mata melotot dengan mengenakan kalung, hiasan telinga, rambut disanggul ke belakang kepalanya, sedang mengikuti atau membayangi tokoh wanita (tokoh 2) yang berjalan bergerak menjauhi sebuah gerbang, ia mengenakan hiasan rambut berbentuk seperti sorban yang disusun meninggi dan pada belahan sorban dihiasi dengan hiasan bunga, hiasan telinga, kalung, sepasang kelat bahu dan sepasang gelang tangan.
Adegan tersebut berada di luar pintu gerbang dengan bagian atap menyatu dan bertingkat dilengkapi pagar keliling, terdapat pula tumbuhan dengan daun memanjang.
Adegan ke-4 digambarkan 7 tokoh, yaitu tokoh 1 berjenis kelamin wanita dalam posisi berdiri dengan telapak tangan kanan dalam sikap terbuka, di arahkan ke bawah seakan-akan sedang memberi. Ia mengenakan hiasan rambut berbentuk seperti sorban yang disusun meninggi, menggunakan hiasan telinga, kalung, sepasang kelat bahu, sepasang gelang tangan dan memakai kain panjang sampai pergelangan kaki. Ia terlihat sedang memberikan sesuatu kepada tokoh 2 berjenis kelamin pria, dalam posisi berjongkok dengan bertumpu pada kedua lututnya, posisi tangan menyembah. Tokoh 2, mempunyai postur tubuh gemuk pendek dan berperut buncit, mengenakan pakaian sederhana dengan bagian rambut disanggul ke belakang kepalanya.
Tokoh 3 berjenis kelamin pria, dalam posisi berdiri dengan kedua tangannya berada di depan dada, paras mukanya seakan-akan terkejut, ia mempunyai postur tubuh sedang, mengenakan hiasan telinga, hiasan rambut, kalung, tali kasta yang digantung di bagian bahu kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan
memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal.
Di sampingnya terdapat tokoh pria (tokoh 4) yang berdiri dengan menoleh ke arah samping seakan-akan sedang berbicara dengan tokoh 5. Tokoh 4, mempunyai postur tubuh tinggi mengenakan hiasan telinga, hiasan rambut, kalung, tali kasta yang digantung di bagian bahu kiri, sepasang kelat bahu, gelang tangan dan gelang kaki, mengenakan kain yang diangkat pendek sehingga tampak seperti cawat. Tokoh pria (tokoh 5) yang berdiri menghadap ke tokoh 4, seakan-akan sedang bercakap-cakap. Ia berpostur tubuh sedang dan mengenakan hiasan telinga, hiasan rambut, kalung, tali kasta yang digantung di bagian bahu kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal.
Tokoh 6 dalam posisi berdiri dengan menoleh ke arah tokoh 7, ia mengenakan hiasan telinga, hiasan rambut, kalung, tali kasta yang digantung di bagian bahu kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kainnya yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal. Tokoh 7 dalam posisi berdiri dengan muka tertunduk mengenakan hiasan telinga, hiasan rambut, kalung, tali kasta yang digantung di bagian bahu kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal.
Pada adegan ke-4 digambarkan berbagai macam jenis tumbuhan, yaitu pohon yang berbatang meliuk dengan bentuk daun membulat dan pada bagian batang ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan yang merambat, pohon yang berbatang besar mempunyai daun memanjang dengan buah berbentuk bulat lonjong, dan tumbuhan rendah dengan daun memanjang.
Adegan ke-5 digambarkan 4 tokoh, yaitu dua tokoh (tokoh 1 dan 2) yang bertubuh gemuk pendek dalam posisi berjalan berdekatan satu sama lain seakanakan sedang berbincang-bincang terlihat mengikuti tokoh pria (tokoh 3) yang berada di depan, mereka mengenakan pakaian sederhana dengan rambut disanggul ke belakang kepalanya. Setelah itu digambarkan tokoh pria (tokoh 3) dalam posisi berdiri dengan tangan ditarik oleh tokoh wanita di depannya. Tokoh pria ini mengenakan hiasan telinga, hiasan rambut, kalung, tali kasta yang digantung di bagian bahu kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal. Selanjutnya tokoh wanita (tokoh 4) dalam posisi berdiri menoleh ke samping dengan menarik tangan tokoh pria di sampingnya untuk mengikuti, tokoh tersebut mengenakan hiasan rambut berbentuk seperti sorban yang disusun meninggi, hiasan telinga, kalung, sepasang kelat bahu dan sepasang gelang tangan.
Pada adegan ke-5 digambarkan berbagai macam jenis tumbuhan, yaitu pohon rindang berbatang besar dengan daun yang membulat, pohon yang tidak begitu rindang berbatang meliuk dengan daun membulat, dan tumbuhan rendah yang berdaun memanjang dan membulat.
