Baruch de Spinoza adalah filsuf keturunan Yahudi dari keluarga yang bermigrasi ke Belanda. Pikiran-pikirannya berakar dalam tradisi Filsafat Yahudi yang dirintis sejak Philo yang menggabungkan agama Yahudi dengan Filsafat Yunani. Ciri pokok pemikiran Yahudi adalah usaha memadukan ilmu pengetahuan dan mistik.
-
Spinoza percaya bahwa agama Kristen atau Yahudi hanya dihidupkan oleh dogma yang kaku dan ritual lahiriah.
-
Spinoza adalah orang pertama yang menerapkan apa yang kita sebut penafsiran historis-kritis atas Bibel.
-
Salah satu pilar filsafat Spinoza sesungguhnya adalah melihat segala sesuatu dari perspektif keabadian.
-
Spinoza menyamakan alam dengan Tuhan.
-
Spinoza seorang panteis.
-
Bukunya yang paling penting adalah Etika Dibuktikan secara Geometris.
-
Etika menurut Spinoza adalah seni kehidupan dan kelakuan moral.
-
Spinoza adalah bagian dari tradisi rasionalistik. Dia adalah seorang Rasionalis.
-
Dia ingin etikanya dapat membuktikan bahwa kehidupan manusia itu tergantung pada hukum alam yang universal.
-
Etika Spinoza adalah manusia hendaknya tidak terbawa oleh perasaannya.
-
Spinoza menyangkal pendapat Descartes mengenai dua substansi – substansi pikiran dan perluasan – karena ia percaya bahwa hanya ada satu substansi.
-
Spinoza seorang monis, dia mereduksi alam dan kondisi segala sesuatu menjadi satu substansi.
-
Spinoza menyatakan bahwa seluruh benda material dan segala sesuatu yang terjadi di seputar kita merupakan ungkapan Tuhan atau alam. Hanya ada satu Tuhan, satu alam, atau satu substansi.
-
Spinoza percaya bahwa Tuhan – atau hukum alam – adalah penyebab batiniah dari segala sesuatu yang terjadi.
-
Spinoza menenkankan bahwa hanya ada satu zat yang sepenuhnya dan benar-benar merupakan ‘penyebab dirinya sendiri’ dan dapat bertindak dengan kebebasan penuh.
-
Spinoza melihat segala sesuatu ‘sub specie aeternitatis’ yang berarti melihat segala sesuatu dari perspektif keabadian.
Teori realitas – monisme, panteisme
Realitas adalah substansi yang tak terbatas atau Tuhan. Yang sayan maksud dengan Tuhan adalah sesuatu yang benar-benar tidak terbatas – substansi yang terdiri dari sifat-sifat tak terbatas. Dari sudut pandang manusia, terdapat dua sifat yang dapat diketahui: kesadaran (pikiran) dan eksistensi (materi). Pikiran dan jasad, pemikiran dan gerak, adalah paralel: penggantian kausal dari kejadian-kejadian fisik diparalelkan dengan pergantian logis ide-ide (paralelisme). Tuhan dan alam semesta adalah satu (panteisme). Tuhan merupakan sebab immanen – bukan pencipta. Semua kejadian yang ada adalah interdependen dan penting (determinisme). Semua tahapan-tahapan yang tanpa akhir dari jasad dengan segala bagian, bentuk, dan geraknya adalah bentuk eksistensi (materi), seperti halnya tahapan-tahapan tanpa akhir dari pikiran dengan segala ide dan kemauannya adalah bentuk kesadaran (pikiran). Monisme Spinoza berusaha merekonsiliasikan idealisme dengan materialisme.