Apa yang anda ketahui tentang Beruang Madu ?

Beruang madu

Beruang madu (Helarctos malayanus) termasuk familia Ursidae dan merupakan jenis paling kecil dari kedelapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang ini adalah fauna khas provinsi Bengkulu sekaligus dipakai sebagai simbol dari provinsi tersebut. Beruang madu di Balikpapan dikonservasi di sebuah hutan lindung bernama Hutan Lindung Sungai Wain

Beruang madu merupakan salah satu hewan yang bisa ditemui di hutan Sumatera dan Kalimantan. Keberadaan beruang madu ini dilindungi oleh negara karena termasuk dalam kategori hewan langka. Beruang madu memiliki nama latin Helarctos malayanus yang termasuk dalam Family ursidae. Bentuk beruang madu ini mungil bahkan merupakan beruang terkecil di dunia.

Beruang Madu, Hewan Endemic Kalimatan

Habitat asli beruang madu berada di hutan tropis Sumatera dan Kalimantan. Hutan hujan banyak sekali menyediakan makanan untuk beruang madu. Beruang madu adalah hewam pemalu, kehidupannya lebih banyak menyendiri dan dia sebisa mungkin menghindari kontak dengan manusia.

Beruang madu termasuk dalam jenis hewan omnivora. Selain memangsa sarang madu, dia juga memangsa hewan kecil seperti ikan dan burung. Beruang madu juga memakan buah-buah hutan, pucuk daun muda serta tunas-tunas pohon.

Karakter Beruang Madu

Di alam bebas beruang madu lebih suka berburu sarang lebah. Beruang madu jago memanjat pohon untuk mencari sarang lebah yang berada di dahan. Dengan menggunakan cakarnya, beruang madu bisa menaiki pohon yang cukup tinggi untuk menjangkau sarang lebah. Melalui kedua cakarnya pula beruang madu mampu mencabik-cabik sarang lebah yang selanjutnya dia akan memakan madu serta larva lebah.

Beruang madu adalah hewan yang pemalu, dia sering menghindari kontak fisik dengan manusia. Akan tetapi ketika beruang madu diganggu, dia akan marah dan menyerang siapapun yang mengganggunya dengan cakar dan gigitannya yang begitu tajam. Karakter utama beruang madu itu buas, dia sangat sulit dijinakkan meskipun dipelihara oleh manusia.

Ciri-ciri Fisik Beruang Madu

Beruang madu yang berada di Sumatera dan Kalimantan secara fisik keduanya sama. Seluruh tubuh beruang madu ini diselimuti dengan bulu yang berwarna hitam. Sedangkan bulu di bagian dada dan perut berwarna cokelat tua. Adapun kedua kuping beruang madu sangat kecil. Meskipun telinganya kecil, dia mempunyai pendengaran yang sangat sensitif. Dia mampu menangkap suara dair jeda yang jauh. Selain itu, beruang madu mempunyai daya penciuman yang tajam. Ketika mencari sarang lebah, dia menggunakan indera penciumannya.

Ukuran tubuh beruang madu itu kecil. Berat badannya hanya 50 kg dan mempunyai tinggi badan maksimal 80 cm. Kepalanya cukup kecil, moncongnya berbentuk seperti kerucut, serta mulutnya dipenuhi dengan gigi dan taring yang tajam. Untuk lidahnya sendiri berukuran agak panjang, lidahnya ini berfungsi untuk menjilat madu yang terdapat di sela-sela pohon.

Makanan Beruang Madu

Beruang madu termasuk dalam jenis hewan omnivora. Dia merupakan hewan yang memakan daging, buah-buahan, dan tumbuh-tumbuhan. Bisa disimpulkan, beruang madu tidak bergantung dengan satu sumber makanan. Beruang madu adalah hewan yang aktif mencari makan pada malam hari. Dia bisa keluar dari sarangnya sejauh 7 km. Sedangkan pada siang hari beruang madu tidur atau melakukan hibernasi.

Ancaman Kelangsungan Hayati Beruang Madu

Dari hari ke hari populasi beruang madu kian berkurang. Hal ini dikarenakan habitat alaminya yakni hutan hujan yang terdapat di Kalimantan dan Sumatera dirusak oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab. Pohon-pohon tempat mencari makan beruang madu dibabat habis. Selanjutnya hutan gundul tempat hidup beruang madu diubah menjadi hutan pertanian kelapa sawit. Hal inilah yang menyebabkan popualsi beruang madu semakin terancam.

