Apa yang dimaksud dengan bunga?

Bunga adalah bagian tanaman yang berguna untuk menghasilkan buah atau biji. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk buah. Pada tumbuhan berbunga, buah adalah struktur yang membawa dan melindungi biji.

Bunga merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan. Ada tumbuhan yang berbunga sempurna dan ada yang berbunga tidak sempurna. Bunga sempurna memiliki benang sari sebagai alat kelamin betina.

  • Bunga jantan merupakan bunga yang memiliki benang sari, tetapi tidak memiliki putik

  • Bunga betina merupakan bunga yang tidak memiliki benang sari, tetapi memiliki putik

  • Bunga mandul merupakan bunga yang tidak memiliki benang sari dan tidak memiliki putik.

Selain itu, ada tumbuhan berbunga tunggal, yaitu jika pada setiap tangkai hanya terdapat satu bunga. Ada pula tumbuhan berbunga majemuk, yaitu jika pada satu tangkai terdapat banayak bunga membentuk rangkaian/ karangan.

Pada bunga terdapat sifat-sifat, yang bertujuan untuk penyesuaian dalam melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah :

  • Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagianya,
  • Warnanya
  • Baunya
  • Ada dan tidaknya madu ataupun zat lain

Perbedaan sifat-sfat bunga tersebut yang dapat menjadi tanda pengenal tumbuhan yang paling utama.

Jenis-jenis Bunga


Bunga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan kelengkapan perhiasan bunganya, organ atau bagian reproduksinya, simetri bunganya, dan letak ovarium terhadap perhiasan bunga.

Jenis Bunga Ditinjau dari Segi Kelengkapan Perhiasan Bunga

Bunga dapat dibedakan berdasarkan kelengkapan perhiasan bunga menjadi dua jenis, yaitu :

  • Bunga lengkap ( complete flower ), yaitu bunga yang memiliki keempat macam organ atau bagian bunga, yaitu sepal, petal, stamen, dan putik (pistilum),

  • Bunga tidak lengkap ( incomplete flower ), yaitu bunga yang kehilangan satu atau lebih bagian bunga.

Jenis Bunga Ditinjau dari Organ atau Bagian Reproduksinya

Berdasarkan pada kehadiran ada atau tidak adanya bagian steril pada bunga, maka bunga dapat pula dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

  • Bunga sempurna ( perfect flower ), yaitu bunga yang kedua bagian fertil atau reproduksinya (stamen dan pistilum) ada dalam satu bunga. Bunga seperti ini dinamakan pula bunga hermaphrodit .

    Harap diingat bahwa bunga sempurna belum tentu merupakan bunga lengkap

  • Bunga tidak sempurna ( imperfect flower ), yaitu bunga yang hanya memiliki satu macam alat reproduksi, yaitu stamen atau pistilum saja. Bunga seperti ini juga dinamakan bunga uniseksual . Terdapat 2 macam bunga yang uniseksual yaitu bunga jantan ( staminate ) dan bunga betina ( carpelate / pistilate ).


Gambar. Bunga Biseksual dan Bunga Uniseksual.

Tumbuhan yang memiliki bunga uniseksual biasanya dibagi menjadi berikut ini.

  • Tumbuhan Monoecious, apabila staminate (bunga jantan) dan pistillate (bunga betina) terdapat pada satu tumbuhan yang sama.

  • Tumbuhan Dioecious, apabila bunga jantan dan betina terdapat pada tumbuhan yang berbeda.

Selain kedua tipe tumbuhan di atas, ada pula tumbuhan yang dinamakan tumbuhan ginodioecious, yaitu ketika satu jenis tumbuhan memiliki bunga betina dan bunga hermaphrodit, atau tumbuhan andredioecious apabila suatu jenis tumbuhan memiliki bunga jantan dan bunga hermaphrodit.

