Apa Sajakah Yang Kesulitan dan Perubahan Yang Kalian Alami Selama Masa Pandemi Berlangsung Hingga Saat Ini?

Bulan Oktober sebentar lagi akan berakhir, dan November akan segera datang. Covid-19 masih merajelela di dunia dengan menelurkan berbagai macam varian yang lebih cepat menular dan mematikan kendati sebagian besar penduduk dunia sudah di vaksinasi. Jika di tarik mundur, Covid-19 sudah hampir berusia dua tahun semenjak kemunculan pertamanya di Wuhan, China sebelum kemudian menyebar ke hampir seluruh belahan dunia termasuk negara kita, Indonesia yang membuat banyak sekali aspek kehidupan berubah total. Pandemi telah membatasi mobilitas kita secara drastis, membuat banyak kegiatan yang dulunya tatap muka berubah menjadi online, dan seterusnya membuat kita tidak lagi sebebas dulu ketika pandemi belum menyerang kita.

Kita tidak bisa leluasa lagi berkumpul karena takut akan penyebaran Covid-19 dan juga roda perekonomian juga mengalami kelesuan yang luar biasa ditandai dengan meningkatnya PHK dan kemiskinan di berbagai pelosok yang ditambah dengan makin meningkatnya permasalahan sosial seperti kasus kriminalitas. Semakin kesini, kita sudah semakin terbiasa dengan situasi yang ada, tetapi kita semua tentunya ingin segera kembali ke kehidupan lama kita yang normal dan bebas dari segala batasan yang ada. Tetapi, kita tidak tahu kapan Covid-19 akan benar - benar berakhir di Indonesia dan di dunia. Banyak ilmuwan dan pakar yang mengatakan jika Covid pada akhirnya tidak akan hilang dan manusia akan hidup berdampingan dengannya untuk seterusnya. Pada akhirnya Covid akan semakin dianggap menjadi flu biasa dengan vaksin - vaksin yang sudah ada saat ini. Tetapi pertanyaannya adalah kapan kita akan sampai di tahap itu ? No one knows.

Nah, untuk diskusi kali ini, coba youdics sekalian refleksikan, sebutkan, dan jelaskan apa yang menjadi kesulitan, struggle, dan perubahan yang kalian alami selama pandemi berlangsung hingga saat ini sesuai pertanyaan yang sudah saya cantumkan sesuai dengan pengalaman, pandangan, dan opini kalian.

Refleksikan juga apa yang kalian rindukan ketika pandemi berlangsung dan apa yang hilang dari kalian selama masa itu hingga saat ini.

pertanyaan yang menarik, kalau saya sendiri yang paling sulit adalah memisahkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mengingat semua hal kan dilakukan dari rumah. Meskipun telah berusaha untuk membagi waktu, saya harus menyelesaikan pekerjaan dari jam 09.00-17.00 saja misalnya, tetapi karena berada di rumah pasti akan ada saja pengalihan entah dari orang tua maupun saudara-saudara yang lain.

Mungkin dampak negatif yang saya rasakan hanya hal itu ya, tetapi itu cukup mengganggu seluruh jadwal saya. membagi waktu untuk me time pun cukup sulit karena terbatasnya waktu saya untuk keluar rumah dan masih takut untuk berpergian terlalu lama terutama saat belum vaksin kemarin.

Meskipun begitu, saya senang dengan era daring ini karena saya sebenarnya cukup senang berada di rumah. Selain itu saya bisa melakukan berbagai kegiatan baru yang sudah lama ingin saya lakukan seperti membeli tanaman hias dan belajar bercocok tanam, melukis, hingga mengeksekusi resep masak yang sudah lama saya arsipkan di akun instagram.

Kalau bahas mengenai permasalahan karena adanya pandemi yang saya alami sangatlah banyak. Mulai dari tidak adanya pemasukan, tidak bisa bersosialisasi secara langsung, hanya bisa menetap di rumah dengan kondisi serba apa adanya, kuliah jadi online, tidur jadi tidak teratur, acara ke luar negeri tertunda. Dari semua itu yang paling terasa ialah tidak ada pemasukan sehingga saya merasa tidak bisa apa-apa dan hanya bergantung dengan tabungan yang ada. Menurut saya pandemi kemarin benar-benar mandi pukulan buat saya dan keluarga, namun alhamdulillah nya masih ada sisi positifnya seperti saya bisa kuliah full sambil magang, bisa membantu mengajar sekolah adik saya, punya pengalaman kuliah online, dan memiliki banyak waktu dengan keluarga.

Kalau ditanyakan hal yang dirindukan tentunya banyak sekali seperti berjalan-jalan, job menari yang banyak, bertemu dengan teman kuliah, bermain dengan bebas tanpa khawatir, dan bisa berpergian keluar negeri. Maka dari itu saya sangat berharap hal-hal itu bisa kembali seperti semula begitu juga dengan keuangan saya dan keluarga.

Perubahan mindset dan kegiatan. Selama pandemi ini saya lebih fokus berbisnis. Orientasi hidup saya langsung berubah. Pandangan saya tentang masa depan dan hal apa yang harus saya dahulukan juga menjadi berubah. Sebelum pandemi orientasi saya adalah pendidikan, tetapi saat ini semakin mendekati kelulusan, pandangan saya terhadap masa depan semakin menemukan titik terang.