Pada adegan ke-6 digambarkan dua raksasi (tokoh 1 dan 2) dalam posisi berjongkok dengan bertumpu pada kedua lututnya memegang cawan di tangan, ia mengenakan pakaian sederhana duduk di dekat tokoh raksasi (tokoh 3) yang sedang berdiri dengan mengacungkan pisau kecil di tangan kanan dan tangan kiri menunjuk kepada tokoh pria yang diikat di pohon. Tokoh ini mengenakan hiasan rambut berbentuk sanggul yang disusun di atas kepala secara berantakan kemudian mengenakan hiasan telinga, kelat bahu dan gelang tangan serta memakai kain yang panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal.
Tokoh berikut adalah tokoh pria (tokoh 4) yang diikat pada pohon, ia mengenakan hiasan telinga, hiasan rambut, kalung, tali kasta yang digantung di bagian bahu kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal. Di belakang tokoh pria tersebut digambarkan tokoh raksasi (tokoh 5) sedang memegang tangan tokoh pria di depannya, tokoh ini menggunakan kunciran rambut di belakang kepalanya lalu mengenakan selendang yang melingkari leher. Di belakang tokoh wanita tersebut terlihat beberapa hantu manusia berkepala binatang (tokoh 6) yang bertelanjang dada mengenakan kain dari pinggang hingga lutut dan manusia melayang (tokoh 7) yang mengenakan topi tekes.
Pada adegan ke-6 digambarkan bangunan berdinding, beratap genteng yang berbentuk limasan dengan bingkai pintu berbentuk kala-mrga, pada atap terdapat burung yang hinggap. Pada samping bangunan tersebut terdapat pohon yang berbatang besar, berdaun panjang mempunyai buah bulat lonjong. Lalu terlihat burung yang terbang menjauhi bangunan berdinding, dekat burung tersebut terlihat tangan melayang.
Pada adegan ke-7 digambarkan 3 tokoh wanita, dalam posisi berjongkok dengan bertumpu pada kedua lututnya dan tangan sedang memegang benda yang berlainan: dimulai dari paling kiri, mukanya menoleh ke arah kiri, ia memegang camara (tokoh 1), lalu tokoh kedua memegang kipas (tokoh 2) dan tokoh terakhir yang mukanya menoleh ke tokoh 2 seakan-akan sedang bercakap-cakap ia memegang sebuah sisir (tokoh 3). Ketiga tokoh itu mengenakan perhiasan lengkap dimulai dari jamang, rambutnya disanggul ke belakang kepala, hiasan telinga, kalung, kelat bahu, gelang tangan tangan dan mengenakan kain panjang sampai pergelangan kaki. Lalu digambarkan tokoh wanita (tokoh 4) yang berdiri pada pedestal dengan kepala menunduk melihat ke arah tokoh pria yang berada di samping, pada sekeliling kepala terdapat lingkaran prabha dan di luar prabha tersebut terdapat beberapa lidah api. Tokoh wanita ini mempunyai dua tangan di belakang yang masing-masing memegang aksamala dan trisula, sedangkan kedua tangan di depan dalam posisi tangan kanan diletakkan di bawah tangan kiri, dan ia mengenakan atribut lengkap dimulai dari mengenakan kirita mahkota, hiasan telinga, kalung, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal.
Selanjutnya tokoh pria (tokoh 5) dalam posisi berlutut dan tangan bersikap menyembah kepada tokoh wanita di sampingnya, ia mengenakan hiasan rambut supit urang, hiasan telinga, kalung, tali kasta yang digantung di bagian bahu kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal.
Pada adegan ke-7 digambarkan bangunan berdinding yang beratap genteng berbentuk limasan dan di bingkai pintu menggunakan ragam hias bingkai pintu kala-mrga, bangunan terbuka dengan empat tiang, mempunyai atap genteng berbentuk tajug yang berdiri di atas lapik, gapura yang atapnya menyatu dan bertingkat, mempunyai daun pintu pada bagian tubuh.
Adegan ke-8 digambarkan 2 tokoh (tokoh 1 dan 2) yang berjalan keluar dari pintu gerbang mengikuti tokoh pria di depan, berperawakan gemuk pendek mengenakan pakaian sederhana dengan rambut disanggul ke belakang kepalanya. Tokoh 3 yang sedang diikuti tersebut adalah tokoh pria yang berjalan menjauhi pintu gerbang, berperawakan sedang, ia mengenakan hiasan rambut supit urang, hiasan telinga, kalung, tali kasta yang digantung di bagian bahu kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal
Adegan tersebut berada di luar pintu gerbang, beratap menyatu, bertingkat dan memiliki pagar keliling, di sana terlihat burung sedang terbang menukik ke arah suatu pohon yang belum diketahui jenisnya.
