Apa sejatinya makna Yoga ?

Yoga

Yoga berarti “penyatuan”, yang bermakna “penyatuan dengan alam” atau “penyatuan dengan Sang Pencipta”. Yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca indranya dan tubuhnya secara keseluruhan.

Apa sejatinya makna Yoga ?

Yoga sesungguhnya mempunyai arti yaitu penyatuan dengan Tuhan. Melaksanakan Yoga membawa menuju penyatuan dengan Tuhan bagaimanapun awalnya, akhir yang dicapai adalah sama.

Beberapa jalan spiritual utama (yoga) untuk mewujudkan “penyatuan” dengan Tuhan antara lain :

  • Karma Yoga adalah jalan pelayanan tanpa pamrih

  • Bhakti Yoga adalah jalan bhakti yang terbatas pada Tuhan dan mereka yang mencari penyatuan melalui cinta kasih

  • Raja Yoga adalah jalan pengekangan diri, dan mereka yang menginginkan penyatuan dengan Tuhan melalui hal-hal yang bersifat mistis,

  • Jnana Yoga adalah jalan kebijaksanaan, dan yang mencari penyatuan diri Tertinggi melalui filsafat.

Yoganya Patanjali merupakan Astanga-Yoga atau yoga dengan delapan anggota, yang mengandung disiplin pikiran dan tenaga fisik. Hatha Yoga membahas tentang cara-cara pengendalian badan atau disiplin fisik dan unsur pernafasan. Titik puncak dari Hatha Yoga adalah Raja Yoga (disiplin pikiran). Sadhana yang progresif dalam Hatha Yoga membawa pada ketrampilan Raja Yoga.

Hatha Yoga merupakan tangga untuk mendaki menuju tahapan puncak dari Raja Yoga . Bila gerakan pernafasan dihentikan dengan cara Kumbhaka , pikiran menjadi tak tertopang. Pemurnian badan dan pengendalian pernafasan merupakan tujuan langsung dari Hatha Yoga.

Sat-Karma atau enam kegiatan pemurnian badan antara lain adalah dhauti (pembersihan perut), basti (bentuk alami pembersihan usus), neti (pembersihan lubang hidung), trataka (penatapan tanpa berkedip terhadap suatu objek), nauli (pengadukan isi perut), dan kapalabhati (pelepasan lender melalui semacam Pranayama tertentu). Badan diberikan kesehatan, kemudaan, kekuatan dan kemantapan dengan melaksanakan asana, bandha, dan mudra.

yoga samadhi

Terdapat empat Asrama atau tahapan dalam kehidupan. Setiap tahapan memiliki tugas sendiri-sendiri dan empat Asrama menempatkan manusia pada kesempurnaan. Masing-masing tahapan dalam asrama, yaitu

  • Brahmacari : tahapan belajar

  • Grhastha : tahapan berumah tangga, dimana tahap ini menyinggung tentang Prawrtii Marga atau jalan kerja,

  • Wanaprastha : tahapan penghuni hutan atau pertapa (Sannyasa )

  • Bhiksuka : kehidupan penyangkalan, dimana tahap ini merupakan tahapan penarikan diri dari dunia luar. Tahap ini menyinggung pada Niwrtti Marga atau jalan penyangkalan.

Setelah melepaskan segala kewajiban sebagai seorang rumah tangga, ia harus menuju hutan atau tempat terpencil untuk melaksanakan meditasi dalam kesunyian pada masalah spiritual yang lebih tinggi. Tahap ini dilaksanakan dengan menekuni ajaran Yoga Marga. Pelaksanaan yoga marga diwujudkan dengan samadhi yaitu, penyatuan diri dengan Yang Maha Tinggi. Yoga marga adalah suatu usaha untuk menghubungkan diri dengan Yang Maha Tinggi beserta manifestasinya.

Upaya dalam mewujudkan pelaksanaan Niwrtti marga , penerapannya dapat dilaksanakan melalui Yoga marga dan samadhi . Yoga mengajarkan pengendalian diri untuk mengarahkan pikiran dapat bersatu dengan Yang Maha Tinggi. Orang yang sudah dapat melaksanakan ajaran yoga dengan sungguh-sungguh disebut yogin. Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi seorang yogin untuk mengendalikan pikirannya agar selalu jernih.

Astangga Yoga atau delapan tahapan ajaran yoga merupakan salah satu dasar untuk melaksanakan ajaran Niwrtti marga . Pelaksanaannya hendaknya dengan sungguh- sungguh dan penuh disiplin.

Dalam agama Buddha samadhi atau meditasi merupakan hal yang penting karena praktek ini merupakan latihan untuk masuk dalam kesadaran jiwa, untuk instropeksi diri, untuk meraih ketenangan batin, dan untuk berkomunikasi dengan sang pencipta. Mereka yang telah terlatih samadhi memiliki kekuatan supranatural. Karena pemakaian mantra, mudra, dan samadhi pada hakikatnya membangkitkan kekuatan gaib dari segala penjuru yakni, dari ucapan, gerak dan pikiran.

Referensi :

Sri Swami Sivananda, Intisari Ajaran Hindu , Surabaya: Paramita, 1993.