Apa yang anda ketahui tentang Bendungan Ma’rib ?

Bendungan Ma’rib

Sejarawan dan arkeolog sering menyebutnya sebagai keajaiban dunia kuno yang kedelapan: yaitu Bendungan Agung Ma’rib yang dibangun oleh kerajaan Saba’ yang terletak di semenanjung Arabia bagian selatan, yang saat ini adalah Yaman.

Apa yang anda ketahui tentang Bendungan Ma’rib ?

Situs dari Dam besar Ma’rib ( Arab : sadd Ma’rib , atau Sudd Ma’rib), terletak di barat daya dari kota kuno Ma’rib yang pernah menjadi ibukota Kerajaan kuno Saba’. Kerajaan Saba’ adalah negara perdagangan yang makmur, yang mengontrol rute dagang rempah-rempah dan kemenyan ke Saudi dan Abyssinia. Bangsa Saba’ membangun bendungan untuk menangkap hujan periodik yang jatuh di pegunungan di dekatnya yang kemudian digunakan untuk mengairi lahan di sekitar kota.

Temuan arkeologi terbaru menunjukkan bahwa bendungan sederhana dan jaringan kanal telah dibangun sejauh 2000 SM. Namun yang pasti, Bendungan Agung Ma’rib bertanggal kembali ke sekitar abad ke 8 SM dan dianggap sebagai bendungan tertua di dunia, dan dianggap sebagai salah satu prestasi yang paling indah dari teknik bangunan di dunia kuno.

Peta Arab Selatan Kuno

Ibukota dari Saba adalah Ma’rib yang sangat makmur, berkat letak geografisnya yang sangat menguntungkan. Ibukota ini sangat dekat dengan Sungai Adhanah. Titik dimana sungai bertemu Jabal Balaq sangatlah tepat untuk membangun sebuah bendungan. Dengan memanfaatkan keadaan alam ini, kaum Saba membangun sebuah bendungan di tempat dimana peradaban mereka pertama kali berdiri, dan sistem pengairan merekapun dimulai. Mereka benar-benar mencapai tingkat kemakmuran yang sangat tingi. Ibukotanya yaitu Ma’rib, adalah salah satu kota termodern saat itu. Penulis Yunani bernama Pliny yang telah mengunjungi daerah ini dan sangat memujinya, menyebutkan betapa hijaunya kawasan ini.

bendungan Ma’rib

Ketinggian dari bendungan di Ma’rib mencapai 16 meter, lebar 60 meter dengan panjang 620 meter. Berdasarkan perhitungan, total wilayah yang dapat diari oleh bendungan ini adalah 9.600 hektar, dengan 5.300 hektar termasuk dataran bagian selatan bendungan dan sisanya termasuk dataran sebelah barat seluas 4.300 hektar. Dua dataran ini dikatakan sebagai “Ma’rib dan dua dataran tanah” dalam prasasti Saba’. Ungkapan dalam Al Qur’an menyebutnya “dua buah kebun disisi kiri dan kanan”menunjukkan akan kebun yang mengesankan di kedua lembah ini. Berkat bendungan ini dan system pengairan tersebut maka daerah ini sangnat terkenal memiliki pengairan yang terbaik dan kawasan paling subur di Yaman. J. Holevy dari Perancis dan Glaser dari Austria membuktikan berdasarkan dokumen tertulis bahwa bendungan Ma’rib telah ada sejak jaman kuno. Dalam dokumen tertulis dalam dialek Himer dikatakan bahwa bendungan inilah yang menyebabkan kawasan ini sangat produktif.

bendungan Ma’rib

Bendungan ini diperbaiki secara besar-besaran selama abad 5 dan 6 M. Namun demikian, perbaikan yang dilakukan ini ternyata tidak mampu memcegah keruntuhan bendungan ini tahun 542 M. Runtuhnya bendungan tersebut mengakibatkan “Banjir Besar Arim” yang disebutkan dalam Al Qur’an serta mengakibatkan kerusakan yang sangat hebat. Kebun-kebun dan ladang-ladang pertanian dari kaum Saba yang telah mereka panen selama ratusan tahun benar-benar dihancurkan secara menyeluruh. Dan kaum Saba’ pun segera mengalami masa resesi setelah hancurnya bendungan tersebut. Akhirnya Negeri Saba pun berakhir tak lama setelah hancurnya bendungan Ma’rib.