Apa yang Anda ketahui mengenai bauran ritel (retail mix)?

Apa yang Anda ketahui mengenai bauran ritel (retail mix) ?

Apa yang Anda ketahui mengenai bauran ritel (retail mix) ?

Bauran Ritel (retail mix)


Bauran ritel (retail mix) adalah strategi pemasaran yang mengacu pada beberapa variabel, di mana peritel dapat mengkombinasikan variabel-variabel tersebut menjadi jalan alternatif dalam upaya menarik konsumen. Variabel tersebut pada umumnya meliputi faktor-faktor seperti variasi barang dagangan dan jasa yang ditawarkan, harga, iklan, promosi, tata ruang, desain toko, lokasi toko, dan pengelolaan barang dagangan. Untuk menjaga kelangsungan hidup serta kemajuan dan keunggulan dalam bisnis ritel yang semakin kompetitif, maka pengelola bisnis harus berupaya menerapkan strategi berupa program bauran penjualan ritel yang diharapkan dapat memunculkan minat beli konsumen (Utami, 2010).

Tujuan


Berman dan Evans (2010) menyatakan bahwa orientasi dari pada pedagang eceran adalah :

  1. Orientasi Terhadap Konsumen
    Pengecer harus menentukan sifat-sifat dan keinginan para konsumen, pada umumnya konsumen menginginkan dapat membeli barang atau jasa yang terbaik dengan uang yang mereka miliki dan mereka dapat berbelanja disatu tempat sehingga mengurangi jumlah waktu perjalanan yang harus mereka lakukan.

  2. Usaha Koordinasi
    Pengecer paling berhasil adalah mereka yang dapat mengkoordinasikan perencanaan dan menyusun aktivitas secara menyeluruh untuk mencapai efisiensi yang maksimum.

  3. Orientasi Terhadap Tujuan
    Pengecer menetapkan satu atau lebih tujuan yang ingin diraih, tujuan itu meliputi :

  • Tujuan pada penjualan
  • Tujuan pencapaian keuntungan
  • Tujuan terhadap pemuasan publik
  • Tujuan penciptaan citra perusahaan

Jenis-jenis


Jenis Retailling Menurut Kotler dan Keller (2009) mengklasifikasikan pengecer berdasarkan line produk yang mereka jual, yaitu :

  1. Pengecer Toko (Store Retailling) yang termasuk dalam kategori ini adalah :
  • Toko Khusus (Speciality Store) Adalah toko spesial yang menjual lini produk sempit dengan suatu ragam barang yang terdapat di dalam lini tersebut. Dalam hal ini, retailer mencoba untuk melayani konsumen dari satu atau sejumlah kecil segmen pasar dengan cara menyediakan produk-produk khusus. Pada umumnya volume tidak terlalu besar, milik pribadi, dan badan hukumnya berbentuk usaha perorangan, firma atau CV. Toko khusus dapat diklasifikasikan menurut tingkat kekhususan lini produknya, yaitu :
  1. Tipe, pilihan, dan mutu produk