Adegan ke-9 terlihat tokoh pria (tokoh 1) dalam posisi berlutut dengan tangan dalam sikap menyembah, ia mengenakan hiasan rambut supit urang, hiasan telinga, kalung, tali kasta yang dipakai dari bahu kiri turun ke pinggang kanan, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal.
Di depan tokoh pria tersebut terdapat tokoh wanita (tokoh 2) dalam posisi berlutut dengan tangan bersikap menyembah, ia mempunyai rambut panjang yang terurai di belakang kepala, mengenakan kain panjang yang menutupi tubuh hingga ke pergelangan kaki dan memakai gelang tangan.
Tokoh berikut adalah tokoh pria (tokoh 3) berjanggut dalam posisi berdiri menghadap kedua tokoh sebelumnya, seakan-akan sedang memberi sabda kepada kedua tokoh di depan. Tokoh ini bertubuh gemuk, mengenakan sorban, kain panjang menutupi tubuh hingga pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal. Adegan tersebut berada di luar pintu gerbang dengan bentuk atap menyatu dan terdapat tangga masuk, di sana terlihat bangunan penyangga berupa bangunan terbuka dengan tiang tunggal. Lalu terdapat pohon berbatang besar dengan daun membulat.
Adegan ke-10 digambarkan seorang tokoh pria (tokoh 1) yang melewati pintu gerbang dengan tangan ditarik oleh tokoh 2. Tokoh 1 mengenakan hiasan rambut supit urang, hiasan telinga, kalung, tali kasta yang dipakai mulai dari bahu kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal. Tokoh 2 adalah tokoh pria bertubuh gemuk dan berjanggut sedang menarik tokoh 1, tokoh ini mengenakan sorban, hiasan telinga, kalung, tali kasta di bahu sebelah kiri, kelat tangan dan mengenakan kain panjang sampai pergelangan kaki. Tokoh 3 ialah wanita yang berdiri menunduk kepada tokoh 4, rambutnya terurai ke belakang kepala dan mengenakan hiasan telinga, kalung, mengenakan kain panjang yang menutupi seluruh tubuh hingga pergelangan kaki. Tokoh 4 ialah wanita yang sedang berdiri melihat tokoh 3, rambutnya di gulung hingga ke atas kepala dan mengenakan hiasan telinga, selendang disandarkan pada bahu sebelah kiri, tubuhnya mengenakan kain panjang sampai pergelangan kaki. Tokoh 5 adalah tokoh wanita yang menoleh ke kanan, seakan-akan sedang tersipu malu, rambutnya terurai ke belakang kepala, mengenakan hiasan telinga, selendang yang disandarkan pada bahu sebelah kiri, memakai kain panjang sampai pergelangan kaki, di dekat tokoh wanita ini terdapat tokoh pria kecil yang mengenakan pakaian sederhana.
Pada adegan ke-10 digambarkan pintu gerbang dengan atap menyatu dan bertingkat, lalu bangunan yang berdinding dengan beratap genteng berbentuk limasan, dan bangunan ini ditopang dengan empat tiang di tiap sisi. Lalu terdapat pohon berbatang kecil dengan daun berdiri.
Adegan ke-11 digambarkan tokoh pria dengan rambut disanggul ke atas kepala, dalam posisi duduk memangku seorang wanita yang rambut terurai ke belakang kepala dan tangan kiri memegang payudara wanita itu. Pada adegan ini wajah, pakaian dan perhiasan tidak terlihat jelas. Adegan tersebut berlangsung di dalam bangunan terbuka yang ditutupi dengan tirai dari kain panjang, beratap genteng berbentuk limasan, di atap terdapat dua ekor burung yang sedang berdekatan.
Di luar bangunan tersebut terlihat 3 bangunan lain dan seorang tokoh bertubuh gemuk pendek yang sedang mengintip ke dalam bangunan terbuka tersebut. Selain bangunan tersebut, ada pula bangunan-bangunan lain yang turut dipahatkan seakan-akan memberi kesan bahwa adegan ini berlangsung pada suatu kompleks pertapaan. Di sana terlihat bangunan terbuka dengan ditopang satu tiang, bangunan berdinding dengan atap menjulang ke atas.
Adegan ke-12 digambarkan adalah tokoh pria (tokoh 1) berperawakan gemuk pendek mengenakan sorban, pada pakaian dan perhiasannya terlihat tidak jelas. Tokoh 2 adalah tokoh pria berperawakan gemuk dan berjanggut, dalam posisi berdiri dengan tangan kanan di ulurkan ke depan seakan-akan sedang memberi sesuatu pada tokoh 3. Tokoh ini mengenakan sorban, hiasan telinga, kalung, mengenakan kain yang panjangnya sampai pergelangan kaki. Tokoh 3 ialah tokoh pria berperawakan sedang dalam posisi berdiri sedikit merunduk ke arah tokoh 2, ia mengenakan hiasan rambut supit urang, hiasan telinga, kalung, tali kasta dipakai pada bahu sebelah kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal.
