Apa yang anda ketahui tentang Burung Kiwi?

Burung Kiwi adalah spesies lain dari burung tidak dapat terbang yang endemik di Selandia Baru dari genus Apteryx (satu-satunya genus dalam famili Apterygidae). Dalam ukurannya yang seperti ayam domestik, kiwi adalah ratite hidup yang paling kecil. Seluruh spesies kiwi adalah spesies terancam. Kiwi juga merupakan simbol nasional Selandia Baru.

Burung kiwi adalah nama dari sejenis ratit (ratite), sebutan ilmiah untuk burung-burung yang tidak bisa terbang karena sayapnya yang kecil, tidak adanya otot untuk terbang, & bobot kerangkanya yang berat.

Ada 5 spesies kiwi yang sudah diketahui manusia & semuanya hanya ditemukan di Selandia Baru. Kelima spesies kiwi tersebut adalah Apteryx australis (kiwi coklat selatan), Apteryx mantelli (kiwi coklat utara), Apteryx rowi (kiwi coklat Okarito), Apteryx haastii (kiwi besar berbintik), & Apteryx owenii (kiwi kecil berbintik). Dalam tangga klasifikasi ilmiah, kesemua spesies kiwi tersebut digolongkan ke dalam genus Apteryx, ordo Apterygiformes. Nama “kiwi” berasal dari suara burung ini yang jika didengar seperti sedang memekikkan kata “ki-wi”.

Dilihat dari fisiknya, kiwi mudah dikenali dengan melihat adanya paruh yang panjang dengan sepasang lubang hidung yang terletak di ujung paruhnya. Tubuhnya gempal dengan bulu ekor yang sangat pendek & bulu tubuh yang lebat serta berbentuk lancip. Sayap dari burung kiwi berukuran sangat kecil & tertutup bulu tubuhnya sehingga kiwi terlihat seolah-olah tidak memiliki sayap - ciri fisik yang kemudian membuat genus dari burung ini diberi nama “Apteryx”, bahasa Latin dari “tak bersayap”.

Kiwi adalah burung nokturnal yang berarti mereka baru keluar beraktivitas pada malam hari. Makanan dari kiwi sendiri sangat bervariasi karena terdiri dari biji, buah kecil, cacing tanah, serangga, & kadang-kadang hewan air yang berukuran kecil. Untuk menemukan mangsanya, kiwi mengandalkan indera penciumannya yang tajam di mana sepasang lubang hidungnya yang terletak di bagian ujung paruh membuat burung ini lebih peka terhadap bau dari hewan-hewan mangsanya yang kerap menyembunyikan diri di dalam tanah.

Kiwi adalah burung monogami yang berarti kiwi hanya hidup dengan 1 pasangan kawin & tetap setia dengan pasangannya. Namun, kiwi juga bisa berganti pasangan kalau ia bertemu dengan burung kiwi lain yang dianggap lebih baik ketimbang pasangan lamanya. Musim kawin dari kiwi biasanya terjadi pada bulan Maret hingga Juni di mana pada periode tersebut, burung kiwi jantan akan membuat bunyi-bunyian untuk menandai wilayah kekuasaannya & memikat betina. Jika betina menyukai pejantan, keduanya lalu kawin & betina bersarang serta bertelur di wilayah milik pejantan.

Jumlah telur yang dihasilkan oleh burung kiwi betina saat bertelur hanya sebutir, namun ia bisa menghasilkan telur lagi sekitar 4 - 6 minggu setelah mengeluarkan telur pertamanya. Untuk menetas, telur kiwi perlu dierami selama 2 - 3 bulan. Hal yang menarik adalah aktivitas pengeraman dilakukan oleh kiwi jantan. Anak kiwi bisa langsung hidup mandiri & meninggalkan sarangnya hanya beberapa hari setelah pertama kali menetas, namun tidak jarang mereka tetap berada di wilayah dekat induknya hingga usia 1 tahun.

Anak kiwi mencapai kematangan seksual pada usia antara 1,5 - 5 tahun di mana pejantan memasuki usia kematangan seksual lebih cepat ketimbang betina karena ukuran pejantan sedikit lebih kecil ketimbang betina. Bicara soal ukuran, ukuran maksimal dari kiwi sendiri bervariasi antar spesies. Bila spesies kiwi terbesar adalah spesies A. haastii yang tingginya bisa mencapai 50 cm, maka spesies kiwi terkecil adalah A. owenii yang tinggi maksimalnya hanya 25 cm. Seekor kiwi bisa hidup hingga usia 40 tahun.

Ancaman terbesar bagi kiwi adalah hewan-hewan mamalia dari luar Selandia Baru yang masuk ke negara kepulauan tersebut bersama-sama dengan para penjelajah asing. Hewan-hewan yang dimaksud adalah tikus, anjing, babi, & musang pemburu kelinci. Biasanya hewan-hewan tersebut mengincar anak kiwi karena anak kiwi tidak bisa bergerak selincah kiwi dewasa. Akibat kedatangan hewan-hewan tadi, populasi kiwi menurun drastis di mana spesies A. owenii bahkan sudah tidak bisa ditemukan lagi di Pulau Utara & Selatan, 2 pulau terbesar di Selandia Baru.

Pemerintah Selandia Baru jelas tidak mau diam saja melihat nasib burung khas negaranya terancam punah. Untuk meningkatkan kesadaran & kecintaan penduduk setempat terhadap kiwi, pemerintah Selandia Baru sudah menetapkan kiwi sebagai hewan nasional. Berkat penetapan tersebut, gambar burung kiwi bisa ditemukan di lambang-lambang organisasi & perusahaan, khususnya yang berlokasi di Selandia Baru. Di luar negeri, nama “kiwi” bahkan sudah menjadi julukan khusus untuk menyebut orang-orang yang berasal dari Selandia Baru.

Beberapa tempat sudah didirikan di seantero Selandia Baru sebagai tempat pelestarian kiwi di mana beberapa di antaranya merupakan pulau-pulau kecil yang terisolasi dari Pulau Utara & Selatan. Otoritas setempat setempat juga sudah memberlakukan kebijakan pemasangan jebakan-jebakan yang dilengkapi umpan beracun untuk mengurangi populasi hewan-hewan mamalia pemangsa kiwi & meningkatkan populasi kiwi di alam liar. Sejauh ini, kegiatan tersebut sudah cukup berhasil dalam meningkatkan persentase anak-anak kiwi yang bisa bertahan hidup hingga dewasa.

1 Like