  2. Harga

  3. Ukuran

  • Toko Serba Ada (Departement Store) Adalah lembaga eceran yang menawarkan berbagai macam lini produk dengan mutu pilihan. Biasanya toko seperti ini mempunyai volume usaha yang besar, kondisi keuangannya lebih kuat dan badan hukumnya berbentuk perseorangan atau paling tidak berbentuk CV.
    Ada dua macam departement store retailling, yaitu :
  1. Line Departement Store
    Menawarkan sejumlah besar jenis barang dagangan.
  2. Limited Line Departement Store Menawarkan beberapa macam barang, pada umumnya barang-barang lunak seperti pakaian, sprei dengan orientasi model dan harga yang mahal.
  • Toko Kebutuhan Sehari-hari (Convenience Store) adalah toko yang relatif kecil dan terletak di daerah pemukiman atau di jalur high traffic, memiliki jam buka yang panjang (24 jam) selama tujuh hari dalam seminggu, dengan tingkat perputaran yang tinggi dan menjual lini produk convenience yang terbatas seperti minuman, makanan ringan, permen, rokok, dan lain-lain.
  • Pasar Swalayan (Supermarket) Adalah toko dengan operasi relatif besar, berbiaya tinggi, margin rendah, volume tinggi. Swalayan dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti produk-produk bahan makanan, daging, ikan segar, sayur, buah-buahan, minuman kaleng, cucian, dan produk-produk perawatan rumah tangga.
  • Toko Diskon (Discount Store) Adalah toko yang menjual secara reguler barang-barang standar dengan harga lebih murah karena mengambil margin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang lebih tinggi. Umumnya menjual merek nasional, bukan barang bermutu rendah. Saat ini pengecer diskon telah bergerak dari barang dagangan umum ke khusus, seperti toko diskon alat-alat olahraga, toko elektronik, dan toko buku.
  • Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailers) Adalah pengecer yang membeli pada harga yang lebih rendah dari pada harga grosir dan menetapkan harga konsumen lebih rendah dari pada harga eceran. Mereka cenderung menjual persediaan barang dagangan yang berubah-ubah dan tidak stabil biasanya berupa barang sisa, tidak laku dan cacat yang diperoleh dengan harga lebih rendah dari produsen atau pengecer lainnya. Pengecer potongan harga telah berkembang pesat dalam bidang pakaian, aksesoris dan perlengkapan kaki.
  • Toko Super (Superstore) Adalah kombinasi dari supermarket dan discount store (toko yang menyediakan sejumlah besar barang dengan harga murah).
Referensi

http://digilib.unila.ac.id/14125/16/BAB%20II.pdf

Bauran ritel (retail mix) menurut Loudon dan Bitta dalam Utami (2010)“ there are several factors that influence consumer store choice behavior. They are include store location, physical design, assortment, prices, advertising, sales promotion, personel, and service”.

Dari pengertian tersebut dapat di artikan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan dalam memilih suatu toko. Diantaranya lokasi toko, bukti fisik, ragam ragam produk, harga, iklan, promosi pejualan, perorangan dan pelayanan. jadi konsumen akan memilih untuk berbelanja di toko atau tempat tertentu saja apabila konsumen merasa bauran ritel di toko tersebut sesuai dengan prioritas konsumen. sedangkan menurut (Kotler dan Keller 2009) pengecer (retailer) atau toko eceran adalah semua badan usaha yang volume penjualannya datang dari penjual eceran.

Bauran pemasaran eceran ( Retailing Mix ) memiliki peranan penting dan berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Utami (2010) mengemukakan bahwa unsur-unsur dalam bauran ritel meliputi produk, harga, promosi, lokasi, presentasi dan personalia.

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide (Kotler dan Keller, 2009). Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh sebuah toko atau department store dalam memilih produk yang dijualnya yaitu variety (kelengkapan produk), width or breath (produk pelengkap), depth (jenis produk yang bermacam), consistency (produk yang sesuai keinginan konsumen harus dijaga kelengkapan, kualitas, dan harga) dan balance (menyesuaikan jenis dan macam-macam produk yang dijual dengan pasar sasarannya).

Tingkat harga pada suatu toko dapat mempengaruhi cara berpikir konsumen terhadap unsur-unsur lain dari bauran ritel. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan harga adalah pasar sasaran, persaingan, biaya produk yang akan dijual, aturan harga dalam bauran ritel, karakteristik barang dagangan, dan pertimbangan-pertimbangan hukum.

Lokasi adalah faktor utama dalam pemilihan toko konsumen. Hal ini merupakan keuntungan bersaing yang tidak mudah ditiru. Pemilihan lokasi yang tepat mempunyai keuntungan yaitu pertama, merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi fleksibilitas masa depan ritel itu sendiri. Kedua, lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis ritel pada masa yang akan datang.

Promosi merupakan kegiatan yang mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku konsumen terhadap suatu toko ritel dengan segala penawarannya. Berman dan Evans (2001) membagi promosi dalam beberapa tipe, di antaranya ; point of purchase , kontes, kupon, program belanja, undian, contoh gratis, demontrasi, pemberian hadiah yang diadakan pada peristiwa khusus. Promosi merupakan alat komunikasi untuk menghubungkan keinginan pihak peritel dengan konsumen untuk memberitahu, membujuk, dan mengingatkan konsumen agar mau membeli produk yang dijual dari keuntungan dan manfaat yang diperolehnya.