Jenis Bunga Ditinjau dari Segi Simetri

Spesialisasi bunga melibatkan adanya perubahan struktural adaptif untuk mengakomodasi vektor pollen yang spesifik. Biasanya bunga-bunga seperti ini pun memiliki bidang bagi (simetri) yang spesifik pula. Berdasarkan bidang baginya maka bunga dapat dibedakan menjadi berikut ini.

  • Bunga aktinomorf, yaitu bunga yang memiliki banyak bidang bagi atau radial simetri, misalnya bunga Hibiscus rosa sinensis (kembang sepatu), Portulaca grandiflora, dan lain-lain.

  • Bunga zigomorf , yaitu bunga yang hanya memiliki satu bidang bagi atau bersifat bilateral simetri, misalnya pada bunga dari suku Fabaceae (leguminosae) dan Orchidaceae (anggrek-anggrekan).

Jenis Bunga Berdasarkan Letak Ovarium Terhadap Perhiasan Bunga

Berdasarkan posisi ovarium pada bunga, bunga dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:

  • Bunga hipoginus, yaitu bunga yang bagian kaliks, korola, dan stamen menempel pada dasar bunga (reseptakel) di bawah (‘hypo’) ginesium. Posisi ovarium superus letaknya lebih tinggi dibandingkan perhiasan bunga.

  • Bunga periginus, yaitu bunga dengan perhiasan bunga dan stamen yang sejajar dengan ovarium. Bagian reseptakel (dasar bunga) biasanya membentuk pemanjangan yang dinamakan hipantium . Hipantium berbentuk cawan mengelilingi ovarium, yang superus atau semi inferus

  • Bunga epiginus, yaitu bunga yang memiliki perhiasan bunga dan stamen terletak di atas ginesium, ovarium inferus.

Pembagian Bunga Berdasarkan Posisi Ovarium Relatif terhadap Perhiasan Bunga

Gambar. Pembagian Bunga Berdasarkan Posisi Ovarium Relatif terhadap Perhiasan Bunga

Struktur Bunga


Pada bunga dapat dijumpai 4 lingkaran bagian bunga yang biasanya tersusun dalam lingkaran. Setiap lingkaran memiliki bagian dan fungsi masing-masing. Ahli evolusi tumbuhan menganggap bunga sebagai sumbu batang yang termodifikasi yang dikelilingi sejumlah daun yang termodifikasi pula. Beberapa bagian bunga dapat dengan mudah dikenali bentuk daunnya, tetapi pada bagian bunga yang lain diperlukan usaha atau penelitian untuk dapat mengerti asal dari organ-organ tersebut dari tetuanya yang berupa daun.

Struktur Bunga

Gambar. Struktur Bunga.

Bagian-bagian Bunga


Bunga merupakan kumpulan dari bagian fertil dan steril yang tersusun dalam susunan yang sangat rapat dan memiliki nodus yang sangat pendek. Bagian steril dari bunga adalah sepal dan petal. Sepal dan petal menyusun periantium atau perhiasan bunga. Apabila sepal dan petal memiliki kemiripan dalam ukuran dan bentuknya maka dinamakan tepal , dan secara kolektif dinamakan perigonium. Bagian reproduksi (fertil) terdiri dari stamen, secara kolektif dinamakan andresium dan pistilum , yang secara kolektif dinamakan ginesium. Bunga tumbuh pada bagian dasar bunga yang dinamakan reseptakel, di ujung batang atau cabang yang berfungsi sebagai pemegang, dinamakan pedunkulus (bunga tunggal) atau pedicelus (perbungaan).


Gambar. Bagian-bagian Bunga.

Bagian Steril

Bagian steril bunga terdiri dari sepal, secara kolektif dinamakan kaliks, dan petal, secara kolektif dinamakan korola.

