Apa Saja yang termasuk kedalam Aspek-Aspek Kecemasan?

Kecemasan yang dialami oleh seseorang dapat di golongkan kedalam beberapa aspek. Apa saja aspek-aspek kecemasan tersebut?

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) manifestasi cemas dapat meliputi beberapa aspek seperti:

  1. Aspek fisiologi, meliputi sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan, sistem neuromuscular, sistem perkemihan, sistem gastrotestinal dan sistem integument.

  2. Aspek kognitif, meliputi gangguan perhatian, konsentrasi hilang, pelupa, salah tafsir, bloking pada pikiran, lahan persepsi menurun, kreativitas menurun, kesadaran diri yang berlebihan, khawatir yang berlebihan, dan takut.

  3. Aspek perilaku, meliputi gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, menarik diri dan menghindar.

  4. Aspek afektif, meliputi tidak sadar, tegang, takut yang berlebihan, gugup yang luar biasa dan sangat gelisah.

Menurut Kendall dan Hammen (1998) terdapat empat aspek kecemasan yang meliputi:

  1. Aspek fisiologis, ketika pikiran individu dikuasai oleh kecemasan maka system saraf otonom akan berfungsi dan akan muncul gejala-gejala fisik seperti jantung berdebar, tekanan darah meningkat, nafas cepat, dan terjadi gangguan pencernaan.

  2. Aspek kognitif, merupakan kekhawatiran individu terhadap konsekuensi negatif yang mungkin akan dialaminya. Jika kekhawatiran meningkat, maka akan mengganggu kemampuan individu untuk berpikir jernih dan memecahakan masalah.

  3. Aspek afeksi, berupa munculnya kondisi perasaan yang tidak menyenangkan seperti gugup, gelisah, dan tegang.

  4. Aspek perilaku, merupakan komponen kecemasan yang berkaitan dengan reaksi individu ketika mengalami kecemasan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan memiliki empat aspek yang meliputi aspek fisiologis yang terlihat melalui munculnya beberapa reaksi tubuh, aspek emosional afektif yang berupa perasaan tidak menyenangkan, aspek kognitif yang ditandai dengan berkurangnya kemampuan mengatasi masalah dan aspek perilaku yang tampak dalam aktivitas sehari-hari.

Lazarus (1991), mendefinisikan kecemasan ( anxiety ) sebagai “… an unique emotion, because its hallmark, ambiguity (of the available information) or uncertainty (the resulting psychological state), which I believe stems mainly from its existential underpinnings, all but immobilizes us with respect to coping” (Lazarus, 1991).

Berdasarkan definisi tersebut, kecemasan merupakan merupakan emosi yang unik karena ditandai dengan perasaan ambiguitas (dari informasi yang tersedia) dan ketidaktentuan (kondisi psikologis yang dihasilkan). Kecemasan muncul karena individu memiliki dasar eksistensial. Adanya kecemasan dapat menghalangi individu dalam mengatasi hal-hal yang berhubungan dengan kecemasannya.

Lazarus (1991) mengatakan bahwa kecemasan muncul ketika makna eksistensial seseorang terganggu atau terancam sebagai akibat dari defisit psikologis, obat-obatan, konflik intrapsikis, dan kesulitan dalam menginterpretasi suatu peristiwa. Ancaman yang ada dalam kecemasan merupakan suatu bentuk simbolis, bukan merupkana ancaman yang nyata.

Aspek-Aspek Kecemasan


Menurut Spielberg (1971, dalam Cox 2007), sebagai emosi, kecemasan memiliki komponen trait yang disebut sebagai trait anxiety dan komponen state yang disebut sebagai state anxiety .

  • Trait anxiety
    Merupakan disposisi laten yang dimiliki seseorang untuk menunjukkan reaksi cemas atau tidak. Individu yang memiliki trait anxiety secara umum akan merasa cemas di berbagai situasi (Davies, 1989).
  • State anxiety
    Merupakan perasaan subjektif dari kecemasan yang dialami individu pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai ancaman, meskipun bahaya sebenarnya tidak ada. State anxiety cenderung berubah dari waktu ke waktu, dan sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang terjadi saat ini (Satiadarma, 2000).

Baik trait anxiety maupun state anxiety terdiri dari dua aspek (Martens, Vealey, & Burton, 1990). Aspek tersebut adalah :

  1. Aspek pertama merupakan aspek mental yang disebut kecemasan kognitif. Kecemasan kognitif terdiri dari penilaian negatif terhadap faktor situasional dan diri sendiri (Smith et. al, 1998, dalam Lavallee, Kremer, Moran, & Williams, 2004). Kecemasan kognitif juga ditandai oleh kehawatiran yang hebat mengenai situasi di masa depan.

  2. Aspek kedua dari kecemasan yaitu kecemasan somatik yang merupakan aspek fisik dari kecemasan. Aspek ini dapat didefinisikan sebagai tanggapan seseorang secara fisiologi-afektif terhadap pengalaman kecemasan yang menunjukkan gugahan dan perasaan tidak menyenangkan seperti kegelisahan dan ketegangan.

  3. Aspek ketiga dari kecemasan, yaitu tingkah laku seperti ekspresi wajah yang tegang, agitasi, dan kegelisahan. Gould et. al menambahkan (2002, dalam Lavallee, Kremer, Moran, & Williams, 2004).