Presentasi atau fasilitas fisik merupakan faktor penentu dalam mendominasi pasar yang diinginkan oleh perusahaan, karena penguasaan pasar dapat dicapai apabila perusahaan mendapat kedudukan yang baik sehingga menciptakan citra perusahaan bagi para konsumennya. Presentasi dalam gerai ritel memiliki peran penting dalam memikat konsumen, membuat konsumen merasa nyaman dalam berbelanja dan mengingatkan mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu dimiliki baik untuk keperluan pribadi maupun rumah tangga.

Personalia meliputi pelayanan pelanggan dan penjualan pribadi. Pelayanan didefinisikan sebagai aktivitas, manfaat, kepuasan dari sesuatu yang ditawarkan dalam penjualan. Para pengusaha bisnis ritel harus dapat menyesuaikan jenis layanan yang ditawarkan dengan unsur-unsur lainnya dalam bauran ritel.

Jenis-jenis pelayanan dalam bauran ritel antara lain :

  1. Waktu pelayanan toko (jam operasional toko),
  2. Pengiriman barang,
  3. Penanganan terhadap keluhan dari konsumen,
  4. Penerimaan pesanan melalui telepon dan pos,
  5. Menyediakan fasilitas parkir.

Berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan di atas dapat membedakan pelayanan antara toko satu dengan yang lain, sehingga dapat disimpukan bahwa semakin lengkap dan memuaskan pelayanan yang diberikan oleh department store , maka besar kemungkinan konsumen akan tertarik untuk memilih berbelanja di department store yang bersangkutan.

Penerapan retailing mix yang tepat diharapkan dapat membangun komitmen dan pembentukan loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka. Usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui beberapa tahapan, mulai dari mencari pelanggan potensial sampai partners dalam Utami (2010).

Bauran Ritel yaitu kombinasi 6P untuk menjual barang dan jasa pada konsumen akhir. Bauran ritel terdiri dari enam P, empat P kombinasi pemasaran (product, place, price, dan promotion) ditambah personnel dan presentation (Lamb, 2001).

Produk

1. Pengertian Produk

Produk diartikan sebagai suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba termasuk kemasan, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya (Swastha, 1998) .

Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, dikonsumsi sehingga memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk bisa berupa benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001)

Menurut Assauri dalam Widarti (2003: 15) produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan untuk digunakan oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasannya. Dari beberapa definisi di atas, maka yang di maksud produk dalam penelitian adalah merchandise, yaitu produk-produk yang dijual dalam gerai.

2. Klasifikasi Produk atau Barang Konsumen

Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk untuk tujuan bisnis. Berdasarkan pada kebiasaan konsumen dalam berbelanja, yang dicerminkan dalam tiga aspek berikut-usaha yang dilakukan untuk sampai pada suatu keputusan pembelian, atribut-atribut yang digunakan dalam pembelian, dan frekuensi pembelian-barang konsumen diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:

a) Convenience Goods: yaitu barang- barang yang relatif murah yang sering dibeli oleh para pembeli. Contoh: sabun, makanan dan lain-lain.
b) Shopping Goods: yaitu barang yang dibeli setelah adanya pertimbangan yang masak. Kriteria pertimbangannya meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing barang Contoh: meubel, perhiasan, pakaian.

c) Speciaity Goods: yaitu barang yang mempunyai daya tarik khusus bagi konsumen terlepas dari harganya. Contoh: kebutuhan akan barangbarang mewah, mobil, camera, dll.

d) Unsought Goods merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya.

Harga

1. Pengertian Harga

Harga sebagai sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, dkk 2001). Menurut Kotler dan Armstrong (2001) harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Sedangkan menurut Swasta (1998) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanaannya. Dari pengertian tersebut, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai dari barang yang dijual atau dibeli.