  • Sepal atau kelopak bunga merupakan lingkaran terluar atau terdalam dari struktur bunga. Pada umumnya, sepal berwarna hijau dan memiliki penampilan seperti daun meski ukurannya lebih kecil dibanding daun. Seluruh sepal pada bunga menyusun kaliks dan memiliki fungsi utama untuk melindungi tunas bunga yang sedang berkembang. Pada saat bunga mekar, kaliks kerap melipat ke arah luar.

  • Petal merupakan bagian bunga yang umumnya berwarna mencolok, dapat menarik perhatian serangga dan hewan-hewan lainnya seperti tikus, burung, dan kelelawar, yang merupakan vektor dalam proses penyerbukan ( polinasi ). Petal biasanya berwarna terang. Seluruh tumbuhan berbunga memiliki bunga, tetapi tidak semua bunga berwarna terang. Petal pada bunga-bunga tertentu tereduksi (tidak tumbuh sempurna) atau tidak ada sehingga tumbuhan sangat tergantung pada angin atau air untuk membantu polinasinya.

Petal terdapat di bagian dalam atau atas dari sepal dan menyusun lingkaran kedua dari bunga. Biasanya petal berukuran lebih besar dibanding sepal dan berwarna cerah. Kumpulan petal akan menyusun korola. Petal berfungsi memberikan perlindungan tambahan di samping untuk menarik hewan penyerbuk melalui sinyal penglihatan seperti warna, pola, dan bentuk bunga. Baik kaliks maupun korola keduanya tidak terlibat langsung dalam menghasilkan gamet, tetapi mereka berperan sangat penting agar proses reproduksi tumbuhan dapat berlangsung dengan sukses.

Struktur dalam sepal dan petal memiliki kemiripan dengan daun, terdiri dari jaringan parenkim dasar, jaringan pembuluh dan epidermis (Gambar 1.6). Dapat pula dijumpai sel-sel mengandung kristal, latisifer, sel-sel tanin, dan sel idioblas lain. Pati dapat ditemukan pada petal muda. Sepal yang berwarna hijau mengandung kloroplas seperti daun, tetapi jarang memperlihatkan diferensiasi parenkima menjadi palisade dan spons. Pada beberapa tumbuhan, dinding antiklinal epidermis petal bergelombang atau beralur. Dinding terluar mungkin convex atau berpapila terutama pada sisi atas. Epidermis sepal dan petal dapat mengandung stomata dan trikom. Stomata pada petal memiliki struktur seperti pada daun atau dapat juga tidak terdiferensiasi secara sempurna.


Gambar. Penampang Melintang Petal.

Warna petal berperan penting agar bunga tampak menarik bagi agen polinator. Warna petal disebabkan oleh pigmen-pigmen dalam kromoplas, yaitu karotenoid dan dalam cairan sel, yaitu flavonoid terutama antosianin, atau dapat juga disebabkan oleh berbagai perubahan kondisi seperti keasaman cairan sel.

Studi mengenai pigmen flavonoid pada bunga anting-anting ( impatiens balsamina ) memperlihatkan adanya pigmentasi yang berbeda antara petal, sepal, dan bagian-bagian vegetatif tumbuhan. Perbedaan ini sesuai dengan fungsi petal dalam menarik serangga penyerbuk, diartikan sebagai seleksi yang terjadi selama proses evolusi berlangsung, dan akhirnya menghasilkan pigmentasi yang terspesialisasi. Pada Rudbeckia hirta , dasar petal mengandung glukosida flavonol yang menyerap sinar ultra violet (uv) dan membuat dasar petal mudah dikenali sebagai penunjuk adanya nektar untuk mendatangkan serangga penyerbuk. Pada kubis-kubisan (Brassicaceae), yang juga dipolinasi oleh serangga, bunga memperlihatkan pola refleksi uv yang bervariasi. Pola ini berhubungan sangat erat dengan taksa dan mungkin dapat dijadikan sebagai petunjuk taksonomi. Sel-sel epidermis petal kerap mengandung minyak volatil yang menunjukkan sifat fragrans dari bunga.

