Apa yang anda ketahui tentang Beruang Kutub?

Beruang Kutub (Polar bear) atau beruang es atau dalam nama ilmiahnya Ursus maritimus adalah mamalia besar dalam aturan marga keluarga biologi Ursidae. Dia termasuk spesies circumpolar yang terdapat di sekitar benua paling utara bumi, yaitu benua Artik dan termasuk beruang paling karnivora di antara keluarga beruang lainnya. Beruang kutub kadang-kadang juga diklasifikasi sebagai mamalia laut.

Beruang kutub jantan memiliki berat antara 400 - 600 kilogram dan kadang-kadang dapat mencapai lebih dari 800 kg dengan tinggi mencapai lebih dari 2,5 meter. Sedangkan Beruang kutub betina hanya separuh dari berat beruang jantan dengan berat antara 200 – 300 kg dan tinggi sekitar 2 meter. Beruang kutub memiliki indra penciuman yang sangat tajam. Mereka dapat mencium bau bangkai paus atau anjing laut dari jarak 20 mil.

Beruang kutub adalah perenang yang handal karena dapat berenang sejauh 60 mil tanpa berhenti. Mereka menggunakan tungkai depannya untuk berenang dan tungkai belakang sebagai kemudi. Kelenjar minyak pada kulitnya dapat meminyaki bulunya dengan baik sehingga tahan air dan membuat tubuhnya tetap kering selama berenang.

Beruang kutub (Ursus maritimus) adalah spesies beruang terbesar di dunia. Panjangnya bisa mencapai 2,5 m dengan berat maksimal 800 kg. Betina berukuran sedikit lebih kecil daripada pejantan. Tubuh dari beruang kutub diselimuti oleh bulu / rambut berwarna putih yang kadang-kadang terlihat berwarna kekuningan pada saat musim panas. Kulit beruang kutub sendiri aslinya berwarna hitam & warna asli dari kulitnya bisa dilihat pada hidungnya yang memang tidak ditutupi oleh rambut. Telapak kakinya lebar & memiliki tonjolan di bagian bawahnya sehingga beruang kutub bisa berjalan-jalan di atas permukaan es tanpa tergelincir.

Beruang kutub & beruang grizzly (Ursus arctos horribilis) merupakan spesies yang berbeda dalam tangga klasifikasi ilmiah. Namun berdasarkan tinjauan genetis, kedua hewan bongsor tadi ternyata merupakan spesies yang sama. Dasar dari pendapat tersebut adalah jika beruang kutub & beruang grizzly dikawinkan, maka keturunannya bisa berkembang biak secara normal. Kendati demikian, para ahli yakin kalau beruang hasil perkawinan silang tersebut tidak akan bisa berkembang di alam liar sebagai akibat dari begitu ekstrimnya perbedaan habitat & pola hidup dari masing-masing spesies. Itulah sebabnya kedua beruang tadi dikategorikan sebagai 2 spesies yang berbeda dalam penyusunan klasifikasi ilmiah.

Walaupun penampilannya terkesan kikuk, beruang kutub ternyata merupakan hewan perenang yang tangguh. Saat berenang, beruang kutub akan menggerakkan keempat kakinya secara bergantian. Lapisan lemak & bulunya yang tebal membantunya tetap hangat saat harus berada di dalam air yang suhunya amat dingin. Kecepatan maksimal dari beruang kutub saat berenang adalah 10 km/jam, sementara jarak maksimal yang bisa ditempuhnya dengan berenang adalah 300 km. Dengan memakai kemampuan berenangnya, beruang kutub bisa menyeberang dari 1 bongkahan es ke daratan / bongkahan es lainnya dengan mudah.

Beruang kutub adalah hewan karnivora yang makanannya mencakup hampir seluruh hewan penghuni tepi laut yang berukuran kecil hingga sedang. Dari sekian banyak pilihan mangsa yang tersedia, mangsa favorit dari beruang kutub adalah anjing laut. Saat hendak memangsa anjing laut, beruang kutub akan menunggu tanpa suara di dekat lubang es yang biasa digunakan oleh anjing laut untuk bernapas. Ketika ada anjing laut yang menyembul dari lubang es, beruang kutub akan mendekati anjing laut tadi secara diam-diam & kemudian menyergapnya. Metode berburu tersebut bisa dilakukan oleh beruang kutub dengan sangat baik berkat indra penciumannya yang tajam & warna bulunya yang menyerupai warna lingkungan sekitar.

Bukan cuma hewan-hewan yang berukuran lebih kecil yang menjadi incaran dari beruang kutub. Hewan-hewan seperti rusa kutub, walrus, paus beluga, & paus bertanduk (narwhal) yang ukurannya tidak berbeda jauh dengan beruang kutub juga ikut menjadi sasaran. Namun jika tidak terpaksa, beruang kutub tidak akan memburu hewan-hewan tadi karena ukuran tubuh mereka yang besar secara otomatis membuat mereka lebih sulit ditaklukkan. Selain daging hewan, beruang kutub juga mau memakan tumbuhan dalam jumlah kecil. Dalam kondisi tertentu semisal saat lautan sedang tidak membeku sehingga hewan-hewan laut mangsanya menjadi sulit diburu, beruang kutub bisa hidup tanpa makanan hingga berbulan-bulan lamanya dengan memanfaatkan cadangan lemak miliknya.

