Apa yang Anda ketahui tentang Akuntansi Syariah?

image|690x350

Seiorng perkembangan literasi ekonomi syariah maka sistem keuangan juga akan mengikuti dengan prinsip Islam. Apa yang Anda ketahui tentang Akuntansi Syariah ?

1 Like

Definisi akuntansi syariah


Sederhananya, akuntansi syariah dapat dijelaskan melalui akar katanya, yaitu akuntansi dan syariah. Akuntansi secara umum diartikan sebagai identifikasi transaksi yang kemudia diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Sedangkan syariah diartikan sebagai aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia.

Akuntansi dalam bahasa Arabnya disebut “Muhasabah” yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah, atau wazan yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah, artinya menimbang, memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu. Kata “hisab” banyak ditemukan dalam Al-Qur’an dengan pengertian yang hampir sama, yaitu berujung pada jumlah atau angka, seperti Firman Allah SWT :

  1. QS.Al-Isra’(17):12 “….bilangan tahun-tahun dan perhitungan….”

  2. QS.Al-Thalaq(65):8 “…. maka kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras…”

  3. QS.Al-Insyiqah(84):8 “…. maka dia akan diperiksa dengan pemerikasaan yang mudah…”

Kata hisab dalam ayat-ayat tersebut menunjukkan pada bilangan atau perhitungan yang ketat, teliti, akurat, dan accountable. Oleh karena itu, akuntasi adalah mengetahui sesuatu dalam keadaan cukup, tidak kurang dan tidak pula lebih. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Akuntansi Syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, dan pelaporan melalui dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah yaitu tidak mengandung zhulum (kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang haram, dan membahayakan. Di bawah ini merupakan konsep dari akuntansi Islam menurut Gambling dan Karim.

Berdasarkan definisi dari akar kata tersebut maka akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Informasi yang disajikan oleh akuntansi syariah untuk pengguna laporan lebih luas tidak hanya data finansial tetapi juga mencakup aktivitas perusahaan yang berjalan sesuai dengan syariah serta memiliki tujuan sosial yang tidak terhindarkan dalam Islam, misalnya adanya kewajiban membayar zakat.

Akuntansi Syari’ah adalah akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya akuntansi ini tidak hanya sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi juga sebagai suatu metode menjelaskan bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan dalam masyarakat Islam. Akuntansi Syari’ah termasuk didalamnya isu yang tidak biasa dipikirkan oleh akuntansi konvensional. Perilaku manusia diadili di hari kiamat. Akuntansi harus dianggap sebagai salah satu derivasi/hisab yaitu menganjurkan yang baik dan melarang apa yang tidak baik.

Perbedaan prinsip dan kaidah dalam akuntansi syariah dan akuntansi konvensional


Untuk membedakan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah dalam akuntansi syariah dan akuntansi konvensional, dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Persamaan kaidah akuntansi syariah dan akuntansi konvensional, terdapat pada hal sebagai berikut:

    • Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi.

    • Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun pembukuan keuangan.

    • Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal.

    • Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang.

    • Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income dengan cost.

    • Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan.

    • Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.

  2. Perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi konvensional, menurut Harahap (2004) dalam International Scientific Conference: View Of Islamic Culture Approach For Accounting Research di Osaka.

Dengan demikian, dapat diketahui, bahwa perbedaan antara sistem akuntansi syariah Islam dengan Akuntansi Konvensional adalah menyentuh soalsoal inti dan pokok, sedangkan segi persamaannya hanya bersifat aksiomatis

Tujuan akuntansi syariah


Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam sistem Islam mengarah pada tercapainya kebaikan kesejahteraan. begitupun halnya dengan akuntansi syariah yang di dalamnya mengandung aturan Islam. Tiga (3) sasaran hukum Islam yang menunjukan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta dan isinya.

  1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan Lingkungannya,

  2. Tegaknya keadilan didalam masarakat,

  3. Tercapainya maslahah (puncak sasaran): Selamat agama, jiwa, akal, keluarga dan keturunannya, harta benda.

Dengan demikian, tujuan akuntansi syariah adalah merealisasikan kecintaan utama kepada Allah SWT, dengan melaksanakan akuntabilitas ketundukan dan kreativitas, atas transaksi-transaksi, kejadian-kejadian ekonomi serta proses produksi dalam organisasi, yang penyampaian informasinya bersifat material, batin maupun spiritual, sesuai nilai-nilai Islam dan tujuan syariah. Secara umum tujuan akuntansi syariah mencakup: (1) membantu mencapai keadilan sosio-ekonomi (Al Falah) dan (2) mengenal sepenuhnya kewajiban kepada Tuhan, masyarakat, individu sehubungan dengan pihak-pihak yang terkait pada aktivitas ekonomi yaitu akuntan, auditor, manajer, pemilik, pemerintah dsb sebagai bentuk ibadah.

Referensi

Khaddafi, Muammar et al… 2017. Akuntansi Syariah Meletakkan Nilai-nilai Syariah Islam dalam Ilmu Akuntansi. Medan : Penerbit Madenatera.