Bagian Fertil

Bagian reproduktif atau fertil bunga terdiri dari struktur reproduksi jantan atau stamen ( mikrosporofil ) dan struktur reproduksi betina atau karpel ( megasporofil ). Stamen menyusun andresium sedang karpel atau pistil menyusun ginesium .

Stamen

Struktur reproduksi jantan atau stamen terdiri dari antera yang menghasilkan polen dan filamen yang mendukung antera. Polen yang dihasilkan antera kemudian akan dibawa serangga atau hewan polinator lain ke bunga yang lain untuk membuahi sel telur.

Stamen atau alat perkembangbiakan jantan, menyusun lingkaran ketiga dari bunga, yaitu di bagian dalam atau atas korola. Kumpulan dari stamen menyusun androecium . Pada umumnya, stamen terdiri dari filamen yang berbentuk seperti tangkai dengan antera di ujungnya. Antera adalah tempat di mana butir polen dibentuk, terdiri dari kantung polen atau mikrosporangia . Setiap kantung polen disusun oleh lapisan dinding dan lokulus tempat pembentukan mikrospora. Kebanyakan angiospermae memiliki antera yang tetrasporangiate (empat sporangium) dengan dua lokulus pada setiap lobusnya yang juga berjumlah dua. Beberapa angiospermae memiliki antera yang bisporangiate dengan satu lokulus pada setiap setengah anteranya. Pada saat dewasa, sebelum antera pecah, dinding pemisah pada lokulus rusak sehingga antera yang tetrasporangiate tampak seperti bilokulus dan antera yang bisporangiate tampak seperti unilokular.

Filamen umumnya memiliki struktur yang relatif sederhana dengan parenkima mengelilingi jaringan pembuluh yang amfikibral. Epidermis yang berkutin dapat memiliki trikom, sedang pada antera dan filamen dapat pula dijumpai stomata. Jaringan pembuluh yang terdapat di sepanjang filamen dapat berakhir pada dasar antera atau pada konektivum yang berada di antara dua belahan antera.

Antera pada umumnya membuka secara memecah atau membuka secara spontan. Pecahnya antera didahului dengan rusaknya dinding pemisah di antara dua lokulus pada lobus yang sama. Kemudian jaringan terluar dari antera, yaitu epidermis bersel tunggal juga rusak sehingga polen dilepaskan melalui celah panjang atau stomium. Dinding sub epidermis antera, yaitu endotesium, yang memiliki penebalan sekunder berupa ‘strips thickening’, tampaknya yang menginduksi rusaknya stomium karena adanya perbedaan derajat pengerutan saat antera mengalami kekeringan. Pada beberapa spesies, stomium merupakan pori yang dibentuk di tepi atau pada apeks lobus antera.

Pistilum

Pistilum atau alat perkembangbiakan betina, dapat terdiri dari satu atau lebih daun buah ( karpel ), berada di bagian tengah bunga. Kumpulan dari karpel disebut sebagai ginoecium . Bunga dapat memiliki satu atau lebih karpel. Jika bunga memiliki 2 atau lebih karpel, karpel-karpel tersebut dapat bebas satu dari yang lain ( ginesium apokarp ) atau bersatu (ginesium sinkarp). Ginesium dengan satu karpel diklasifikasikan sebagai apokarp .

Pistilum terdiri dari 3 bagian yaitu:

  • Stigma yang merupakan bagian teratas dari pistil, biasanya lengket dan merupakan tempat melekatnya polen;

  • Stilus merupakan tabung panjang yang melekatkan stigma ke ovarium (bakal buah).

  • Ovarium ( bakal buah ), merupakan bagian basal dari pistil berupa suatu ruangan dengan satu atau lebih bakal biji (ovulum) di dalamnya.

