Apa yang anda ketahui tentang asteroid ?

Asteroid, juga disebut sebagai planet minor atau planetoid, merupakan benda langit yang apabila kita lihat dari dekat menyerupai bebatuan. Jumlah asteroid ini banyak sekali dan mereka memiliki orbitnya sendiri. Adapun orbit dari asteroid ini berbentuk elips. Asteroid beraktivitas diangkasa dengan bebas.

Asteroid adalah benda langit yang jumlahnya banyak. Namun dibalik jumlahnya yang banyak ini ternyata asteroid juga terdiri dari berbagai jenis. Beberapa jenis asteroid ini dikelompokkan berdasarkan orbit dan juga komposisi penyusun. Adapun beberapa jenis asteroid yang ada di tata surya kita antara lain sebagai berikut:

  • Jenis C (karbon yang kabu-abuan), merupakan asteroid yang tersusun atas tanah liat serta batuan silikat. Asteroid ini kebanyakan berada di luar sabuk utama.

  • Jenis S (asteroid silicaceous), merupakan asteroid yang terbuat dari bahan besi dan nikel. Kaebanyakan mendominasi sabuk dalam.

  • Jenis M (asteroid metalik), merupakan asteroid yang tersusun atas besi dan nikel yang berwarna kemerah- merahan. Kebanyakan berada di tengah sabuk utama.

  • Jenis V Merupakan asteroid yang tersususn atas bataun basaltik dan kerak vulkanik.

Ciri-ciri Asteroid


Beberapa ciri-ciri asteroid antara lain adalah:

Bentuknya tidak beraturan

Tidak seperti planet, asteroid memiliki bentuk yang tidak beraturan. Bentuk dari asteroid ini lebih mirip dengan bebatuan kecil warna- warni penghias aquarium, terkadang lonjir, terkadang bulat namun bersdudut- sudut. Hal ini karena memang asteroid adalah batu ruang angkasa. Sementara itu permukaan asteroid juga tidak rata, namun terdapat lubang maupun kawah.

Mengorbit pada matahari

Sebagian besar benda langit memang memiliki aktivitas sama yaitu mengorbit mengelilingi matahari. Tidak hanya planet saja, namun asteroid juga mengorbit matahari. Asteroid memiliki lintasannya sendiri untuk mengorbit terhadap matahari yang berbentuk lonjong atau elips. Dalam berputar mengelilingi matahari, asteroid berputar- putar dan terkadang hingga terjatuh tak tentu arah. Keadaan yang demikian inilah yang terkadang membuat bahaya karena apabila menabrak Bumi maka permukaan Bumi akan rusak dan dapat merusak kehidupan makhluk hidup di Bumi.

Tersusun atas debu dan es

Elemen yang menyusun asteroid terdiri atas debu dan juga es. Debu- debu menjadi beku karena keberadaan es ini, ditambah dengan jarak yang cukup jauh dari matahari. Debu dan partikel ini sangat keras sehingga menyebabkan asteroid adalah benda yang sangat keras dan berbahaya.

Memiliki ukuran yang lebih kecil daripada planet kerdil

Asteroid adalah benda langit yang memiliki ukuran kecil. Ukuran asteroid lebih kecil daripada planet kerdil yang dulu lebih dikenal dengan planet pluto. Ukran dari asteroid ini ada yang memiliki diameter sekitar 1 mil hingga 60 mil.

Jumlah terbanyak terdapat di sabuk asteroid yakni diantara Mars dan Jupiter

Jumlah asteroid sangatlah banyak di luar angkasa sana, ada ribuan. Asterid tersebar di seluruh bagian langit, namun yang paling banyak terdapat di sabuk asteroid yaitu di antara orbit planet Mars dan Jupiter. Di sabuk asteroid ini jumlah asteroid sekitar 750.000 asteroid.

Benda langit yang tidak aktif

Asteroid adalah salah satu benda langit yang tidak aktif, meskipun benda ini bergerak bebas di angkasa. Benda ini hanya mengorbit matahari saja dan tidak aktif seperti meteor.

Memiliki suhu sangat dingin

Asteroid merupakan benda yang suhunya sangat dingin. Adapun suhu benda ini mencapai -73 derajat Celcius.

Memiliki permukaan yang berbatu

Asteroid merupakan benda langit yang memiliki permukaan yang tidak halus namun berbatu. Selain berbatu, permukaan asteroid juga banyak terdapat kawah.

Jumlahnya banyak sekali dan tersebar di seluruh tata surya

Selain terdapat di sabut asteroid, asteroid juga banyak terdapat di luar angkasa yang beredar bebas.

