Apa yang anda ketahui tentang Burung Beo Alor?

Burung beo alur (Gracula religiosa mertensi Rensch 1928) merupakan salah satu dari lima subspesies G. religiosa Linnaeus, 1758 dari keluarga Sturnidae yang ada di Indonesia. Subspesies yang lain adalah G. religiosa religiosa, G. religiosa robusta, G. religiosa batuensis, dan G. religiosa venerata.

Subspesies G. religiosa mertensi Rensch 1928 tersebar di pulau Flores (Ende) dan Alor (Pantar), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Secara umum burung beo mempunyai bulu berwarna hitam mengkilap, paruh berwarna kuning, dan pada bagian samping kepala dan tengkuk leher terdapat cuping berwarna kuning (Anonimous 1994). Namun pada burung beo Alor yang memiliki panjang badan 30,5 cm terdapat ujung cuping yang membelok ke atas di mana pangkalnya terpisah.

Populasi burung beo Alor di alam telah mengalami penurunan yang sangat drastis akibat perburuan liar untuk diperdagangkan. Pengrusakan habitat juga turut menjadi penyebab turunnya populasi subspesies ini. Apabila perburuan liar dilakukan secara terus menerus tanpa adanya upaya untuk menjaga kelestariannya, dikhawatirkan suatu saat akan mengalami kepunahan

1 Like

Burung Beo Alor atau yang bernama latin Gracula religiosa mertensi Rensch, adalah salah satu jenis burung asli dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Burung ini memiliki nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat asli NTT. Namun populasinya terus menurun, hingga saat ini sangat sulit ditemukan di habitat alamnya sehingga burung ini sekarang telah menjadi salah satu satwa yang di lindungi dari kepunahannya.

Spesies ini adalah salah satu dari lima subspesies G. religiosa Linnaeus, 1758 dari keluarga Sturnidae yang ada di Indonesia. Subspesies yang lain adalah G. religiosa religiosa, G. religiosa robusta, G. religiosa batuensis, dan G. religiosa venerata (Panudjukarso 1995, Priyono et al. 1996). Burung beo alor ini tersebar di pulau Flores (Ende) dan Alor (Pantar) Nusa Tenggara Timur (NTT).