Sperma dari polen akan bergerak turun melalui tabung tersebut menuju ke ovulum (bakal biji). Selanjutnya, ovulum dan sel telur akan tersimpan dalam ovarium sampai terjadinya fertilisasi (pembuahan). Fertilisasi hanya dapat terjadi pada tumbuhan dari spesies yang sama. Senyawa-senyawa kimia tertentu dari telur akan mencegah pembuahan oleh sperma yang berasal dari bunga spesies yang berbeda.

Stilus merupakan pemanjangan ke arah atas dari karpel. Pada ginesium sinkarp dengan satu stilus, stilus berasal dari semua karpel yang menyusun ginesium. Karpel mungkin saja tidak bersatu secara sempurna sehingga stilus menyatu di bagian dasar tetapi terpisah di bagian atas; atau ada banyak unit stilus (stilus bercabang atau ’stylodes’) sejumlah karpel pada ovarium yang sinkarp. Stilus dan ’stylodes’ mungkin memiliki struktur yang padat atau dengan saluran di tengahnya. Pada kebanyakan angiospermae, stilus adalah padat. Stigma dewasa memberikan lingkungan yang sesuai untuk perkecambahan butir polen dan saat matang disebut sebagai reseptif. Stigma yang reseptif dapat ditutupi senyawa-senyawa yang disekresikan (stigma basah) atau tidak ditutupi senyawa-senyawa yang disekresikan (stigma kering). Stigma basah sebenarnya merupakan suatu kelenjar. Sel epidermis stigma umumnya memanjang membentuk papila dengan rambut pendek atau panjang bercabang, seperti pada bunga rumput-rumputan. Jaringan stigma dihubungkan dengan ovulum di ruang ovarium oleh ’pollen transmitting tissue’ yang berfungsi sebagai jalan dan sumber makanan untuk tabung polen yang sedang berkembang. Pada stilus yang memiliki saluran maka ’pollen transmitting tissue’ tadi akan menjadi batas terluar saluran. Pada stilus padat, ’pollen transmitting tissue’ membentuk satu atau lebih ’benang’ yang tertanam dalam jaringan pengisi atau berasosiasi dengan ikatan pembuluh.

Stigma yang berkelenjar memiliki struktur dan fungsi yang mirip nektar. Lapisan epidermis dan sub epidermis menghasilkan sekret (hasil sekresi) yang akan melapisi dinding epidermis. Dari sejumlah tumbuhan yang telah dianalisis ternyata sekret ini mengandung sedikit gula atau tidak mengandung gula, tetapi terutama senyawa lipid dan fenolat seperti antosianin, flavonoid, asam sinamat. Lipid kemungkinan berhubungan dengan komponen lilin pada dinding epidermis yang berfungsi untuk mencegah hilangnya air. Fenol yang ada dalam bentuk glikosida dan ester serta hasil hidrolisanya dapat menyuplai gula yang diperlukan untuk perkecambahan polen. Senyawa fenol juga memiliki fungsi yang lain yaitu sebagai pelindung dari serangga, infeksi penyakit, dan stimulasi atau inhibisi perkecambahan polen, mungkin dalam kaitannya dengan fenomena polinasi yang kompatibel atau inkompatibel.

Ginesium yang Tersusun dari Beberapa Karpel

Gambar. Ginesium yang Tersusun dari Beberapa Karpel (Sinkarp).

Stigma A. Epidermis Stigma Berpapila. B. Stigma Bercabang pada Tumbuhan Poaceae

Gambar. Stigma A. Epidermis Stigma Berpapila. B. Stigma Bercabang pada Tumbuhan Poaceae.

Karpel dari ginesium apokarp maupun seluruh ginesium sinkarp umumnya berdiferensiasi menjadi bagian bawah yang fertil (ovarium) dan bagian atas yang steril (stilus) yang merupakan hasil pemanjangan dinding ovarium. Bagian paling atas dari stilus biasanya berdiferensiasi menjadi stigma. Bila stilus tidak berkembang, stigma tampak melekat pada ovarium. Stilus memiliki struktur sempit, berukuran pendek atau panjang, merupakan jaringan tempat tabung polen tumbuh dalam perjalanannya menuju ovulum, dan stigma yang berada di ujung stilus dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi.