Kuliah secara tatap muka dengan teman-teman. Bisa dibilang masa kuliah saya seperti berlalu begitu saja, saya hanya kuliah sampai semester 3 pertengahan dan setelahnya pandemi menyerang. Kerinduan untuk bisa bertemu dengan teman-teman juga merupakan hal yang ingin bisa saya rasakan kembali. Selain itu, saya juga merindukan saat-saat dimana bisa menghirup udara bebas tanpa memakai masker. Itu adalah beberapa hal yang saya rindukan, tetapi meskipun mungkin hal-hal tersebut tidak bisa diulang saya tetap bersyukur Indonesia bisa sedikit membaik dan semoga akan pulih secara normal seperti sedia kala. Tetap sehat dan jangan lupa pakai masker ya teman-teman semua

Kesulitan yang saya hadapi adalah mengatur pola tidur. Sebelum pandemi dan masih berkuliah secara tatap muka, jam tidur masih dibilang cukup normal, namun jam tidur semakin berantakan setelah pandemi karena banyaknya tugas kuliah. Karena baru bisa tidur saat menjelang subuh, terkadang efek yang paling dirasakan adalah kepala yang pusing serta merasakan sakit pada tulang-tulang bagian kaki.

Di sisi lain, perubahan terbesar yang paling dirasakan yaitu harus tetap mematahu protokol kesehatan meskipun saat nongkrong sekalipun. Bukan bermaksud tidak mematuhi, namun ada kerinduan untuk bisa bercengkrama dan beraktivitas seperti dahulu tanpa harus memperdulikan protokol kesehatan.

Kesulitan selama saya mengerjakan skripsi karena tidak bisa bimbingan dan bertemu dosen secara langsung, jadi sering kali jadwalnya molor. Selain itu, saya juga sering kehilangan motivasi dan stress sendiri karena sama sekali tidak bertemu teman-teman, dan hanya mengerjakan skripsi di rumah.

Kesulitan yang paling meresahkan menurut saya adalah segala apapun dilakukan secara online, baik itu sistem pendidikan maupun dalam berbagai sektor. Sebab untuk mahasiswa akhir sendiri, yang notabenenya kita tahu bahwa lebih difokuskan pada tugas akhir sebagai pertanggungjawaban atas gelar yang ingin diraih nantinya. Dimulai dari penelitian atau riset terkait tugas akhir saja banyak perusahaan ynag membatasi orang luar masuk bahkan melakukan wawancara secara langsung. Semuanya serba online, dan kita tidak bisa dipungkiri setiap daerah terkadang memiliki kesulitan tersendiri yaitu pada akses jaringan sendiri yang menyulitkan dimasa Pandemi sekarang ini juga.

Kesulitan kecil yang saya alami selama masa pandemi adalah masalah kerja kelompok untuk tugas-tugas kampus.

Saya berkuliah di jurusan desain dan banyak sekali kerja kelompok dalam kuliah desain, dimana seringkali memerlukan proses desain yang dilakukan lebih dari satu orang sebagai satu kelompok.

Proses ini sudah cukup sulit untuk dilakukan karena (pengalaman prbadi saya) seniman itu orangnya cenderung malas, sehingga mengajak untuk kerja kelompok sulit. Karena sekarang sedang pandemi Covid, dimana semua orang mengisolasi diri dan kampus ditutup, sulit untuk menagih pekerjaan teman saya atau meneror teman saya untuk bekerja secepatnya dengan menggedor kamar kosnya atau mencegatnya di lorong kampus.

Kesulitan yang saya alami di massa pandemi adalah ketika ada kerja kelompok, di karenakan semua masih daring dan berada di rumah masing masing sehingga susah untuk bertemu apalagi jika tempat tinggalnya pada jauh jauh. Ketika ada tugas kelompok untuk berdiskusi terasa sedikit susah, dikarenakan mengatur waktu antar anggota kelompok berbeda-beda, jika satu bisa yang lain tidak bisa. Sehingga susah untuk mencari momentum yang tepat. Jika mengandalkan diskusi by text juga akan terjadi miss komunikasi, biasanya saya juga berdiskusi lewat video meeting. Namun kendalanya yaitu mencari waktu yang sama-sama bisa itu susah, dan juga tetap berbeda rasanya ketika bertemu langsung dan lewat daring. Jika bertemu langsung kita bisa langsung eksekusi bersama, berdiskusi juga lebih enak, waktu kuliah on site sebelum pandemi selesai kuliah bisa langsung di kerjakaan bareng-bareng namun ketika online harus mencari waktu dulu untuk berdiskusi.

Hal itu yang paling saya rasakan untuk saat ini, mungkin teman-teman bisa sharing pendapat kalian mengenai yang saya alami, mungkin teman teman juga pernah mengalami hal yang sama dan menemukan cara supaya ketika ada kerja kelompok bisa lebih efektif di masa pandemi ini.

kalau saya pribadi sulit untuk mengatur wkatu dengna tugas rumah dengan tugas yang harusnya saya lakukan ketika tidak online, misalnya kuliah.
kalau offline pagi-pagi kan langsung ke kampus, kalau online gini di rumah pagi-pagi disuruh bersih-bersih dan lain sebagainya.