Apa sajakah dasar dan prinsip pra produksi film?

Film dibuat melalui berbagai tahapan, termasuk ada tahapan pra produksi.

Fase pra-produksi merupakan proses non linear, yang tidak memiliki aturan baku mengenai apa saja yang perlu untuk dibuat. Tiga hal utama dalam proses pra-produksi adalah penentuan jadwal pengambilan gambar, menentukan pendanaan dan besar dana, serta membuat script dari film yang akan dibuat. Bagi kru dan pemain film, script membantu untuk memvisualisasikan tampilan dan kualitas dari project yang sedang dikerjakan.

Proses pra-poduksi melibatkan perencanaan atas narasi, alur, teknik pengambilan gambar, pemikiran lokasi, budgeting, hingga pemilihan aktor. Ketika anda telah mendapatkan inspirasi judul atau tema, sebelum anda menentukan alur keseluruhan, anda dan tim harus menyediakan waktu untuk tahapan pertama dalam proses pra produksi yang disebut dengan penentuan elemen-elemen sinematik.

Keseluruhan elemen bisa tetapi tidak didokumentasikan secara tertulis, misalnya, ketika menentukan karakter dalam film, kita bisa berjalan-jalan dan mengambil gambar dari orang-orang yang menarik, dan berusaha menduga bagaimana mereka menjalani hidup dengan segala permasalahan yang mungkin terjadi padanya. Meski demikian, untuk memudahkan proses komunikasi atas penentuan elemen-elemen di atas, maka sineas dapat membuat Film Treatment. Film treatment memudahkan kita untuk mengorganisasikan pemikiran, dialog-dialog yang mungkin muncul, dan sebagainya. Treatment ini bukan saja berisi urutan kejadian, tetapi juga goal/tujuan yang jelas untuk memberikan arah, serta alasan mengapa sebuah cerita perlu untuk didengar atau diperhatikan oleh audience.

Film yang baik memiliki three-act structure yang jelas, dalam artian, memiliki awalan atau perkenalan atas karakter-karakter yang ada, lalu bagian eskalasi masalah dan konflik-konflik yang terlihat di gesekan-gesekan kepentingan antar karakter, klimaks, yaitu pecahnya masalah yang ada sehingga seolah-olah tidak terpecahkan, dan kemudian anti-klimaks berupa penyelesaian masalah atau akhir dari sebuah cerita. Bagian awal dalam film biasanya berdurasi 30% dari keseluruhan alur, sementara bagian tengah 50%, dan akhir 20%, misalnya jika sebuah film berdurasi 100 menit, maka bagian awal berdurasi 20-30menit, bagian tengah 40-50menit, dan akhir berdurasi 20 menit.