Karpel yang terletak pada posisi lebih tinggi dibanding reseptakel maka ovarium disebut sebagai superior dan bunga hipogin . Pada tumbuhan tertentu periantium dan stamen terletak pada tepi tengah reseptakel, bunga seperti itu disebut sebagai perigin dan ovariumnya intermediate atau pseudo inferior . Bila ovarium berada di bawah organ bunga yang lain, ovarium disebut inferior dan bunga epigin .

Di dalam struktur ovarium terdapat dinding ovarium, ruangan ovarium (lokul/lokulus), dan pada ovarium yang memiliki banyak ruang, terdapat dinding pemisah/sekat. Ovulum berada pada tempat tertentu di dinding ovarium paling dalam. Tempat perlekatan ovulum di dinding ovarium disebut sebagai plasenta. Pada setiap karpel, plasenta dapat berada dekat tepi karpel atau agak jauh dari tepi karpel sehingga dikenal plasenta marginal dan laminar. Plasenta kadang dapat tumbuh secara nyata dan menutupi lumen dari ruang ovarium.

Penampang Melintang Ovarium

Gambar. Penampang Melintang Ovarium.

Perbungaan


Bunga dapat tersusun secara berkelompok atau tunggal pada ujung sumbu batang. Perbungaan merupakan sekelompok bunga yang tersusun pada batang, melekat pada batang utama atau membentuk percabangan yang kompleks. Dengan kata lain, perbungaan merupakan bagian dari pucuk termodifikasi di mana bunga terbentuk. Modifikasi pada pucuk tersebut melibatkan adanya perubahan panjang ruas dan bentuk filotaksis yang berubah dari filotaksis saat pertumbuhan vegetatif. Batang yang memegang perbungaan dinamakan pedunkulus, sedangkan tangkai yang membawa satu bunga dinamakan pedicelus. Perbungaan ditunjukkan oleh berbagai macam karakter termasuk bagaimana bunga tersusun dalam pedunkulus, urutan pembentukan, pematangan bunga, dan bagaimana perbedaan terjadi pada kelompok bunga yang tersusun dalam tangkai perbungaannya. Karakter-karakter ini yang akan menentukan macam perbungaan.

Perbungaan umumnya, memiliki daun yang termodifikasi yang berbeda dengan bagian vegetatif tumbuhan lainnya. Pada perbungaan biasanya akan ditemui satu daun pelindung bunga yang dinamakan braktea, yang terdapat pada nodus di mana cabang perbungaan mulai terbentuk. Braktea memiliki beberapa fungsi termasuk dapat membantu menarik polinator agar datang pada bunga, seperti pada bougenvillea spectabilis dan mussaena frondosa. Bila dalam satu perbungaan terdapat banyak braktea yang berkelompok dan menempel pada suatu perbungaan, seperti pada bunga matahari ( helianthus annuus) maka braktea demikian dinamakan involukrum.

Pola pertumbuhan organ tumbuhan dapat berlangsung dalam dua cara, yaitu

  • Monopodial, yang pertumbuhannya ditandai dengan adanya satu sumbu yang dominan
  • Simpodial yang ditandai dengan terbentuknya banyak percabangan tanpa ada satu sumbu yang jelas.

Pada perbungaan, kedua pola pertumbuhan ini dinamakan pula pertumbuhan terbatas ( determinate ) dan tidak terbatas ( indeterminate ), dan akan menunjukkan apakah bunga terminal terbentuk atau tidak, dan dari bagian mana pembungaan mulai terbentuk dalam perbungaan tersebut. Berdasarkan pola tersebut maka perbungaan dapat dibedakan menjadi berikut ini.