Beruang Madu (Helarctos malayanus) Beruang madu (H. malayanus) merupakan jenis beruang terkecil yang tersebar di beberapa negara bagian Asia Tenggara dan Asia Selatan, yaitu Thailand, Myanmar, Malaysia, Indonesia, Laos, Kamboja, Vietnam, Bangladesh dan India. Di Indonesia beruang ini dapat ditemukan di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Namun saat ini jenis beruang ini telah mengalami banyak tekanan dan eksploitasi baik di Indonesia maupun di negara lain (Augeri, 2005). Secara etimologis Helarctos berasal dari bahasa Yunani yaitu hela yang berarti matahari dan arcto yang berarti beruang sehingga Helarctos berarti sun bear (Beruang matahari) penyebutan sun bear berdasarkan adanya corak putih pada bagian dada yang terlihat seperti matahari (Fitzgerald dan Krausman, 2002). Menurut Fahriza (2005), famili beruang atau Ursidae terdiri dari delapan spesies yang berbeda, yaitu panda raksasa (Ailuropada), beruang kacamata (Trecmatos ornatus), beruang coklat (Ursus arctos), beruang hitam asia (U. thibetanus).

Klasifikasi Beruang Madu (Helarctos malayanus)


Menurut Fitzgerald dan Krausman (2002) klasifikasi beruang madu adalah sebagai berikut :

  • Filum : Chordata
  • Subfilum : Vertebrata
  • Class : Mammalia
  • Ordo : Carnivora
  • Famili : Ursidae
  • Genus : Helarctos
  • Spesies : Helarctos malayanus (Raffles, 1821).

Morfologi Beruang Madu (Helarctos malayanus)


Beruang madu adalah beruang terkecil di dunia dengan berat 27 sampai 65 kg. Panjang tubuh berkisar dari 1000 sampai 1400 mm. Panjang ekor 30 sampai 70 mm (Nowak and Paradiso, 1983; Francis, 2008). Diantara famili Ursidae lainnya, beruang madu memiliki ukuran tubuh yang paling kecil. Tinggi satwa ini hanya mencapai 70 cm pada bahunya, dan sekitar 100 cm sampai 140 cm jika dihitung dari kepala hingga kaki. Beruang madu memiliki panjang ekor 3-7 cm. Berat tubuhnya berkisar antara kg dengan berat rata-rata mencapai 46 kg. Umumnya beruang madu jantan memiliki berat tubuh 10-20% lebih berat dari pada beruang betina (Pappas dkk, 2002). Menurut Leckagul dan Mcnelly (1977), beruang madu memiliki tubuh seluruhnya berwarna hitam kecuali mulut dan bagian atas dada yang berwarna putih kecoklatan yang melebar hingga kebagian mata. Mata dan telinganya kecil. Di bagian kepala dan belakang telinga terdapat bulu-bulu yang berbentuk seperti lingkaran.

Ciri khas beruang madu yang terlihat yaitu adanya bercak putih atau kuning berbentuk huruf U di bagian atas dada. Bercak dada biasanya mencolok, tetapi kadang sangat samar. Beruang madu memiliki ekor yang pendek, telapak kaki lebar, kuku yang panjang dan bengkok. Saat lahir berat beruang madu sebesar g (Dathe 1970), warna tubuhnya berwarna hitam keabuan, bagian dada berwarna putih kecoklatan (Feng dan Wang, 1991), sedangkan menurut Fetherstonhaugh (1948) bayi beruang madu tersebut berwarna kecokelatan dan berwarna terang saat terkena sinar matahari.

Rambut beruang madu dewasa berwarna hitam pekat dan memiliki lapisan rambut berwarna terang di bawahnya sedangkan pada bagian mulutnya berwarna oranye, abu-abu dan keperakan (Fetherstonhaugh,1940; Fitzgerald dan Krausman, 2002). D. Reproduksi Beruang Madu (Helarctos malayanus) Onuma dkk (2000) menyatakan bahwa beruang madu memiliki musim kawin yang terjadi pada musim hujan. Hal tersebut berhubungan dengan persediaan makanan yang melimpah pada musim hujan. Selain keuntungan dari aspek makanan, strategi tersebut juga berkaitan dengan fungsi organ gonadal. Pada musim kering dengan temperatur yang tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas sperma dan konsentrasi testoteron yang rendah pada beruang madu jantan, sedangkan pada betina, temperatur yang panas akan menyebabkan penurunan tingkat gonadotropin dan pertumbuhan follikular, tingginya presentase sel telur yang abnormal dan kematian embrio. Beruang madu mengalami matang kelamin pada usia 2-3 tahun (Feng dan Wang, 1991) dan pada beruang madu betina mengalami periode atau waktu beruang betina siap menerima pejantan untuk melakukan perkawinan (estrus) pertama kali pada tahun-tahun tersebut (Dominico, 1988). Perilaku estrus pada betina dapat terjadi pada 1-2 hari terakhir setelah menstruasi namun dapat memiliki kisaran antara 5-7 hari (Johnston dkk, 1944).

