Boron
Tanaman tidak membutuhkan boron dalam jumlah besar, tetapi boron da- pat mengatur penyerapan makanan dan membantu tanaman untuk mem- buat jaringan baru. Boron telah dikenal sejak 1923 sebagai nutrisi mikro yang penting untuk tanaman tingkat tinggi (Warington, 1923 dalam Blevins & Lukaszewski, 1994).
Boron memiliki beberapa kegunaan, antara lain:
- Membantu penggunaan nutrisi dan mengatur nutrisi yang lainnya.
- Menolong produksi gula dan karbohidrat.
- Esensial untuk perkembangan tunas dan buah
Boron mengatur metabolisme karbohidrat di dalam tanaman. Seperti halnya kalsium, boron tidak mobil di dalam tanaman, sehingga pemberian secara menerus dibutuhkan pada pertumbuhan tanaman. Boron diambil oleh tanaman dalam bentuk anion borat. Boron juga dikenal sebagai pembantu dalam penurunan jaringan dahan tertentu, yang dikenal sebagai jaringan “meristem” (Trotter, 2001).
Sumberdaya boron
Boron tersebar secara alamiah sekitar 0,1 ppm pada air permukaan, 3 ppm dalam kerak bumi, dan 4,6 ppm dalam air laut (Harben & Kužvart, 1996). Tanaman biasanya menyerap boron dari material organik dan borak. Borak merupakan bagian dari mineral kelompok borat.
Telah dikenal lebih dari 100 mineral borat, namun hanya empat mineral yang paling umum dijumpai, yaitu:
- Kernit (Na2B4O6(OH)2 · 3H2O)
- Borak (Na2B4O5(OH)4 · 8H2O)
- Uleksit (NaCaB5O6(OH)6 · 5H2O)
- Kolemanit (CaB3O4(OH)3 · H2O)
Kernit pertama kali ditemukan di daerah Kern County, Kalifornia. Mineral ini secara fisik tidak berwarna, transparan sampai putih, dengan kilap kaca sampai mutiara. Mineral ini mempunyai struktur kristal monoklin, kekerasan 21/2 – 3 dan berat jenis 1,9. Ciri khas mineral ini adalah fragmen panjang, belahan splinteri, berat jenis rendah dan larut dengan lambat pada air dingin. Mineral ini sering dijumpai berasosiasi dengan borak, uleksit dan kolemanit pada lapisan lempung yang berumur Tersier.
Istilah borak diambil dari istilah burah (Persia) dan buraq (Arab). Borak mempunyai struktur kristal monoklin (Gambar 6.1) dan biasanya dalam ben- tuk prismatik. Mineral ini secara fisik tidak berwarna atau putih, kilap kaca, dengan kekerasan 2 – 21/2 dan berat jenis 1,7.
Nama uleksit diambil dari seorang ahli kimia Jerman, George Ludwig Ulex (1811-1893). Uleksit mempunyai sistem kristal triklinik, dan umumnya di- jumpai dalam bentuk membundar yang tersusun oleh serat-serat halus. Secara fisik, mineral ini berwarna putih dengan kilap lemak. Mineral ini mempunyai kekerasan 21/2 dan berat jenis 1,96.
Kolemanit pertama kali ditemukan oleh seorang pengembang borak di San Francisco, William Tell Coleman (1824-1893). Mineral ini mempunyai struktur kristal monoklin, dan umumnya berbentuk kristal prismatik pendek. Secara fisik mineral ini berwarna putih sampai tidak berwarna, kilap kaca, kekerasan 4 – 41/2 dan berat jenis 2,42.
Tembaga
Tembaga adalah unsur yang memberi rasa manis pada beberapa jenis buah. Ini diambil oleh tanaman dalam bentuk kation dan memegang peranan penting di dalam pembentukan vitamin A pada tanaman (Trotter, 2001). Tembaga memberikan kontribusi pada proses alamiah termasuk metabolisme dan reproduksi tanaman. Tembaga juga merupakan aktivator penting pada beberapa enzim pertumbuhan tanaman.
Beberapa kegunaan tembaga bagi tanaman adalah:
- Nutrisi penting bagi pertumbuhan reproduktif
- Penolong dalam metabolisme akar
- Membantu dalam pemanfaatan protein
Suplementasi tembaga sangat jarang dibutuhkan, karena secara alamiah suplai tembaga pada tanah sudah mencukupi. Namun demikian, kadang ada jenis tanah yang kekurangan tembaga, seperti tanah yang kaya organik dan tanah pasiran. Penambahan tembaga sulfat harus dilakukan dengan hati-hati, karena senyawa ini meskipun dalam jumlah sedikit beracun.
Hanya dikenal beberapa macam mineral yang mengandung tembaga sulfat dan tembaga oksida, yaitu antlerit (Cu3SO4(OH)4), brokantit (Cu4SO4(OH)6), kalcantit (CuSO4 · 5H2O), dan kuprit (CuO). Mineral antlerit mempunyai sistem kristal ortorombik dan biasanya berbentuk tabular. Secara fisik mineral ini berwarna hijau kehitaman, dengan kekerasan 31/2 – 4 dan berat jenis 3,9.
Besi
Besi digunakan untuk menyehatkan tanaman dan pertumbuhan hijau tua. Seperti halnya magnesium, besi merupakan mineral utama untuk fotosintesis. Tanaman harus mendapatkan besi untuk membuat klorofil. Besi sangat melimpah di dalam tanah atau batuan, sehingga suplementasi nutrisi ini tidak diperlukan untuk tanaman.
Besi dapat bersumber dari beberapa mineral, seperti goethit ( α -FeOOH), limonit (FeOOH · n H2O), hematit ( α -Fe2O3), magnetit (FeO · Fe2O3), dan sider- it (FeCO3). Goethit mempunyai sistem kristal ortorombik dan umumnya pris- matik panjang. Mineral ini biasanya dijumpai berwarna coklat kehitaman atau coklat kekuningan/kemerahan, kilap logam dengan kekerasan 5 – 51/2 dan berat jenis 3,3 – 4,3. Hidrolisis mineral ini menghasilkan mineral limonit, yang biasanya sebagai penyusun utama dari lapisan tanah merah.