Apa sejatinya Iman itu ?

Iman

Iman adalah kepercayaan yang meresap ke dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak (ragu), serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.

Apa sejatinya Iman itu ?

Sejatinya Iman dalam diri manusia adalah takutnya manusia terhadap Allah swt. Semua manusia ketika ditanya apakah takut dengan Allah swt, jawabannya selalu iya, takut dengan Allah swt. Tetapi takutnya manusia terhadap Allah swt itu seperti apa ? Banyak yang hanya bisa bilang, iya saya takut dengan Allah swt, tetapi hanya sekedar bicara, tanpa masuk kedalam hati.

Iman akan menimbulkan rasa takut ketika melakukan kesalahan, tapi takut disini tidak sekedar takut. Ibaratnya seperti takutnya seorang pencuri yang ketahuan oleh polisi, atau takutnya seseorang ketika sendirian bertemu dengan perrampok. Seorang pencuri yang ketahuan polisi akan lari tunggang langgang, bahkan walaupun ada sungai yang besarpun dia akan melompatinya atau terjun kedalamnya karena ketakutannya sama polisi. Dia tidak berpikir panjang apakah berbahaya ketika masuk ke sungai. Ketakutan dia terhadap sungai jauh lebih kecil dibandingkan ketakutannya dia kepada polisi. Bahkan ketika ditangkap, badannya akan gemetaran dan wajahnya akan pucat.

Padahal itu baru ketakutan sama polisi atau rampok. Lalu bagaimana takutnya manusia dengan Allah swt ? Adakah orang yang takut dengan Allah swt sampai seperti itu ketika melakukan kesalahan ? Banyak yang takut dengan neraka, tetapi tidak takut untuk melakukan kesalahan atau perbuatan yang dapat membawa dia ke neraka.

Untuk melintasi neraka menuju surga, apakah sudah ada persiapan ? Seringnya kita memperjuangkan sesuatu yang kecil dengan mengorbankan yang besar. Ibaratnya mencalonkan anggota DPR, habis 5 Milyar, padahal gajinya hanya 7 juta sebulan. Apakah masuk akal dia berani kehilangan 5 Milyar demi mendapatkan 500 juta ?

Alangkah kecilnya dunia ini, jangan terlalu tertuju pada dunia. Banyak orang yang memperebutkan dunia, mencari dan memperebutkan harta sampai lupa bahwa nanti ketika mati semua hartanya tidak dibawa. Yang perlu diingat, dunia itu begitu kecil didalam kehidupan manusia, kalau dibandingkan dengan kehidupan setelah di dunia.

Sejelek-jeleknya manusia adalah yang sombong bahwa dirinya merasa sudah baik. Sejatinya manusia itu ibarat nabi Musa, kisah nabi Khidir dan nabi Musa, yang tidak tau apa-apa. Sama seperti yang disampaikan oleh cak Nun, sebaiknya kita selalu merasa menjadi orang yang buruk, agar selalu berusaha untuk menjadi baik.

Yang paling takut dengan Allah swt adalah Kanjeng Nabi Muhammad saw. Begitu juga para sahabat, walaupun tidak sebesar takutnya Kanjeng Nabi Muhammad saw kepada Allah swt. Orang yang takut kepada Allah swt menganggap dunia tidaklah terlalu berarti. Hidupnya disibukkan dengan persiapan untuk kehidupan yang kekal di Akhirat. Yang perlu diperhatikan adalah ditata niatnya.

Salah satu cara untuk meningkatkan Iman adalah dengan banyak berdzikir, la illah ha illalah. Apabila ada kesusahan ikut tahlilan. Kalau senang dan cinta dengan Kanjeng Nabi saw, perbanyak sholawatan.

Kepercayaan terhadap Allah swt dinamakan keimanan. Kepercayaan terhadap Setan dinamakan kemusyrikan