Sumber :

Asteroid


Definisi kata Asteroid adalah star-like atau seperti bintang. Definisi ini menjelaskan penampakan visual asteroid dari teleskop namun tidak sesuai dengan sifat fisisnya. Asteroid yang dulu di sebut dengan planet kecil atau minor planet, kini setelah pendefinisian ulang planet pada International Astronomical Union (IAU) tahun 2006 diubah istilahnya menjadi small solar-system bodies atau benda kecil tata surya. Kandungan mineral yang dimilikinya dapat membuat asteroid sebagai sumber bahan baku. Sehingga tidak perlu lagi membawa bahan baku dari bumi jika ingin membangun koloni di luar angkasa. Besi, Nikel, susunan karbon dan bahkan air terkandung dalam asteroid.

Berbeda dengan planet, asteroid memiliki ukuran yang lebih kecil dan asimetris. Tetapi karena komposisi yang dimilikinya mirip dengan planet, muncul ide bahwa Asteroid berasal dari pecahan planet yang berbenturan dengan benda kecil atau pecahan dari proses bertabraknya benda angkasa. Namun, asteroid juga diprediksi sebagai sisa komet yang telah habis menjalani masa hidupnya. Ide ini muncul karena beberapa asteroid memiliki orbit yang serupa dengan orbit komet.

Berdasarkan variasi warnanya, asteroid di bagi menjadi beberapa kelas taksonomi. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menyetarakan kelas-kelas ini dengan kelas meteorit yang memiliki kemiripan dalam profil spektranya. Tipe C (dari Carbonaceous) yang mendominasi populasi asteroid hingga 60% memiliki warna biru, hampir datar tidak berfitur, mirip dengan meteorit jenis chondrit carbonaceous. Tipe S (Silicaceous) mendominasi populasi kedua memiliki warna
yang lebih merah, dan spektra seperti meteorit besi-batuan. Kedua tipe ini adalah jenis yang mencakup sebagian besar asteroid. Jenis lainnya yang lebih sedikit adalah Tipe E untuk enstatite, M untuk mettalic, dan R untuk red.

Kecerlangan


Kecerlangan tampak dari asteroid bergantung oleh ukuran objek dan jarak dari bumi. Karena asteroid dan Bumi selalu bergerak, maka dibuatlah istilah magnitudo mutlak yang mengindikasikan kecerlangan intrinsik, bergantung pada jaraknya. Dikatakan magnitudo mutlak asteroid berarti magnitudo asteroid yang diandaikan 1 AU dari Bumi. Beberapa peneliti menggunakan simbol g, H atau simbol B(1,0) untuk magnitudo mutlak di dalam biru dan V(1,0) untuk kuning atau visual. Pada tugas akhir ini, digunakan simbol H seperti yang dipakai oleh program NEA dari NASA sebagai sumber data. Kecerlangan tampak tidak hanya bergantung pada jarak dan ukuran asteroid, tetapi juga dipengaruhi oleh derajat iluminasinya atau fase dari asteroid. Seperti bulan pada fase penuh lebih terang dibandingkan dengan saat fase bulan sabit, kecerlangan asteroid juga dipengaruhi posisi orbit asteroid ketika diamati.

Kecerlangan pada fase penuh adalah 0,3 magnitudo lebih terang dibandingkan dengan fase parsialnya. Bentuk yang tidak beraturan dan rotasinya mengakibatkan kecerlangan tampak berubah-ubah. Dengan mengamati perubahan ini pada setiap waktu, dapat ditentukan bentuk dari asteroid. Namun tidak sesederhana yang dikira, bentuk dan amplitudo dari kurva cahaya juga bergantung pada sumbu rotasi asteroid. Sehingga diperlukan pengambilan kurva cah
aya pada beberapa bagian orbit asteroid. Albedo atau daya pantul permukaan asteroid yang diberi simbol p juga mempengaruhi kecerlangannya. Beberapa asteroid dapat memantulkan 3 atau 4% cahaya matahari yang menyinarinya. Asteroid lain mampu memantulkan 40% dari cahaya datang bergantung dengan komposisi mineral pada permukaan asteroid.

Cahaya matahari yang tidak dipantulkan diserap oleh asteroid yang menyebabkan asteroid memanas hingga mencapai titik kesetimbangan. Lalu panas yang berlebih diradiasikan sebagai radiasi inframerah. Karena albedo bergantung pada komposisi mineral asteroid, maka dapat dibedakan berdasarkan kelas spektralnya.

Diameter Asteroid


Dari data pengamatan, Bowell dan Lumme tahun 1979 membuat sebuah persamaaan empiris untuk menghubungkan diameter asteroid dengan albedo p dan magnitudo mutlak H asteroid. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
image

Rentang diameter untuk asteroid berkisar antara ratusan meter hingga beberapa
kilometer.