2. Harga dalam Bauran Ritel

Salah satu unsur penting lain dalam bauran eceran adalah harga. Penting untuk memahami bahwa tujuan puncak eceran adalah untuk menjual produk kepada konsumen dan bahwa harga merupakan hal penting dalam memastikan penjualan (Lamb, 2001:104). Harga juga merupakan elemen kunci bagi strategi toko eceran dalam memposisikan diri dan pengklasifikasian. Harga yang lebih tinggi sering menunjukkan tingkat kualitas, dan ini membantu memperkuat citra prestisius para pengecer (Lamb, 2001).

Harga merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan konsumen dalam menentukan keputusan pembeliannya. Penilaian harga masih memberikan pengaruh yang besar bagi konsumen untuk memilih barang maupun toko atau penjual tertentu (Asri dalam Komsatun, 2005).

Lokasi

1. Pengertian Lokasi

Lokasi dapat diartikan sebagai tempat, kedudukan secara fisik yang mempunyai fungsi strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha (Swastha, 1998). Menurut Manullang dalam Yuliani (2005) lokasi atau tempat atau letak adalah tempat dimana perusahaan itu didirikan. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau biasanya akan menjadi pilihan bagi konsumen dalam menentukan keinginan dan kebutuhannya. (Sriyadi dalam Sahar, 2008)

2. Pemilihan Lokasi

Unsur lain dalam bauran eceran adalah tempat atau lokasi. Memilih lokasi yang baik merupakan keputusan yang penting. Pertama-tama, ia merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi fleksibilitas masa depan pengecer itu sendiri. Apakah si pengecer menyewa atau membeli, keputusan lokasi mempunyai implikasi yang permanen. Kedua, lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan di masa depan. Area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga ia dapat mempertahankan keberlangsungan toko semula dan toko-toko di masa mendatang. Terakhir, lingkungan setempat dapat saja berubah setiap waktu. Jika nilai lokasi memburuk, toko tersebut mungkin saja harus dipindahkan atau ditutup (Lamb, 2001).

Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan

Unsur lain dalam bauran eceran adalah tempat atau lokasi. Memilih lokasi yang baik merupakan keputusan yang penting. Pertama-tama, ia merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi fleksibilitas masa depan pengecer itu sendiri. Apakah si pengecer menyewa atau membeli, keputusan lokasi mempunyai implikasi yang permanen. Kedua, lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan di masa depan. Area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga ia dapat mempertahankan keberlangsungan toko semula dan toko-toko di masa mendatang. Terakhir, lingkungan setempat dapat saja berubah setiap waktu. Jika nilai lokasi memburuk, toko tersebut mungkin saja harus dipindahkan atau ditutup (Lamb, 2001).

2. Layanan pelanggan (customer service)

merupakan aktivitas dan program yang dilakukan oleh ritel untuk menciptakan pengalaman berbelanja dan lebih bersifat memberikan penghargaan kepada pelanggan. Aktivitas ini meningkatkan nilai penerimaan pelanggan, bukan hanya sekedar barang atau jasa yang dibelinya. (Utami, 2006).

Promosi

Strategi promosi mencakup eceran mencakup pengiklanan, hubungan masyarakat dan publisitas publik, dan promosi penjualan. Tujuannya adalah untuk membantu memposisikan suatu toko dalam benak konsumen (Lamb, 2001).

Presentation (Penampilan Toko Eceran)

Penampilan toko eceran membantu menentukan citra toko dan memposisikan toko eceran dalam benak konsumen. Sebagai contoh, sebuah pengecer yang ingin memposisikan dirinya sebagai toko berskala atas akan menggunakan penampilan yang mewah atau canggih.

Elemen utama dari penampilan toko adalah suasana (atmosphere) yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi, dan lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana toko antara lain; karakteristik karyawan, jenis barang dagangan, jenis perlengkapan tetap, bunyi suara, aroma, dan faktor visual. Suasana dapat menciptakan perasaan yang santai atau sibuk, kesan mewah atau efisien, sikap ramah atau dingin, terorganisir atau kacau, atau suasana hati menyenangkan atau serius (Lamb, 2001)