Adegan ini menunjukkan bermacam-macam bangunan yang umumnya terlihat di kompleks pertapaan, di sana terdapat bangunan terbuka dengan tiang tunggal beratap tajug dan bangunan berdinding yang beratap menjulang ke atas.
Adegan ke-13 digambarkan 9 tokoh, yaitu: tokoh 1 adalah tokoh pria dalam posisi berdiri dengan tangan kanan berada di depan dada, ia mengenakan hiasan rambut supit urang, hiasan telinga, kalung, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal. Tokoh 2 adalah tokoh pria bertubuh gemuk, berjanggut dalam posisi berdiri, mengenakan sorban, hiasan telinga, kalung, kelat tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki, disertai sampur dan uncal. Tokoh 3 adalah tokoh pria dalam posisi berdiri dengan kedua tangan berada di depan dada dalam sikap menyembah, ia mengenakan hiasan rambut supit urang, hiasan telinga, kalung, kelat bahu, gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang disertai sampur dan uncal.
Tokoh 4 ialah wanita dalam posisi berdiri dengan kedua tangan berada di depan dada dengan memegang tangan tokoh 3, ia mengenakan hiasan telinga, kalung, sepasang kelat bahu dan sepasang gelang tangan. Tokoh berikutnya adalah tokoh 5 (pria) dalam posisi berdiri menpunyai postur tubuh sedang, mengenakan hiasan telinga, hiasan rambut, kalung, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal. Di belakang tokoh 5 terdapat tokoh 6 (pria) yang berdiri dengan menoleh ke arah kanan seakan-akan sedang bercakap-cakap dengan tokoh 7, tokoh ini berpostur tubuh tinggi mengenakan hiasan telinga, hiasan rambut supit urang, kalung, tali kasta yang tergantung di bagian bahu kiri, sepasang kelat bahu dan gelang tangan, gelang kaki, kemudian mengenakan kain yang diangkat pendek sehingga tampak seperti cawat.
Tokoh pria 7 yang berdiri menghadap tokoh 6 yang seakan-akan sedang bercakap-cakap. Ia berpostur tubuh sedang dan mengenakan hiasan telinga, hiasan rambut supit urang, kalung, sepasang kelat bahu dan kelat tangan, kain yang dipakai panjangnya sampai pergelangan kaki dan memakai ikat pinggang, disertai sampur dan uncal. Tokoh 8 dan 9 ialah tokoh pria, bertubuh gemuk pendek dalam posisi berdiri dengan salah satu tangan menutupi bagian dada, ia menyanggul rambut ke belakang kepalanya, mengenakan kain sepanjang pinggang hingga pergelangan kaki. Pada adegan ini menunjukkan miniatur bangunan berdinding dengan atap menjulang ke atas dan pohon kelapa.
Pada adegan terdapat lima tokoh wanita, yaitu tokoh 1 dalam posisi berdiri dengan kepala menoleh ke arah kiri, tangan kiri memegang perut dan tangan kanan ke bawah memegang kain, rambut disanggul ke belakang kepala, kemudian mengenakan hiasan telinga gelang tangan dan memakai kain hingga pergelangan kaki. Tokoh 2 dalam posisi berdiri dengan tangan kiri diletakkan di perut, telapak tangan kanan mengarah ke depan, rambut disanggul ke belakang kepala, mengenakan hiasan telinga, kalung, kelat tangan, memakai kain panjang sampai pergelangan kaki.
Tokoh 3 posisi berdiri dengan kedua tangan dipertemukan dan diletakkan di depan dada, muka tertunduk seakan-akan sedang memberi hormat kepada tokoh 4, rambut terurai ke belakang kepala, mengenakan kalung, gelang tangan, memakai kain panjang sampai pergelangan kaki. Tokoh 4 posisi berdiri dengan kedua tangan memegang tangan tokoh 3 dan muka menunduk ke arah tokoh 3 seakan-akan sedang menerima hormat. Tokoh 4 mengenakan hiasan rambut berbentuk seperti sorban yang disusun meninggi, hiasan telinga, kalung, kelat bahu, gelang tangan, selendang dipakai di bahu kiri, memakai kain panjang sampai pergelangan kaki. Tokoh 5 posisi berdiri dengan muka menoleh ke arah kanan, memakai kalung, gelang tangan, memakai kain panjang sampai pergelangan kaki.
Adegan ini berada di luar pintu gerbang yang dilengkapi dengan pipi tangga, di dekat tokoh-tokoh tersebut terdapat 2 macam tumbuhan, yaitu bentuk pohon dan suluran. Di dalam pintu gerbang terlihat pohon kelapa dan tumbuhan menjalar.