Apa yang Anda Ketahui Tentang Buta Warna?

Buta warna adalah suatu keadaan di mana mata seseorang tidak mampu untuk menangkap warna tertentu. Seseorang yang memiliki masalah penglihatan warna ini akan kesulitan melihat warna merah, hijau, biru atau campuran warna-warna. Sangat jarang bahwa seorang penderita penyakit ini tidak melihat warna sama sekali meskipun ada juga jenis buta warna yang membuat seseorang hanya mampu melihat warna hitam, putih, dan abu-abu.

Buta warna adalah ketidakmampuan seseorang untuk membedakan beberapa warna yang dapat dibedakan oleh orang lain . Ketidakmampuan ini disebabkan mutasi pada gen opsin gelomb ang panjang, gelombang menengah, dan atau gelombang pendek. Gen opsin gelombang panjang (OPN1LW) dan gen opsin gelombang menengah (OPN1MW) terletak pada kromosom Xq28, sedangkan gen opsin gelombang pendek (OPN1SW) terletak pada kromosom 7q32. Penyakit ini biasanya diturunkan secara herediter dari orang tua ke anak dengan pola terkait kromosom X resesif (X-linked recessive). Pola penurunan ini ditunjukkan dengan adanya pewarisan dari seorang ibu kepada anak laki-lakinya sehingga si anak menderita buta warna. Apabila alel diwariskan kepada anak perempuannya, maka anak perempuan tersebut akan menjadi pembawa (carrier)

Buta warna yang diturunkan secara kongenital terdiri dari tiga macam yaitu monokromasi, dikromasi, dan anomali trikromasi. Monokromasi adalah buta warna total, dimana penderitanya tidak dapat membedakan warna akibat kerusakan sel kerucut pada retina. Dikromasi adalah buta warna akibat rusaknya salah satu pigmen sel kerucut sehingga warna hanya dua dimensi. Dikromasi terdiri dari protanopia (tidak ada fotoreseptor warna merah), deuteranopia (tidak ada fotoreseptor warna hijau), dan tritanopia (tidak ada fotoreseptor warna biru). Anomali trikromasi adalah buta warna akibat kerusakan pigmen sel kerucut retina pada bagian sensitivitas spektrum. Anomali trikromasi terdiri dari protanomali dan deuteranomali (sulit membedakan warna merah dan hijau) serta tritanomali (sulit membedakan warna biru dan kuning).

Buta warna secara medis tidak mengancam jiwa. Hal yang menyulitkan dari penyakit ini adalah keterbatasan pemilihan karir di masa depan bagi para penderitanya. Beberapa pekerjaan tidak menolerir buta warna, misalnya dokter. Keahlian klinik seorang dokter dapat terganggu karena adanya buta warna. Hal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam suatu pengobatan.

Buta warna tidak sesederhana hitam putih saja, tapi ada beberapa jenis buta warna berdasarkan jenis kelainan sel kerucut dan jenis sel kerucut yang terlibat. Terdapat tiga jenis buta warna, yaitu

  • Buta warna hijau merah
  • Buta warna biru kuning
  • Buta warna total

1. Buta warna hijau-merah

Buta warna hijau merah atau red-green color blindness merupakan jenis buta warna yang paling sering ditemukan. Kondisi ini disebabkan oleh hilangnya atau keterbatasan fungsi dari sel kerucut merah (protan) atau hijau (deutran). Terdapat beberapa jenis buta warna hijau, yaitu:

  • Protanomaly: fotopigmen merah sel kerucut abnormal. Warna merah, jingga, dan kuning terlihat lebih hijau.
  • Protanopia: fotopigmen merah sel kerucut tidak berfungsi total. Warna merah akan terlihat sebagai hitam. Beberapa warna sperti jingga, kuning, dan hijau tampak seperti kuning.
  • Deuteranomaly: fotopigmen hijau sel kerucut abnormal. Warna hijau dan kuning tampak lebih merah, dan sulit membedakan warna ungu dan biru.
  • Deuteranopia: fotopigmen hijau sel kerucut tidak berfungsi total. Warna merah terlihat kuning kecoklatan dan warna hijau sebagai cokelat pucat (beige).

2. Buta warna biru kuning

Jenis buta warna biru kuning atau blue-yellow color blindness lebih jarang dibandingkan dengan buta warna hijau merah. Disebabkan oleh karena fotopigmen biru (tritan) tidak berfungsi atau hanya berfungsi sebagian. Ada 2 jenis buta warna biru kuning, yaitu:

  • Tritanomaly: fungsi sel kerucut biru terbatas. Warna biru tampak lebih hijau dan sulit membedakan antara kuning dan merah dengan warna merah muda. Buta warna jenis ini sangat langka.
  • Tritanopia: jumlah sel kerucut biru terbatas atau kurang. Warna biru tampak hijau dan kuning tampak seperti ungu. Buta warna ini juga sangat langka.

3. Buta warna total

Jenis buta warna total atau monochromacy membuat pasien sama sekali tidak bisa melihat warna dan ketajaman penglihatan mereka juga dapat terpengaruh. Ada dua macam, yaitu:

  • Monokromasi kerucut: Jenis buta warna ini terjadi akibat kegagalan fungsi dari 2 jenis sel kerucut. Untuk dapat melihat warna, diperlukan minimal 2 jenis sel kerucut agar otak dapat membandingkan 2 macam sinyal yang berbeda. Jika hanya 1 jenis sel kerucut yang bekerja maka proses pembandingan tersebut tidak berjalan sehingga warna tidak terlihat. Terdapat 3 jenis monokromasi tergantung sel kerucut yang masih bekerja, yaitu monokromasi sel kerucut merah, monokromasi sel kerucut hijau, dan monokromasi sel kerucut biru.

  • Monokromasi batang: Ini adalah jenis buta warna yang paling jarang dan paling berat. Pada buta warna ini, tidak terdapat sel kerucut sama sekali. Hanya terdapat sel batang yang bekerja sehingga dunia benar-benar terlihat sebagai hitam putih dan abu-abu. Pasien dengan monokromasi batang cenderung tidak nyaman ketika berada di lingkungan bercahaya terang.

1 Like