  • Perbungaan rasemosa, yang memiliki sumbu utama perbungaan yang tumbuh tak terbatas, bersifat monopodial, bunga mekar dari bawah ke atas, atau dari tepi ke tengah. Perbungaan rasemosa dapat terbagi menjadi beberapa macam, di antaranya rasemus (misalnya pada Dendrobium , Caesalpinia pulcherrima ), spika (misalnya pada perbungaan Piper nigrum ), spadiks (misalnya pada bunga Anthurium ), umbrella/payung (misalnya pada Pelargonium ) kapitulum atau bongkol (misalnya pada Helianthus annuus ), umbela majemuk (misalnya pada Foeniculum vulgare ), malai (misalnya pada Tectona grandis ), dan lain-lain.

  • Perbungaan simosa, yang memiliki sumbu utama yang tumbuh terbatas, bersifat simpodial, bunga mekar dari atas ke bawah atau dari tengah ke tepi. Perbungaan simosa memiliki tipe perbungaan utama yang dinamakan ‘cyme’, yang kemudian memiliki berbagai macam variasi menjadi monokhasium (bila hanya memiliki satu sumbu sekunder), dikhasium (bila membentuk dua sumbu sekunder) dan pleikhasium bila terdiri atas 3 sumbu atau lebih

Perbungaan Rasemosa

Gambar. Perbungaan Rasemosa.


Gambar. Perbungaan Simosa.

Sumber :
Trimurti H. Wardhini, Iriawati, Struktur Bunga, Bagian-bagian Bunga, dan Modifikasinya, Universitas Terbuka

Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, “tumbuhan berbiji tertutup”). Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik.

Bunga dapat muncul secara tunggal maupun bersama-sama dalam satu rangkaian. Bunga yang muncul secara bersama-sama disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Pada beberapa spesies, bunga majemuk dapat dianggap awam sebagai bunga (tunggal), misalnya pada Anthurium dan bunga matahari. Satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.

Secara botani, bunga adalah bagian tanaman untuk menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk buah. Pada tumbuhan berbunga, buah adalah struktur yang membawa dan melindungi biji.

Fungsi


Fungsi biologi bunga adalah organ seksual, sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Bahwa bunga adalah analog dengan organ seksual pada hewan baru disadari secara ilmiah pada abad ke-17 di Eropa.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga bertujuan memikat hewan untuk membantu penyerbukan.

Bunga juga dapat dianggap sebagai organ untuk bertahan pada kondisi kurang menguntungkan bagi pertumbuhan. Sejumlah tumbuhan akan segera membentuk bunga apabila mengalami kekurangan air atau suhu rendah. Contoh yang paling dikenal adalah bunga kertas Bougainvillea. Bunga mengurangi metabolisme dan apabila tumbuhan mati, biji diharapkan telah terbentuk sebagai usaha sintasan (survival).

Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni sehingga memiliki arti kultural. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.

Morfologi


Bunga adalah daun dan batang di sekitarnya yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat bagian Bunga:Pembentukan bunga).

Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf (“berbentuk bintang”, simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga.

Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:

  1. Kelopak bunga atau calyx;
  2. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
  3. Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari;
  4. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: “rumah wanita”) berupa putik.

Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.

Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur [[tumbuhan yang “umum”, spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.

Contoh Bunga


Macam-macam bunga yang digunakan sebagai tanaman pekarangan rumah di Indonesia, adalah:

  1. Melati
    Seperti yang kita tahu, Indonesia menjadikan salah satu jenis melati (Jasminum sambac) sebagai simbol nasional karena melambangkan kesucian serta kemurnian.Selain itu, melati juga dikaitkan dengan berbagai tradisi dari banyak suku di negara ini. Adat dan budaya Tanah Air kerap menyelipkan melati sebagai hiasan rambut pengantin dalam upacara perkawinan, khususnya suku Jawa dan Sunda. Jenis melati yang umum ditanam di pekarangan rumah adalah Jasminum Sambac. Semua jenis melati membutuhkan sinar matahari penuh. Jadi, kamu mesti memperhatikan bagaimana matahari menyinari pekarangan rumah dengan baik.

