Apa yang anda ketahui tentang Batu Rosetta ?

Pada akhir abad ke-18, Napoleon Bonaparte mengutus sejumlah ilmuwan dan ahli sejarah untuk mempelajari sejarah Mesir dan mengumpulkan benda-benda yang dianggap keramat dari situs tersebut. Suatu hari pada tahun 1799, seorang pemimpin tentara bernama Pierre-Francois Bouchard menemukan keping batu basal besar saat ingin memperluas wilayah benteng pertahanan di kota Rosetta.

Apa yang anda ketahui tentang Batu Rosetta ?

Studi mengenai dekrit pada batu berlangsung sejak terjemahan penuh teks Yunani pertama terbit pada tahun 1803. Baru 20 tahun kemudian, alih aksara dari teks Mesir diumumkan oleh Jean-François Champollion di Paris pada 1822; dan perlu waktu lebih lama sebelum para sarjana mampu membaca tulisan dan literatur Mesir Kuno dengan percaya diri. Kemajuan besar dalam penguraian tersebut adalah bahwa batu tersebut pada kenyataannya memuat tiga versi dari teks yang sama (1799); bagian teks demotik menggunakan karakter fonetis untuk mengeja nama-nama asing (1802); begitu juga teks hiroglif, memiliki kesamaan dengan demotik (Thomas Young, 1814); selain digunakan untuk nama asing, karakter fonetik juga digunakan untuk mengeja kata-kata Mesir asli (Champollion, 1822–1824).

Sejak penemuannya kembali, Batu Rosetta telah menjadi fokus persaingan nasionalis, termasuk pengalihan kepemilikannya dari Prancis ke Inggris selama Peperangan era Napoleon, juga perselisihan yang berlangsung lama mengenai kontribusi Young dan Champollion terhadap penguraiannya, serta sejak tahun 2003 adanya tuntutan agar dikembalikan lagi ke Mesir.Batu Rosetta (bahasa Inggris: Rosetta Stone) adalah sebuah prasasti batu granodiorit yang ditemukan pada tahun 1799, prasasti ini diukir dengan tiga versi dekrit yang dikeluarkan di Memphis, Mesir pada tahun 196 SM selama dinasti Ptolemaik atas nama Raja Ptolemy V. Teks di atas dan tengah batu ditulis dalam bahasa Mesir kuno dengan aksara hiroglif dan demotik, sedangkan bagian bawah dalam bahasa Yunani. Sedikitnya perbedaan antara ketiga dekrit pada batu tersebut, menjadikan Batu Rosetta sebagai kunci dalam menerjemahkan hiroglif Mesir.

Batu granodiorit hitam ini diukir selama periode Hellenistik, diyakini awalnya dipajang di dalam kuil di sekitar Sais. Kemungkinan dipindahkan selama periode awal Kristen atau abad pertengahan, dan akhirnya digunakan sebagai bahan bangunan dalam pembangunan Benteng Julien dekat kota Rashid (Rosetta) di Delta Nil. Ditemukan kembali pada bulan Juli 1799 oleh seorang tentara Prancis bernama Pierre-François Bouchard selama operasi militer Napoleon di Mesir. Batu Ini memiliki teks dwibahasa Mesir Kuno pertama yang ditemukan di zaman modern, dan membangkitkan minat publik secara luas dengan potensinya untuk menguraikan tulisan hiroglif yang belum bisa diterjemahkan sebelumnya. Salinan litograf dan gips mulai beredar di museum-museum dan kalangan cendekiawan Eropa. Ketika pasukan Inggris mengalahkan Prancis di Mesir pada tahun 1801, batu ini menjadi milik Inggris di bawah Kapitulasi Alexandria dan diboyong ke London. Batu ini dipamerkan di Museum Britania sejak tahun 1802, dan merupakan objek yang paling banyak dikunjungi di sana.

Studi mengenai dekrit pada batu berlangsung sejak terjemahan penuh teks Yunani pertama terbit pada tahun 1803. Baru 20 tahun kemudian, alih aksara dari teks Mesir diumumkan oleh Jean-François Champollion di Paris pada 1822; dan perlu waktu lebih lama sebelum para sarjana mampu membaca tulisan dan literatur Mesir Kuno dengan percaya diri. Kemajuan besar dalam penguraian tersebut adalah bahwa batu tersebut pada kenyataannya memuat tiga versi dari teks yang sama (1799); bagian teks demotik menggunakan karakter fonetis untuk mengeja nama-nama asing (1802); begitu juga teks hiroglif, memiliki kesamaan dengan demotik (Thomas Young, 1814); selain digunakan untuk nama asing, karakter fonetik juga digunakan untuk mengeja kata-kata Mesir asli (Champollion, 1822–1824).

Sejak penemuannya kembali, Batu Rosetta telah menjadi fokus persaingan nasionalis, termasuk pengalihan kepemilikannya dari Prancis ke Inggris selama Peperangan era Napoleon, juga perselisihan yang berlangsung lama mengenai kontribusi Young dan Champollion terhadap penguraiannya, serta sejak tahun 2003 adanya tuntutan agar dikembalikan lagi ke Mesir.