Musim kawin dari beruang kutub jatuh pada bulan Maret hingga Juni. Pada periode ini, beruang kutub yang biasanya hidup soliter (menyendiri) akan aktif mencari lawan jenisnya. Sesudah melakukan perkawinan, beruang kutub betina akan memasuki masa kehamilan yang rentang waktunya bervariasi antara 5,5 hingga 9 bulan. Begitu lebarnya perbedaan durasi masa kehamilan dari beruang kutub betina tidak lepas dari karakteristik unik yang dimiliki oleh sistem reproduksinya. Sesudah terjadinya perkawinan, sel telur yang sudah dibuahi tidak akan langsung menempel ke dinding rahim sehingga sel telur tersebut tidak akan berkembang menjadi embrio untuk beberapa lama.

Masa-masa tertundanya perubahan sel telur menjadi embrio dimanfaatkan oleh beruang kutub betina untuk makan sebanyak-banyaknya & menimbun cadangan lemak. Saat musim gugur tiba & makanan menjadi semakin sulit dicari, beruang kutub betina akan membuat semacam liang bawah tanah yang kemudian ia gunakan untuk berhibernasi (tidur panjang hingga musim dingin usai). Tidak seperti hibernasi yang dijalani oleh hewan-hewan lainnya, beruang kutub tidak tidur terus-menerus selama masa hibernasi, melainkan hanya sebatas berhenti makan sambil mengalami penurunan metabolisme yang ditandai dengan menurunnya denyut jantung. Saat pergantian tahun tiba, beruang kutub betina akan melahirkan bayinya yang biasanya berjumlah 2 ekor & kemudian menyusui mereka hingga usia 2,5 tahun.

Induk beruang kutub & anak-anaknya menghabiskan seluruh waktunya di dalam liang hingga musim dingin berakhir. Saat mulai beraktivitas di luar liang, anak beruang akan berjalan-jalan / bermain dengan saudara kandungnya, sementara sang induk akan mencari makan di lokasi yang tidak jauh dari liangnya. Induk beruang kutub adalah induk yang sangat protektif & akan menyerang hewan apapun yang berani mendekati anaknya. Anak beruang kutub akan tetap bersama induknya hingga usia 2 - 3 tahun & mulai memasuki masa kematangan seksual pada usia 5 - 6 tahun. Seekor beruang kutub bisa hidup hingga usia 45 tahun dalam penangkaran, namun di alam liar usia maksimal mereka diperkirakan hanya mencapai 30 tahun.

Sebagai akibat dari ukurannya yang besar, beruang kutub dewasa tidak memiliki musuh alamiah. Musuh utama dari beruang kutub adalah manusia, khususnya penduduk asli Eskimo. Saat memburu beruang kutub, manusia akan mengerahkan anjing peliharaannya untuk mengonggongi beruang kutub & mengalihkan perhatiannya, lalu membunuh beruang dari belakang dengan memakai panah / tombak. Hampir seluruh bagian tubuh dari beruang ini bisa dimanfaatkan. Dagingnya bisa dimakan. Kulit berbulunya bisa menjadi bahan pakaian. Lemaknya bisa digunakan sebagai bahan bakar perapian. Empedu & hatinya bisa digunakan sebagai bahan obat tradisional. Giginya dianggap sebagai jimat.

Karena penduduk asli memakai senjata tradisional saat memburu beruang kutub & tujuan utama berburunya bukan untuk keperluan komersial, aktivitas perburuan yang mereka lakukan dianggap tidak membahayakan populasi beruang kutub di alam liar. Namun lain halnya dengan aktivitas perburuan komersial yang dilakukan untuk mengumpulkan kulit berbulu dari beruang kutub sebanyak-banyaknya & memakai senjata modern dalam metode berburunya. Aktivitas perburuan macam itu membuat populasi beruang kutub mengalami penurunan lebih cepat. Fenomena yang lantas direspon oleh pemerintah negara-negara di sekitar Arktik dengan melarang aktivitas perburuan komersial sama sekali, namun tetap memperbolehkan aktivitas perburuan tradisional yang dilakukan oleh penduduk asli.

Sejak aktivitas perburuan komersial dilarang, ancaman bagi populasi beruang kutub di alam liar datang dari limbah industri yang mencemari laut. Belakangan, fenomena pemanasan global & perubahan iklim dianggap sebagai ancaman terbesar bagi kemelimpahan populasi beruang kutub. Naiknya permukaan suhu bumi akan membuat semakin banyak lapisan es yang meleleh sehingga beruang kutub menjadi semakin sulit mendapatkan mangsanya. Hal lain yang dikhawatirkan adalah semakin sulitnya beruang kutub mencari makan di habitatnya selama ini akan mendorong mereka untuk mencari makan di pemukiman manusia & membahayakan penduduk setempat.