  2. Kembang Sepatu
    Kembang sepatu adalah salah satu dari macam macam bunga yang berasal dari Asia Timur. Sejak dahulu sampai sekarang, kembang sepatu populer dijadikan sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Ciri khas kembang sepatu adalah bunganya besar, berwarna merah dan tidak berbau. Penduduk daerah Sumatera dan Malaysia menyebut kembang sepatu sebagai bunga raya. Sementara itu, suku Jawa mengenalnya dengan istilah berbeda yakni kembang worawari. Pada umumnya, tinggi kembang sepatu bisa mencapai sekitar 2 sampai 5 meter dengan daun berbentuk bulat telur dengan ujung daun yang meruncing. Kembang sepatu dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis atau dalam rumah kaca, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.

  3. Pentas
    Bunga pentas adalah salah satu dari macam macam bunga yang ditemukan di Afrika Selatan, Komoro, dan Madagaskar. Ia memiliki daun hijau berbulu dan kelompok bunga dalam nuansa merah, putih, merah muda, serta ungu. Beberapa spesies umumnya dibudidayakan dan dapat ditanam dalam pot serta keranjang. Bunga pentas berpenampilan menawan, kerap dipanggil egyptian star karena sepintas mirip soka serta punya bentuk daun layaknya daun kemangi. Berbeda dengan macam macam bunga lain yang hanya tumbuh pada waktu tertentu, pentas dapat bebunga sepanjang waktu tanpa mengenal musim. Bunga pentas menjadi salah satu pilihan bagi para pecinta tanaman hias karena perawatannya mudah dengan bunga yang begitu rimbun. Bunga-bunganya mungil, bergerombol, berwarna terang, dan membentuk bulan setengah lingkaran.

  4. Anggrek
    Anggrek merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan berdaging (sukulen), membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Keberadaan anggrek begitu spesial negara kita.

  5. Teratai
    Teratai tumbuh di permukaan air tenang, dengan bunga dan daun di permukaan air yang keluar dari tangkai. Ia terdiri dari sekitar 50 spesies yang tersebar dari wilayah tropis hingga daerah subtropis seluruh dunia. Berdasarkan sejarah pada zaman Mesir kuno, teratai dan bunga air lain yakni lotus banyak tumbuh di pinggir Sungai Nil. Sehingga tak heran kalau bunga-bunga air identik berasal dari kota piramida tersebut. Teratai merupakan tanaman air nan unik karena mampu tumbuh di air yang sangat berlumpur, namun warna bunganya tetap lebih cemerlang. Warna bunga teratai bila putih akan sangat putih, bila merah lebih merah, bila merah muda makin terang warnanya. Buat kamu yang memiliki kolam di pekarangan rumah, menaruh teratai di sana akan tampak lebih indah.

  6. Iris
    Macam macam bunga lainnya yang populer adalah iris atau bernama latin Iris Germanica. Iris identik dengan warna ungu, mulai dari gelap hingga cerah. Konon, bunga ini identik dengan lambang kebijaksanaan, harapan, serta kesetiaan.

  7. Mawar
    Mawar layak didaulat sebagai bunga yang paling indah dan tak lekang oleh waktu. Faktanya bunga mawar hadir sebagai simbol cinta dan romansa secara mendunia! Ada ribuan jenis mawar yang dapat ditemukan di hampir setiap warna. Mulai dari mawar merah klasik sampai mawar taman Juliet yang populer, kamu bisa memilih berdasarkan selera. Meski begitu, harus ekstra hati-hati dalam merawat bunga mawar. Semakin indah, tentu semakin sulit pula mengurus bunga.