Belakangan ditemukan dua salinan terpisah lainnya dari dekrit yang sama, serta beberapa prasasti bilingual atau trilingual yang serupa, termasuk dua dekrit Ptolemaik yang lebih awal (Dekrit Canopus pada 238 SM, dan dekrit Memphis Ptolemeus IV, 218 SM). Oleh karena itu, Batu Rosetta tidak lagi unik, tetapi tetap sebagai kunci penting dalam memahami peradaban dan sastra Mesir Kuno. Istilah Rosetta Stone kini digunakan dalam konteks lain sebagai nama untuk petunjuk penting ke bidang pengetahuan baru.

Deskripsi Batu Rosetta


image
Gambar Batu Rosetta sesuai rekonstruksi prasasti asli

Batu Rosetta terdaftar sebagai “batu granodiorit hitam, yang memuat tiga ukiran… ditemukan di Rosetta” dalam katalog artefak kontemporer yang ditemukan oleh ekspedisi Prancis dan diserahkan kepada pasukan Inggris pada tahun 1801. Selama beberapa waktu setelah kedatangannya di London, tulisan pada batu diwarnai dengan kapur putih agar lebih mudah dibaca, dan permukaan lainnya ditutupi dengan lapisan lilin carnauba yang dirancang untuk melindungi Batu Rosetta dari jari-jari pengunjung. Tindakan ini menyebabkan warna gelap pada batu sehingga keliru diidentifikasi sebagai basal hitam. Penambahan ini dihapus ketika batu dibersihkan pada tahun 1999, memperlihatkan warna abu-abu gelap asli dari batu, kilauan struktur kristal, dan lapisan merah muda di sudut kiri atas. Perbandingan dengan sampel batuan Mesir menunjukkan kemiripan dengan batuan dari tambang granodiorit di Gebel Tingar di tepi barat Sungai Nil, sebelah barat dari Elephantine di wilayah Aswan; lapisan merah muda khas granodiorit dari daerah ini.

Batu Rosetta memiliki tinggi 1.123 mm pada titik tertinggi, lebar 757 mm, dan tebal 284 mm. Beratnya sekitar 760 kilogram. Memuat tiga inskripsi: tulisan teratas dalam hiroglif Mesir Kuno, yang kedua dalam aksara Demotik Mesir, dan yang ketiga dalam bahasa Yunani Kuno. Permukaannya dihaluskan dan tulisan-tulisannya diukir dengan lembut; sisi-sisi batu dihaluskan, tetapi bagian belakangnya pengerjaannya kasar, mungkin karena tidak akan terlihat ketika batu didirikan.

Prasasti asli


image
Gambar Salah satu kemungkinan rekonstruksi pasasti asli

Batu Rosetta merupakan bagian dari prasasti yang lebih besar. Namun tidak ditemukan bagian lain dalam pencarian berikutnya dari situs Rosetta. Karena keadaannya yang rusak, tidak satupun dari ketiga teks itu benar-benar lengkap. Teks bagian atas yang ditulis dengan hiroglif Mesir, mengalami kerusakan paling parah. Hanya 14 baris terakhir dari teks hiroglif yang dapat dibaca; di sisi kanan semuanya rusak, dan 12 baris rusak di sebelah kiri. Teks demotik kondisinya masih lengkap; berjumlah 32 baris, dimana 14 baris pertama sedikit rusak di sisi kanan. Teks Yunani terakhir berjumlah 54 baris, dengan 27 baris pertama kondisinya masih utuh; sisanya tidak lengkap karena retakan diagonal di bagian kanan bawah batu.

Panjang teks hieroglif dan ukuran prasasti asli, di mana Rosetta Stone adalah fragmennya, dapat diperkirakan berdasarkan pada pilar yang sebanding yang bertahan, termasuk salinan lain dengan susunan yang sama. Dekrit yang sedikit lebih awal dari Canopus, didirikan pada 238 SM pada masa pemerintahan Ptolemeus III, tingginya 2.190 mm dan lebar 820 mm, berisi 36 baris teks hieroglif, 73 baris teks demotik, dan 74 baris teks bahasa Yunani. Teks-teks tersebut memiliki panjang yang sama.

Dari perbandingan tersebut, dapat diperkirakan tambahan 14 atau 15 baris teks hiroglif yang hilang dari tulisan teratas Batu Rosetta, setinggi 300 milimeter. Selain tulisan prasasti, kemungkinan ada dekorasi yang menggambarkan raja yang dipersembahkan dihadapan para dewa, diatapi cakram bersayap, seperti pada Stela Canopus. Perbandingan-perbandingan ini, serta lambang hiroglif untuk “stela” pada batu itu sendiri, menunjukkan bahwa prasasti ini awalnya memiliki bagian atas yang bundar. Tinggi prasasti asli diperkirakan sekitar 149 cm.

Sumber : wikipedia