Perkembangbiakan Beruang Madu (Helarctos malayanus)


Beruang madu tidak mempunyai musim kawin tetapi perkawinan dilakukan sewaktu-waktu terutama bila beruang madu betina telah siap kawin. Lama mengandung beruang betina adalah hari, anak yang dilahirkan biasanya berjumlah dua ekor dan disusui selama 18 bulan. Terkadang, beruang betina hanya terlihat dengan satu bayi dan sangat jarang ditemukan membawa dua bayi setelah masa kehamilannya.

Hal ini sangat dimungkinkan karena beruang madu sengaja menunda perkawinan untuk mengupayakan agar bayi terlahir saat induk memiliki berat badan yang cukup, cuaca yang sesuai serta makanan tersedia dalam jumlah yang memadai. Beruang melahirkan di sarang yang berbentuk gua atau lubang pepohonan dimana bayi yang terlahir tanpa bulu dan masih sangat lemah dapat bertahan hidup. Bayi akan tetap tinggal di sarang sampai ia mampu berjalan bersama induknya mencari makanan. Bayi beruang madu di duga hidup bersama induknya hingga berusia dua tahun dan kemudian mulai hidup secara mandiri.

Makanan Beruang Madu (Helarctos malayanus)


Beruang madu adalah binatang pemakan apa saja di hutan (omnivora). Mereka memakan aneka buah-buahan dan tanaman hutan hujan tropis, termasuk juga tunas tanaman jenis palem. Mereka juga memakan serangga, madu, burung, dan binatang kecil lainnya. Apabila beruang madu memakan buah, biji ditelan utuh, sehingga tidak rusak, setelah buang air besar, biji yang ada di dalam kotoran mulai tumbuh sehingga beruang madu mempunyai peran yang sangat penting sebagai penyebar tumbuhan buah berbiji besar seperti cempedak, lahung, kerantungan dan banyak jenis lain (Youth, 1999).

Menurut Cranbrook (1991) beruang madu menggunakan cakarnya untuk merobek sarang lebah untuk mendapatkan madu dan larva lebah tersebut. Selain madu yang menjadi makanan kegemarannya, beruang yang tergolong hewan omnivora ini juga memakan buah-buahan, dedaunan, umbut tanaman kelapa, bagian yang lunak dari tanaman (termasuk rotan), dan bahkan seringkali menjarah kebun-kebun sayuran, jagung, tebu ataupun durian jika terdesak langkanya makanan di dalam hutan. Komponen makanan yang berupa serangga juga sangat tinggi, seperti semut, rayap dan larva serangga. Bahkan telur burung, tikus, cacing dan binatang kecil lainnya juga menjadi santapannya (Fredriksson dkk, 2008).

Habitat Beruang Madu (Helarctos malayanus)


Beruang madu dapat hidup pada berbagai tipe habitat yang berbeda. Terdapat di kawasan hutan yang luas dan kadang memasuki kebun-kebun di daerah-daerah yang terpencil. Biasanya tidur dan istrahat di siang hari di atas pohon dengan tinggi 2 sampai 7 meter dari permukaan tanah. Membuat sarang dari dahandahan kecil di atas pohon untuk tidur, mirip yang dilakukan mawas orangutan, tetapi biasanya lebih dekat ke batang pohon dan kurang tersusun rapi. Biasanya aktif mencari makan pada malam hari. Hewan ini tidak melakukan hibernasi. Makanan utama berupa vertebrata kecil, madu, rayap, buah-buahan dan umbut pohon kelapa. Memiliki kebiasaan mengelupas kulit kayu untuk mendapatkan larva serangga.

Beruang madu ditemukan di Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera dan Kalimantan (Nowak dan Paradiso, 1983; Francis, 2008; Payne dkk, 2000). Payne dan Andau (1991) menyatakan bahwa di Sabah dan Kalimantan beruang madu dominan hidup di hutan dipterocarp namun juga dapat ditemukan di pegunungan rendah dan hutan rawa. Di Kalimantan Tengah beruang madu juga ditemukan dihabitat rawa gambut hutan sekunder (Azwar dkk, 2004). H. Konsumsi Pakan Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan dan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Tillman dkk, 1991) sedangkan Parakkasi (1999) menyatakan tingkat konsumsi (voluntary feed intake) adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh hewan secara ad libitum. Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi adalah hewan itu sendiri, pakan yang diberikan dan lingkungan.

Kategori sumber pakan menurut Fleagle (1988) ada tiga yaitu:

  1. Struktural, yaitu bagian tumbuhan yang meliputi daun, batang, cabang dan materi tumbuhan lainnya yang mengandung struktur karbohidrat (selulosa)

  2. Bagian reproduktif, yaitu organ tumbuhan seperti tunas bunga, bunga dan buah (matang atau mentah)

  3. Materi dari hewan, yaitu makanan yang berasal dari hewan baik vertebrata maupun invertebrata.

1 Like