Apa yang anda ketahui dari upacara pernikahan ngehawa'k

Pernikahan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual. Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan, sebelum melakukan perkawinan penduduk suku dayak upacara ngehawa’k.

Apa sih ngehawa’k itu?

Upacara ini merupakan penobatan calon pengantin untuk memasuki gerbang perkawinan. Pemilihan hari dan tanggal perkawinan disesuaikan dengan bulan Arab atau bulan Hijriah yang baik. Biasanya pelaksanaan upacara perkawinan tidak melewati bulan purnama. . Upacara Pernikahan (Ngehawa’k)

Upacara Pernikahan atau Ngehawa’k ini merupakan upacara umum yang sering dilakukan jika ada masyarakat Dayak yang hendak menikah, disini akan banyak benda-benda Adat yang ditampilkan, tergantung dari keturunan sang mempelai wanita arau pria. Jika wanita keturunan bangsawan maka pria wajib menyediakan sesuai dengan permintaan dari wanita. Disinilah benda-benda adat bisa diuangkan seperti yang saya jelaskan diatas. Upacara Ngehawa’k ini akan ada namanya hukum adat jika kelak terjadi perceraian, dimulai dari denda benda adat dan hukum adat sesuai dengan kesalahan dari kedua belah pihak, dan denda atau hukuman adat ini tidaklah ringan atau kecil karena ini sama halnya melanggar adat istiadat dari ADAT DAYAK itu sendiri.

Kegiatan pada upacara perkawinan ini antara lain:

  1. Badua Salamat Pengantin.
    Hal ini ditujukan untuk keselamatan pengantin dan seluruh keluarga yang melaksanakan upacara perkawinan itu. Dalam hal ini pembacaan doa-doa dipimpin oleh Penghulu atau Ulama terkemuka di kampung tersebut. Selesai prosesi tersebut para undangan dipersilahkan menikmati hidangan yang telah disediakan. Hal ini berlangsung hingga acara Maarak Pengantin.

  2. Bahias atau Merias Pengantin.
    Sekitar jam 10 pagi, tukang rias sudah datang ke rumah mempelai wanita untuk merias. Kegiatan ini meliputi tata rias muka, rambut dan pakian, serta kelengkapan lainnya seperti Palimbayan dan lainnya. Bagi pengantin pria, bahias ini dilakukan setelah sholat Zuhur.

  3. Maarak Pengantin.
    Apabila pihak pengantin sudah siap berpakaian, maka segera dikirim utusan kepada pihak pria bahwa mempelai wanita sudah menunggu kedatangan mempelai pria. Maka kemudian diadakanlah upacara Maarak Pengantin. Pada waktu maarak pengantin biasanya diiringi dengan kesenian Sinoman Hadrah atau Kuda Gepang. Pihak wanita juga mengadakan hal yang sama untuk menyambut mempelai pria juga untuk menghibur para undangan.

  4. Batatai atau Basanding.
    Kedatangan pengantin pria disambut dengan Salawat Nabi dan ketika Salawat itu dikumandangkan pengantin wanita keluar dari dinding kurung untuk menyambut pengantin pria. Di muka pintu, pengantin pria disambut oleh pengantin wanita, untuk beberapa saat mereka bersanding di muka pintu, kemudian mereka di bawa ke Balai Warti untuk bersanding secara resmi.

    Apabila telah cukup waktu bersanding, kedua mempelai diturunkan dari Balai Warti untuk kemudian dinaikkan keusungan atau dinamakan Usung Jinggung, yang diiringi kesenian Kuda Gepang. Setelah di Usung Jinggung kedua mempelai disandingkan di petataian pengantin yang disebut Geta Kencana. Kemudian dilanjutkan dengan sujud kepada orang tua pengantin wanita dan para hadirin serta memakan nasi pendapatan (Badadapatan). Setelah itu kedua pengantin berganti pakaian untuk istirahat.