Apa yang anda ketahui tentang Albert Einstein?

Albert Einstein

Albert Einstein adalah salah satu ilmuan yang sangat terkenal hingga saat ini. Apakah anda punya cerita-cerita menarik tentang Albert Einstein ?

Berikut kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Albert Einstein

1. Tidur 10 jam

Tidur memang dikatakan baik untuk tumbuh kembang otak. Namun Einstein dilaporkan tidur hingga sedikitnya 10 jam dalam sehari. Kabarnya, salah satu ide dari teori yang melejitkan nama Einstein, teori relativitas konon muncul ketika pria ini bermimpi tentang sapi-sapi yang disetrum.

Saat tidur, otak seseorang memasuki serangkaian siklus dalam kurun 90-120 menit pertama. Siklus ini dimulai dari tidur ringan, tidur dalam dan fase yang dikaitkan dengan mimpi, REM (Rapid Eye Movement). Namun 60 persen tidur seseorang tidak sampai pada fase REM ini (fase tidur non-REM). Menurut Stuart Fogel, ahli saraf dari University of Ottawa, tidur non-REM ditandai dengan munculnya semburan aktivitas otak yang cepat yang disebut ‘spindle events’ sebab bila dilihat dari EEG, fase ini diperlihatkan dalam bentuk gelombang berporos yang bergerak zigzag.

Menariknya, makin banyak ‘spindle events’ yang terjadi, itu menunjukkan bahwa yang bersangkutan memiliki intelijensia yang lebih cair (fluid intelligence), kemampuan untuk menyelesaikan persoalan baru, menggunakan logika dalam menghadapi situasi baru dan mengidentifikasi pola-pola, tipe kecerdasan yang dimiliki Einstein.

2. Jalan kaki

Saat masih bekerja di Princeton University, New Jersey, Einstein terbiasa jalan kaki sejauh 2 kilometer atau lebih saat pulang dan pergi. Ia mengikuti kebiasaan jenius lainnya, seperti Charles Darwin yang konon menghabiskan waktu sebanyak 3 kali 45 menit setiap hari untuk jalan kaki.

Kebiasaan ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kebugaran tubuh, tetapi sudah banyak yang membuktikan bahwa jalan kaki meningkatkan daya ingat, kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. Apalagi jika jalan kakinya dilakukan di luar ruangan. Jalan kaki dikatakan mampu meredam aktivitas salah satu bagian otak, yaitu frontal lobes yang diketahui berperan penting dalam menentukan daya ingat dan kemampuan bahasa. Ternyata dengan begini, otak dapat mengadopsi pola pikir yang sama sekali berbeda dengan biasanya, yang kemudian memicu kreativitas.

3. Makan spaghetti

Suatu ketika Einstein pernah mengatakan bahwa salah satu hal yang disukainya dari Italia adalah spaghetti. Tetapi apa hubungannya dengan kejeniusan Einstein? Otak diketahui menghabiskan 20 persen energi dalam tubuh meski beratnya tak lebih dari 2 persen. Padahal konon otak Einstein hanya seberat 1,230 gram atau lebih kecil dari berat otak rata-rata yaitu 1.400 gram.

Namun pada dasarnya otak lebih memilih ‘bahan bakar’ dari gula sederhana seperti glukosa, atau turunan dari karbohidrat. Sebab sel saraf di otak membutuhkan suplai terus-menerus dan hal ini bisa dipenuhi dengan cepat oleh gula.

Sayangnya, otak tidak memiliki mekanisme untuk menyimpan energi sehingga ketika ‘bahan bakar’ glukosa mereka habis, maka kemampuan otak juga akan menurun dengan cepat.

Leigh Gibson, pengajar psikologi dan fisiologi dari University of Roehampton mengatakan spaghetti bisa jadi ‘bahan bakar’ otak yang baik tetapi tidak dapat dikonsumsi secara berlebihan. “Riset membuktikan karbohidrat yang bermanfaat bagi tubuh itu hanya sebanyak 25 gram. Lebih dari itu, kemampuan otak Anda yang akan jadi korbannya,” terangnya.

4. Tak pakai kaos kaki

Saat masih muda, Einstein menemukan fakta bahwa kaki yang besar akan membuat lubang di kaos kaki. Dari situ ia bertekad untuk berhenti memakai kaos kaki. Bahkan kemudian ia lebih suka memakai sandal tali milik sang istri, Elsa.

Kebiasaan tidak memakai kaos kaki sekilas tidak ada hubungannya dengan kejeniusan Einstein. Namun sejumlah studi menyebut ini menunjukkan cara berpakaian Einstein yang kasual. Padahal cara berpakaian kasual dikaitkan dengan rendahnya performa otak dalam pola pikir abstrak. Di sisi lain, ini sesuai dengan tipe kecerdasan Einstein yang lebih mengandalkan cara berpikir yang logis.

Albert Einstein : Bukan Mencari Medali

Einstein adalah seorang ilmuwan besar, mungkin salah satu yang terbesar sepanjang sejarah. Sudah sering ia mendapatkan penghargaan karena berbagai karya ilmiahnya. Akan tetapi, di aterkenal tak acuh terhadap penghargaannya tersebut. Jika tidak diingatkan berulang kali oleh istrinya, Einstein mungkin sudah lupa mengambil dua buah medali yang dianugerahkan oleh British Royal Society dan Royal Astronomical Society di Kementerian Luar Negeri AS. Setelah mengambilnya pun, Einstein yang tak pernah gagal dalam matematika ini merasa tak ada yang istimewa.

Salah satu hal yang paling ia sukai adalah pergi menonton film bersama istrinya di bioskop. Suatu saat, setelah menikmati sebuah flm, dalam perjalanan pulang istrinya bertanya seperti apa bentuk medali tersebut. Akan tetapi, Einstein menjawab tidak tahu karena belum membukanya sama sekali.

Suatu hari, Einstein membaca surat kabar dan melihat artikel mengenai Neils Bohr yang mendapatkan medali American Banard Medal. Pada artikel tersebut juga mencantumkan namanya sebagai penerima medali pada periode sebelumnya. Penghargaan itu hanya diberikan secara rutin empat tahun sekali kepada ilmuwan dunia pilihan. Setelah membaca artikel tersebut, Einstein menunjukkannya pada istrinya dan menanyakan apakah itu benar karena ia tidak ingat sama sekali pernah menerimanya.

Itulah Einstein, seorang ilmuwan sunia yang tak mengenal tanda penghargaan pda saat menghadiri sebuah acara di Prussian Academy. Seorang tokoh penting bernama Walter Nernst menghampiri Einstein, ia tertarik dengan gaya pakaian Einstein yang tidak menempelkan medali Pour le Merit.

“Apakah istri Anda lupa memasangkannya di baju Anda?” tanya Walter.
“Tidak, dia ingat. Aku saja yang tdak mau memakainya” Jawab Einstein.

Begitulah Einstein. Dia senang pekerjaannya dihargai tapi bukan tujuan akhir hidupnya untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Ia bekerja bukan untuk mendapatkan medali atau piala. Dia bekerja untuk memecahkan masalah yang ia temukan dalam keilmuannya.

Tidak semua hal yang penting dapat dihitung, dan tidak semua yang dapat dihitung itu penting.

Albert Einstein, Ilmuwan penemu teori relativitas

Referensi

Purna, Assep. 2011. 101 Kisah Inspiratif. Jakarta : Gagas Media.

1 Like